Ragil yang sedang menyamar menjadi seorang duda dan laki-laki yang buta harus dipertemukan dengan seorang gadis yang menyebalkan baginya dan hampir saja membuat gagal rencananya.
"Sekali lagi kamu mengganggu saya. Saya akan m3m6unuhmu!" Ragil.
"Ayo kita menikah, Om duda!" Adele.
Ragil merasa geram karena Adele seperti tidak takut dengan dirinya.
Apakah Ragil akan berhasil dengan semua rencananya atau justru berakhir takhluk dengan gadis lugu seperti Adele yang sifatnya seperti anak kecil.
Stay Tune!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria_azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERMINTAAN ANEHNYA ADELE
Suasana sedikit canggung karena di rumah mama Zada ada orang asing yang baru mereka kenal karena Adele.
"Tuan Ragil, Tuan Rafan ... " ucapan mama Zada disela oleh Arfan.
"Arfan, Nyonya," ucap Arfan karena mama Zada salah menyebutkan namanya.
"Maaf, saya sudah tua," ucap mama Zada membuat Arfan tersenyum dan mengangguk kepadanya.
"Silahkan dinikmati menu seadanya di rumah kami," ujar mama Zada.
"Terimakasih, Nyonya. Kami merasa tidak enak," ucap Ragil.
"Tidak masalah, Tuan," jawab mama Zada.
Arfan lalu mengambilkan nasi plus lauk untuk Ragil sesuai yang biasa Ragil suka dan itu pun Arfan masih takut salah.
"Om Ragil makannya sedikit sekali tapi badannya bisa besar," celetuk Adele.
"Saya suka berolahraga, Adele," jawab Ragil.
"Tuan Ragil kerja di mana?" tanya Anton.
"Perusahaan Gibran Star Corporation, Tuan Anton," jawab Ragil.
"Itu perusahaan besar yang ada di luar kota," ucap Anton.
"Pemiliknya juga bernama Ragil."
"Apa itu Anda, Tuan?" tanya Anton sekali lagi.
Ragil tersenyum dan mengangguk. "Iya, saya pemiliknya," jujur Ragil.
Anton dan semua orang sangat terkejut sekali kecuali Adele yang tidak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan.
"Jadi Anda seorang CEO yang dibicarakan itu?" kata Anton.
Ragil tersenyum tipis sambil mengangguk. Ragil sangat tahu sekali apa maksud ucapannya Anton karena dirinya memang terkenal CEO buta yang perlu dikasihani sebab kedua orang tua juga sudah pada meninggal dunia.
"Benar, Tuan." Jawab Ragil membuat Anton semakin terkejut.
"Anda pasti sudah banyak mendengar berita tentang saya."
"Saya tidak akan marah, memang beginilah kenyataannya," kata Ragil.
"Apakah Anda sudah menikah, Tuan Ragil?" tanya mama Zada.
Semua orang diam memperhatikannya termasuk Adele. Ragil lalu menganggukkan kepalanya. "Sudah, Nyonya." Bohongnya.
"Tapi dari yang saya dengar, Anda belum pernah menikah sama sekali, Tuan. Bahkan Anda terkenal anti dengan perempuan," sahut Anton.
Ragil tersenyum tipis. "Tidak harus semua kehidupan saya diketahui oleh banyak orang, Tuan Anton."
"Hanya orang tertentu saja yang mengetahuinya," ucap Ragil membuat Anton terdiam.
"Saya memang sudah menikah secara diam-diam bersama kekasih saya."
"Tapi takdir berkata lain, dia juga sudah meninggal waktu kecelakaan mobil bersama saya beberapa tahun yang lalu," bohong Ragil.
"Lhah, kenapa aku malah mengarang cerita seperti ini," batin Ragil.
"Tuan Ragil berbohong," batin Arfan.
"Maaf, Tuan," ucap Anton.
"Tidak apa-apa. Tapi tolong jangan beritahukan soal pernikahan saya itu. Biarlah mereka tahunya seperti yang mereka dengar selama ini," pinta Ragil.
"Iya, Tuan," jawab Anton.
"Oh, jadi Om Ragil duda?" sahut Adele.
"Memangnya Adele tahu apa itu duda?" tanya Candra istrinya Anton.
Adele mengangguk. "Tahu, Kak."
"Teman Adele 'kan ada yang mamanya sudah meninggal, terus teman-teman lainnya mengatai papanya seorang duda," Jawab Adele.
"Jadi mirip seperti Om Ragil," kata Adele.
Adele menjelaskannya dengan logat anak kecil yang baru mengerti sesuatu.
Candra tersenyum. "Apakah salah?" tanya Adele.
Candra menggelengkan kepalanya. "Tidak salah. Adele benar ko'," jawab Candra.
"Apakah Om Ragil sudah punya anak?" tanya Adele.
"Kalau ada Adele mau main sama dia," ucapnya.
Ragil tersenyum tipis. "Belum. Saya belum punya anak," jawabnya sambil menikmati makanannya.
"Kalau begitu angkat Adele jadi anaknya Om Ragil," ucap Adele.
"Uhuk." Ragil tersedak gara-gara Adele.
"Adele," tegur mama Zada, Anton dan juga Candra.
Adele menatap mereka bertiga dengan tatapan polos dan lugu seperti biasanya. "Ada apa, Mama, Kakak?" tanyanya.
"Adele gila!" umpat Ragil di dalam hatinya.
"Ah, terserah kamu sajalah Adele," gerutu Arfan di dalam hati.
"Lebih baik aku menghadapi tumpukan berkas dari pada menghadapimu," batin Arfan lagi.
"Adele kamu jangan gila," kata Ragil.
"Kasihan Om Ragil sendirian. Jadi Adele ingin menjadi anaknya saja," jawab polos dari Adele.
"Engh, ayo cepat habiskan makananmu, Adele. Dan masuklah ke dalam kamar segera selesaikan PR-mu," sela Anton.
"Iya baiklah," pasrah Adele menurut apa kata sang kakak.
Mereka melanjutkan lagi makan malamnya tanpa perbincangan yang berarti gara-gara Adele yang kelepasan berbicara ingin menjadi anaknya Ragil.
"Kalau sudah selesai sana masuk ke kamar," ucap Anton lagi kepada Adele.
Adele mengangguk. "Iya, Kakak."
Sebelum Adele pergi, Adele bicara sesuatu kepada Ragil. "Om Ragil jangan takut ya Adele tinggal ke kamar. Mama sama Kak Anton nggak suka daging manusia ko', mereka baik," ucap Adele membuat mama Zada dan Anton langsung menghela nafasnya. Sedangkan Ragil langsung melotot karena terkejut.
Ragil cuma mengangguk saja, lalu Adele berlari menuju ke dalam kamarnya meninggalkan Ragil bersama Arfan di situ.
Ketika Adele sudah pergi, Anton langsung berucap sesuatu. "Tuan Ragil." Anton terlihat sangat serius sekali.
"Iya, Tuan Anton." Jawab Ragil.
"Tolong jangan dimasukin ke dalam hati semua ucapannya Adele," ucap Anton.
"Tubuhnya memang sudah dewasa. Semuanya sudah berisi sesuai dengan umurnya, tapi otaknya tidak. Otaknya masih seperti anak SD karena dulu Adele pernah mengalami demam yang sangat tinggi dan membuatnya seperti sekarang." Cerita Anton.
"Tolong jangan sakiti Adele."
"Anda orang berpendidikan dan normal."
"Tolong jangan sesekali membuat Adele merasa terancam dengan Anda," pinta Anton.
Ragil sangat terkejut sekali mendengar ucapannya Anton. "Dia adik saya satu-satunya dan sangat saya sayangi." Lanjut lagi ucapannya Anton.
"Dan baginya dunia ini hanya tempat bermain sebagai mana mestinya anak SD atau anak kecil yang belum mengerti kehidupan." Kata Anton.
Ragil merasa kasihan kepada Adele. Lalu dia menganggukkan kepalanya kepada Anton.
"Baik, Tuan Anton."
"Terimakasih sudah mau berbagi kisahnya Adele kepada saya," jawabnya.
"Saya akan menganggap Adele seperti adik saya sendiri seperti Anda merawatnya selama ini," ucap Ragil dan diangguki oleh Arfan yang juga merasa kasihan dengannya
Anton hanya mengangguk dan tersenyum kepada Ragil, begitu pula dengan mama Zada.
Setelah selesai makan malam, Ragil lalu berpamitan pulang kepada sang tuan rumah tanpa Adele di situ.
Sambil berjalan berdua menuju ke rumah mereka yang terpisah tembok dan pagar yang tinggi, Ragil bergumam dengan Arfan. "Pantas saja Adele idiot, ternyata otaknya konslet."
Arfan tertawa mendengar ucapannya Ragil yang menurutnya sangat lucu.
Bersambung ....
😁🤭🤭
ngk salah kamu dika
kurang sadis dek🤣🤣