NovelToon NovelToon
Mengandung Benih Mantan Kakak Ipar

Mengandung Benih Mantan Kakak Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:Pihak Ketiga / One Night Stand / Cinta Seiring Waktu / Mantan / Konflik etika
Popularitas:14.8k
Nilai: 5
Nama Author: swetti

Setelah di selingkuhi oleh sang suami, Jeselyn Angelina harus menerima nasib pahit dimana ia di perkosa oleh mantan kakak iparnya yang sudah memiliki istri, membuatnya hamil di luar nikah.
Setelah mereka menikah, banyak rahasia rahasia besar yang terungkap satu per satu termasuk identitas Jesi yang sebenarnya.
Apa saja rahasia besar itu? Apakah pernikahan keduanya akan langgeng sampai akhir hayat dimana Jesi hanya bisa jadi istri kedua? Ikuti dan dukung kisahnya di sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ANDRA MERINDUKAN JESI

Di ruang kerja Andra, Andra duduk di kursi kebesarannya. Ia nampak gelisah galau merana layaknya seorang remaja yang sedang jatuh cinta karena tidak bertemu dengan Jesi. Rasanya, bayangan sosok Jesi terus berputar di kepala Andra membuatnya tidak bisa fokus bekerja. Ia sendiri juga bingung dengan perasaannya karena ia tidak bisa menilai perasaan yang ia rasakan untuk istri keduanya saat ini. Ia menyangkal jika ini cinta, namun rasanya tidak bertemu satu hari saja sudah seperti satu tahun lamanya.

" Bos, anda kenapa? Sepertinya anda gelisah? Apa anda bingung memikirkan cara untuk membuat nyonya Erika mengakui semuanya? bukan kah tadi anda sudah mempunyai rencana?" Tanya Arvan yang sedari tadi melihat bosnya gelisah.

" Bukan itu masalahnya." Sahut Andra.

" Lalu?" Tanya Arvan lagi.

" Entah mengapa aku selalu ingin menghubungi Jesi." Sahut Andra jujur membuat Arvan tersenyum.

" Kalau begitu, kenapa tidak anda telepon saja nona Jesi? Katakan padanya kalau anda akan datang nanti malam." Ujar Arvan.

Andra menatap jam digital yang ada di atas meja, jam sebelas siang.

" Jam segini biasanya Jesi sedang istirahat. Aku tidak mau mengganggu istirahatnya karena untuk mendapatkan waktu istirahat sangat lah susah baginya." Ujar Andra. " Apa kau tahu?" Arvan menggelengkan kepalanya. " Jesi sangat tersiksa dengan kehamilannya. Dia selalu muntah di pagi hari. Tapi anehnya waktu aku mengelus perutnya, mual itu langsung hilang begitu saja. Apa kau tahu kenapa?" Tanya Andra menatap Arvan.

" Itu karena calon anak anda ingin selalu dekat dengan papanya. Apa anda tidak punya rencana untuk membawa nona Jesi tinggal di sini supaya kalian bisa dekat. Jadi kalau anda ingin menemui nona Jesi tidak perlu jauh jauh pergi ke pulau Jawa. Saya siap mencarikan rumah baru untuk kalian berdua, tuan." Ujar Arvan.

" Untuk saat ini belum, tapi sesuai rencana kita, aku akan membawa Jesi dan pak Vandi ke sini setelah kondisi Jesi membaik. Tentunya untuk menjalankan rencana kita." Sahut Andra.

" Baiklah tuan, jika memang itu yang terbaik untuk nona Jesi." Sahut Arvan.

Andra kembali gelisah, ia menatap ponselnya yang nampak sepi. Raya, sang istri yang ia cintai sama sekali tidak memberi kabar padanya. Mungkin Raya sudah lupa kalau dia punya suami di sini, atau mungkin dia sedang bersenang senang dengan cinta pertamanya.

" Coba telepon saja tuan, siapa tahu nona Jesi masih terjaga. Waktu istirahat ibu hamil kan tidak bisa di prediksi. Kadang siang, kadang sore bahkan ada juga yang suka tidur di pagi hari." Ucap Arvan memberi saran.

" Kamu seperti sudah pengalaman saja." Kekeh Andra.

" Yang aku tahu dari ibuku sih seperti itu tuan." Sahut Arvan. " Coba saja kalau anda tidak percaya." Imbuh Arvan.

" Iya kamu benar, aku akan coba meneleponnya." Akhirnya Andra menelepon kontak Jesi.

Tut... Tut..

Panggilan berdering, tinggal menunggu Jesi mengangkatnya. Namun sampai deringan terakhir, Jesi tidak mengangkat panggilannya.

" Tidak di angkat." Ucap Andra menatap Arvan.

" Coba sekali lagi tuan." Ujar Arvan. Ia tahu kalau bosnya sedang jatuh cinta kepada istri keduanya. Meskipun Arvan belum pernah bertemu dengan Jesi, namun ia yakin kalau sosok Jesi wanita yang baik hati. Ya, Arvan dan Jesi tidak pernah bertemu karena kalau Andra pulang kampung, Arvan tidak pernah ikut.

Andra menuruti ucapan Arvan, ia menelepon Jesi sekali lagi dan panggilan langsung di angkat oleh Jesi.

" Halo mas."

Nyesss...

Entah mengapa hanya mendengar suara Jesi saja sudah bisa membuat hati Andra terasa damai.

" Mas, mas kenapa diam saja? Apa mas baik baik saja?" Tanya Jesi di sebrang sana dengan nada sedikit khawatir. Bagaimana pun Andra suaminya, sudah sewajarnya kalau Jesi menghawatirkan keadaannya.

" Mas tidak apa apa dek, jangan khawatir!" Sahut Andra. " Seharusnya mas yang mengkhawatirkan kamu. Apa kamu baik baik saja? Calon anak kita tidak rewel kan?" Tanya Andra.

" Masih sama seperti biasanya mas. Tapi aku baik baik saja kok. Aku sudah mulai terbiasa dengan kondisi ini." Sahut Jesi. " Mas sudah makan?" Tanya Jesi membuat hati Andra tersentuh. Selama ini, Raya tidak pernah menanyakan hal seperti ini.

" Belum, baru jam sebelas. Nunggu jam istirahat siang sebentar lagi." Sahut Andra.

" Kerja boleh mas tapi jangan sampai telat makan, nanti mas bisa sakit." Lagi lagi perhatian Jesi membuat Andra semakin merasa di perhatikan.

" Iya, kamu juga harus makan. Jangan sampai telat! Entar kalau sakit nggak ada yang ngurusin." Ujar Andra.

" Tenang aja mas, aku nggak sendirian kok. Ada ibu sama ayah di sini." Sahut Jesi, entah mengapa jawaban Jesi menohok hati Andra. Ia merasa tidak berguna sebagai suami karena tidak bisa menjaga istrinya.

" Mas minta maaf ya dek, karena mas belum bisa jadi suami yang baik. Mas tidak bisa selalu ada di sampingmu, bahkan mas tidak bisa menjagamu. Mas memang suami yang payah." Ujar Andra merasa bersalah.

" Tidak apa apa mas, mas tidak perlu merasa bersalah seperti itu. Aku paham dengan kondisi kita bertiga mas." Sahut Jesi.

" Nanti malam mas datang ke rumah ya, sekalian mau ngobrol sama ayah." Ujar Andra.

" Iya mas." Sahut Jesi.

" Nggak ada kelanjutannya kah?"

" Maksud mas?" Jesi balik bertanya.

" Mas kira ada kelanjutannya. Misal gini, iya mas aku tunggu." Ucap Andra tersenyum sendiri.

" I.. Iya mas aku tunggu." Ucap Jesi gugup. Rasanya Andra ingin bersorak ria mendengar kalimat itu dari bibir Jesi.

" Mas jadi nggak sabar nunggu waktu, mas pengin ketemu kamu dek." Ujar Andra. Jesi tidak menjawab, ia merasa sungkan. Sebelumnya mereka tidak sedekat ini.

" Ya sudah kamu istirahat ya, tunggu mas nanti malam." Ujar Andra yang tahu dengan situasi hati Jesi saat ini.

" Iya mas, aku tutup teleponnya." Sahut Jesi memutus sambungan teleponnya.

Andra menatap Arvan yang sedari tadi cengar cengir mendengarkan obrolan Andra dan Jesi.

" Ngapain kamu cengar cengir gitu?" Tanya Andra sok cool.

" Luar biasa tuan. Baru kali ini saya melihat anda teleponan sambil senyam senyum sendiri, dan nada bicara anda terdengar begitu lembut." Sahut Arvan. " Dan kali ini merupakan panggilan telepon anda yang paling lama di sepanjang sejarah. Biasanya anda akan menjawab nyonya Raya seperlunya saja. Saya rasa anda sudah jatuh cinta terhadap nona Jesi, tuan." Ucap Arvan.

" Aku jadi bingung Van." Ucap Andra.

" Bingung kenapa tuan?" Tanya Arvan memastikan.

" Bagaimana reaksi Jesi dan ayah Vandi saat mereka tahu kalau ternyata Raya anak papa Rayyan? Menurut kesaksian ayah Candi, papa Rayyan satu satunya tersangka yang terlibat dalam pembunuhan orang tua Jesi. Apa mereka masih mau menerimaku sebagai menantu? Atau justru mereka akan menjauhiku? Aku tidak bisa membayangkan hal itu terjadi Vran." Ujar Andra mengeluarkan kekhawatirannya.

" Saya juga tidak tahu tuan bagaimana reaksi mereka karena sifat orang berbeda beda tuan. Lalu anda mau bagaimana? Sesuai rencana awal atau anda mau mengubah rencana?" Tanya Arvan.

" Aku tidak mau mereka membenciku Vran. Aku tidak mau kehilangan Jesi dan calon anakku. Kita jalankan sesuai rencana awal saja. Karena mencari bukti dari mama Erika tidak akan semudah yang kita bayangkan. Setelah kita mendapatkan bukti itu, dan berhasil mengembalikan apa yang menjadi milik Jesi, baru kita bawa Jesi ke hadapan publik supaya mereka tahu siapa ahli waris keluarga Wijaya yang sesungguhnya." Ujar Andra.

" Baiklah tuan jika itu yang terbaik menurut anda." Sahut Arvan.

**

Malam ini, Andra telah sampai di rumah Jesi. Ia di sambut dengan baik oleh Jesi dan kedua orang tuanya. Mereka duduk di sofa ruang tamu.

" Bagaimana penyelidikanmu nak Andra? Apa kamu sudah mengantongi informasi tentang tempat tinggal mereka mungkin?" Tanya pak Vandi.

" Belum mendapatkan hasil yah. Kalau aku sudah menemukan mereka, aku pasti akan langsung kabari ayah." Sahut Andra berdusta.

" Aku kira tidak sulit untuk menemukan mereka. Tapi rupanya terhadang kendala juga. Ayah sudah tidak sabar ingin menghukum mereka. Mereka sudah terlalu lama bersenang senang di atas penderitaan Jesi selama ini." Ujar pak Vandi.

" Kami pasti akan membantu se maximal mungkin yah. Jakarta merupakan kota besar, apalagi tidak ada tetangga yang tahu dimana mereka saat ini. Kemarin asistenku sudah mencari ke rumah lama dan mencari tahu tentang kepindahan mereka dari para tetangga, namun mereka tidak ada yang tahu. Rencananya besok kami mau mencari informasi di perusahaan mereka. Semoga mereka mau memberikan informasi itu yah." Ujar Andra.

" Baiklah tidak apa, tidak usah terburu buru. Kita masih punya waktu dua tahun lagi." Sahut pak Vandi.

" Maafkan aku yah kalau aku berbohong pada kalian. Aku belum siap kalian mengetahui kalau aku menjadi menantu keluarga itu. Aku takut mendapat kebencian dari kalian. Aku akan menyelesaikan masalah ini dengan caraku sendiri. Meskipun pada akhirnya nanti kalian tahu yang sebenarnya tentang Raya, tapi setidaknya saat itu aku sudah tidak terlibat hubungan dengan mereka." Ujar Andra dalam hati.

" Ya sudah, ini sudah terlalu malam." Ujar bu Laras. " Jesi, ajak suamimu ke kamarmu nak! Biarkan suamimu istirahat."

Jesi cukup terkejut dengan ucapan ibunya, " Maksud ibu, mas Andra tidur di kamarku begitu?" Tanya Jesi dengan polosnya.

" Ya tentu dong sayang, memangnya nak Andra mau tidur dimana? Apa kamu lupa kalau kita tidak punya kamar tamu? Lagian dia suamimu nak, wajar kan kalau suami istri tingal dalam satu kamar." Sahut bu Laras.

Jesi menatap Andra begitu pun sebaliknya, jantung Jesi berdetak sangat kencang, ia sampai menelan kasar salivanya.

" Ya Tuhan, kenapa aku deg deg an seperti ini ya." Batin Jesi.

" Ya sudah sana, antar suamimu ke kamar. Ayah sama ibu juga mau istirahat." Ucap pak Vandi. " Ayo bu kita istirahat!" Pak Vandi dan bu Laras meninggalkan mereka berdua.

" Dimana kamar kamu dek?" Tanya Andra menatap Jesi yang malah diam saja.

" Eh.. Di.. Di.. Di sana mas." Jesi menunjuk kamar berpintu coklat.

" Ayo kita istirahat! Mas capek nih duduk terus dari tadi." Ajak Andra.

" I.. Iya mas." Sahut Jesi.

Keduanya berjalan menuju kamar Jesi. Entah kenapa jantung Jesi berdebar dua kali lebih kencang dari sebelumnya.

" Ya Tuhan, semoga mas Andra tidak meminta yang aneh aneh padaku."

TBC....

1
Sunaryati
Ternyata Raya ingin mendekam lama di penjara, dan Angga akan menyusulnya
VANESHA ANDRIANI: iya bener.. udah kecium bau" tamat belum bun
total 1 replies
Sunaryati
Itulah jika ada sesuatu yang mencurigakan seharusnya bilang ke Andra atau lainnya.
VANESHA ANDRIANI: ok siap makasih suportnya
total 1 replies
Sunaryati
Beritahu Andra agar bisa bersama- sama menjebak pelakunya, dengan bantuan orang- orang yang berkompeten
VANESHA ANDRIANI: ok siap makasih suportnya
total 2 replies
Sunaryati
Jangan percaya begitu saja pada Andra, Jessi, tapi selidiki dulu. Andra komunikasi itu penting seharusnya sebelum ke kantor polisi beri kabar dulu, karena sebelumnya Jessi sudah melarangnya. Ingat yang sudah dikhianati itu tidak mudah percaya . begitu saja.
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 3 replies
Sunaryati
Ternyata Andra suami ingkar janji dan tidak tegas, pada diri sendiri, untuk apa pernikahan seperti itu dilanjutkan?
VANESHA ANDRIANI: hooh ya kak.. jitak aja kepalanya.. makasih suportnya
total 1 replies
Ani Basiati
lanjut thor
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Sunaryati
Bagaimana kamu akan membalas, Raya? Kau saja tidak bisa melindungi dirimu sendiri
VANESHA ANDRIANI: hhh iya ya.. pasti dia punya rencana ya.. makasih suportnya
total 1 replies
Ani Basiati
lanjut thor
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Sunaryati
👍👍👍 Jesi, licik dilawan cerdik. Akhirnya berhasil
VANESHA ANDRIANI: makasih
total 1 replies
Ani Basiati
lanjut thor
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Sunaryati
Makin cerdik kau Jessi Raya masuk perangkap, pastikan dia tidak lolos karena ulahnya kamu keguguran.
VANESHA ANDRIANI: siapp makasih suportnya
total 1 replies
VANESHA ANDRIANI
Mohon maaf semuanya hari ini mungkin updatenya larut malam atau mungkin tidak update karena di sini mati listrik... Terima kasih untuk para readers yang telah mensuport author. miss u all 😍
Ani Basiati
lanjut thor
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya... sambil nunggu up date bisa baca cerita author yang lain.. Madu untuk ibu mertuaku masih rame sampai sekarang
total 1 replies
Sunaryati
Raya ikut ibunya ke penjara, ya biar adil sama- sama menikmati hasil rampasan dan pembunuhan
VANESHA ANDRIANI: iya, Jesi sama Andra Terima karmanya nggak jadi punya anak di luar nikah
total 1 replies
Sunaryati
Jangan sampai Jesi dan bayinya celaka, Thoor. Raya bisa langsung dipidanakan karena mencelakai Jesi dengan sengaja
VANESHA ANDRIANI: he he penasaran ya bun? lanjut ya makasih suportnya
total 1 replies
Sunaryati
Bukan kah itu yang kau mau Raya, bercerai dari Andra, untu mengejar Reon?
Dokumen yang ditandatangani Angeline, tidak sah, kamu tidak akan mendapatkan apapun Raya.
VANESHA ANDRIANI: hhh bener banget, makasih suportnya
total 1 replies
Sunaryati
Menyesallah Raya walau tak ada gunanya, sampai di rumah kamu akan menerima gugatan cerai dari Andra ✋✋✋🤣🤣
VANESHA ANDRIANI: hhh bahagia banget ya bun, makasih suportnya
total 1 replies
VANESHA ANDRIANI
siap kak cindy
Sunaryati
Mampus, kamu Raya orang yang kau cari sudah menikah , bahkan mungkin Reon juga ingin menjebloskan ke penjara bersama ibumu
VANESHA ANDRIANI: Hhhhh bisa aja nebaknya makasih suportnya kak
total 1 replies
Sunaryati
Masih punya PR Jesi, mencari ibunya. Andra harus segera menceraikan Raya
VANESHA ANDRIANI: siap bunda.. makasih suportnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!