NovelToon NovelToon
Still Loner

Still Loner

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Spiritual / Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:99
Nilai: 5
Nama Author: Amigo Santos

(WARNING! banyak **** ***** dan tindakan yang buruk. Harap bijak dalam memilih bacaan dan abaikan buku ini jika membuat pembaca tidak nyaman.) Akira Kei, seorang bocah SMA yang yatim-piatu yang awalnya hidup dengan tenang dan normal. Dia hidup sendirian di apartemen setelah ibunya meninggal saat dirinya baru masuk SMA. Dan impiannya? Dia hanya ingin hidup damai dan tenang, meksipun itu artinya hidup sendirian. Tapi sepertinya takdir berkata lain, sehingga kehidupan Akira Kei berubah 180°. Apa Akira Kei bisa mewujudkan impiannya itu? Atau tidak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amigo Santos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kini squad gabungan- maksudku The Shatter, sedang berkumpul di lapangan yang cukup luas pagi pagi sekali.

Tidak, mereka tidak sedang ada di lapangan Akademi Nexum, tapi berada di sebuah area pelatihan yang dibangun lewat dana gabungan dari kelima Akademi. Di sana juga di sediakan asrama untuk anggota The Shatter beristirahat dan tidur, karena mereka hanya di perbolehkan pulang sebulan tiga kali.

Sekarang mereka sedang pemanasan di lapangan yang cukup luas ini dengan pakaian olahraga mereka yang sudah di sediakan oleh pihak Akademi. Terlihat juga beberapa dari mereka mulai berbincang ke murid dari Akademi lainnya, meskipun masih sedikit canggung karena apa yang terjadi kemarin di ruang pertemuan.

Yahh… mereka kemarin berhasil di tenangkan karena para perwakilan Akademi turun tangan dan menghentikan pertikaian mereka. Beruntungnya mereka tidak diberi hukuman yang berat, tapi mereka harus ke tempat pelatihan lebih awal dari yang di jadwalkan. Seharusnya dua hari setelah pertemuan, tapi kemarin setelah pertemuan mereka langsung dikirim ke camp pelatihan.

“Sumpah dah… ini kita belum dikasih tau alasan kelima Akademi ngebentuk squad, tapi udah di suruh latihan aja.” Keluh Andra yang sedang duduk di lapangan berumput bersama Kei.

“Iya sih… kita cuma tau kalau situasinya gawat, jadi dibuat squad gabungan.” Jawab Kei sambil memperhatikan murid lainnya meregangkan tubuh sebelum latihan dimulai.

“Mmm. Mana nama squadnya aneh pula… The Shatter…” ujar Andra sambil meregangkan kedua tangannya lebar lebar.

Kei hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Andra yang membuatnya pusing itu. Kemudian dari belakang, ada seseorang yang menepuk bahu Kei dengan cukup keras sampai Kei tersungkur.

Andra yang ada di samping Kei langsung terkejut dan berbalik untuk melihat siapa orang yang menepuk keras bahu teman masa kecilnya itu.

“Riann! Bisa ga sih ga usah nepuk keras keras?” ujar Andra sambil membantu Kei kembali duduk.

Sementara itu, Rian, orang yang menepuk keras bahu Kei hanya tersenyum kecil sebelum ikut duduk di samping Kei dan merangkulnya.

“Lemes amat, Kei… semangat dikitlah kayak aku.” Ucap Rian sambil membusungkan dadanya dengan bangga.

“Cih! Sombong amat.” Decak Andra sambil mengalihkan pandangannya dari Rian.

“Alahh, kayak belum kebiasa aja sama sifat sombongnya Rian kau ini, Ndra.” Timpal Natasha yang tiba-tiba datang dan duduk di samping Andra.

“Sampai kapanpun aku ga akan kebiasa sama sifatnya itu, Nat.”

Beberapa saat kemudian, seorang pria dewasa datang dengan jubah yang menutupi kepala hingga wajahnya membuat sebagian wajahnya tidak terlihat dan ditambah dengan sebilah pedang lengkap dengan sarungnya bergantung di pinggang kanannya.

Pria itu berjalan tanpa menoleh ke arah murid dari berbagai Akademi yang memperhatikannya dengan berbagai tatapan, ada yang penasaran, ada yang kagum, dan ada yang jengkel. Astagaaa… ini ngapain jengkel segala bangke! Dahlah lanjut ae.

Pria berjubah itu kemudian berhenti berjalan ketika sudah sampai di tengah lapangan, kemudian pria itu menarik pedangnya dari sarung pedang yang ada di pinggang kanannya.

Melihat itu, para murid yang ada di sana langsung memasang sikap siaga. Bahkan ada beberapa yang sudah memuat lingkaran sihir di tangannya, termasuk Natasha dan Rian.

Pria itu kemudian menoleh ke arah siswa yang sudah bersiap dengan lingkaran sihir di tangannya. Pria itu kemudian berjalan mendekati murid itu dengan perlahan sebelum mempercepat pergerakan kakinya hingga murid yang di incar itu tidak bisa melancarkan serangannya dan berakhir ditendang oleh pria itu hingga lingkaran sihir yang dia buat pecah.

“… apa?”

Atensi semua murid kemudian beralih ke pria tadi yang sudah ada di depan murid yang dia incar, sementara murid yang dia incar sudah terpental cukup jauh.

“sepertinya aku tidak perlu menggunakan pedangku…” celetuk pria itu sambil kembali menyarungkan pedangnya.

“Semuanya… serang orang itu!!” teriak Sebastian kepada yang lain.

Mendengar teriakan Sebastian, semua murid langsung menyerang pria itu dengan rentetan sihir yang sudah disiapkan sebelumnya. Ada juga murid yang maju menyerang menggunakan senjata seperti tombak dan pedang dari kayu yang sudah di sediakan di pinggir lapangan.

Sementara Kei hanya diam dan memperhatikan target mereka yang sedang diserang rentetan sihir, “itu tidak berguna…” gumamnya pelan.

“Pengamatanmu tajam juga ya… 5 point untukmu, nak.” Ucap pria tadi yang ternyata sudah ada di belakang Kei.

“Hah-kugh!”

Ketika kei membalikkan badannya, dirinya langsung menerima tendangan yang cukup keras tepat di ulu hatinya dan membuatnya terpental cukup jauh karena tendangan itu.

“Kei!!”

“Ohh… namanya Kei, ya.”

Sebastian langsung menoleh ke arah pria itu dan berniat menyerangnya dengan pedang kayu yang sedari tadi dia pegang di tangan kanannya. Ya, Sebastian tidak bisa menggunakan sihir tapi sebagai gantinya dia mahir dengan ilmu pedangnya. Dan dia tidak ikut maju karena sedang mengamati situasi seperti Kei.

Sebastian langsung melayangkan tebasan pedang kayunya ke arah pria itu, tapi dengan mudahnya pria itu mematahkan pedang kayu milik Sebastian dengan tangan kosong dan langsung memukul ulu hati Sebastian dengan cukup keras sampai membuat Sebastian tersungkur di tanah sambil memegangi ulu hatinya yang kesakitan.

“Selanjutnya…” ujar pria itu. Kemudian pria itu segera berlari ke arah murid selanjutnya dan menyerang mereka seperti memukul dan menendang ulu hati mereka untuk murid lelaki, sedangkan untuk perempuan hanya sebuah tepukan cukup keras di kepala mereka.

Sebuah keadilan, mungkin.

Dan kalian tau? Andra juga hanya mendapatkan tepukan cukup keras di kepalanya, yang artinya dia… taulah. Tapi tidak ada yang menyadari hal itu karena mereka semua terlalu sibuk dengan urusan mereka sendiri.

Hingga beberapa saat kemudian, semua murid lelaki sudah di tumbangkan, sedangkan murid perempuan sedang terduduk di lapangan rumput karena masih syok dengan serangan dadakan ini.

“Tidak ada yang pingsan kan?” tanya pria itu sambil mengedarkan pandangannya ke segala arah sebelum mengangguk, “Baiklah, tidak ada yang pingsan. Kalau begitu, namaku adalah Edric Varendra, guru kalian sekaligus kapten dari squad The Shatter.” Lanjutnya.

“Guru?” celetuk Andra sambil mengusap kepalanya sendiri dan diangguki oleh Edric.

“Uhh… mana ada guru yang menyerang muridnya sekeras ini!” umpat Rian yang sedang mencoba berdiri sambil memegangi ulu hatinya yang nyeri.

“Itu tadi cuma perkenalan singkat dariku…” balas Edric sambil mengedikkan bahunya acuh tak acuh, “lagipula kalian merasakan aliran Solus Seed kalian menjadi lebih lancar kan.” Imbuhnya.

Mendengar itu, semua murid tadi langsung memerika tubuhnya. Dan benar saja, mereka merasakan kalau Elym mereka semakin lancar dan terasa lebih besar dari sebelumnya.

“Hmm… iya sih… rasanya lebih ploong.” Ujar Rian sambil mengepalkan jari jemarinya kuat kuat.

“Lebih fresh juga ga sih?” timpal murid yang ada di samping Rian.

“Iyah… btw kau siapa dah?” tanya Rian setelah menoleh ke arah murid yang menimpali ucapannya.

“Oh, benar juga. Perkenalkan, aku Dion Veil, dan aku dari Akademi Mechatralis. Kau bisa memanggilku Dion saja.” Jawab murid yang ternyata bernama Dion.

“Ohh, dan aku Rian Sastria dari Akademi Nexum. Panggil saja aku Rian.”

“Oke, Rian.”

Dengan itu, Rian dan Dion saling berjabat tangan untuk meresmikan pertemanan baru mereka. Sementara di belakang mereka ada Natasha yang berdiri sambil menyilangkan tangannya dan menggelengkan kepalanya.

“Entah kenapa perasaanku selalu tidak enak ketika Rian mendapatkan teman yang sefrekuensi dengannya…” celetuk Natasha sambil menatap Rian dan Dion yang sedang membicarakan sesuatu yang sepertinya sangat menarik.

Rian dan Dion bahkan saling tertawa bersama sebelum saling merangkul pundah masing masing dan lanjut tertawa sambil berjalan ke pinggir lapangan.

“Umm… entah kenapa aku juga merasakan hal yang kau rasakan, Nat. Rasanya mereka bakal buat ulah terus.” Timpal Andra yang juga berdiri di samping Natasha.

Natasha pun menoleh ke samping dan menatap lekat Andra hingga membuat Andra sedikit tidak nyaman.

“Kau aslinya cewek, kan?” tanya Natasha secara tiba tiba sampai membuat Andra terkejut.

“Mmm… iya…”

1
ciara_UwU
Ngga bosen-bosen!
~abril(。・ω・。)ノ♡
Tidak sabar untuk kelanjutannya!
Thảo nguyên đỏ
Ceritanya bikin nagih dan gak bisa berhenti baca.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!