Kayyana Putri hanyalah seorang gadis yang sedang berusaha ingin membahagiakan ibunya. Di tengah kehidupannya yang serba kekurangan, suatu malam, Kayya kebetulan menolong seorang gadis bernama Vira.
Bermula dari sana, Nasib Kayya perlahan berubah. Seperti apa perubahan nasib Kayya? Apakah nasib baik atau nasib buruk? Simak kisahnya di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Sikap Aneh Varo
"Kamu mau kemana, Kay?"
Kayya menggaruk kepalanya dengan ujung jari telunjuknya. Dia agak canggung dengan kedatangan Varo yang tidak disangka ini.
"Eh, itu aku mau keluar sebentar mau jalan-jalan ke sana."
"Boleh aku temani?" tanya Varo. Melihat sosok pemuda tampan, ceria dengan tinggi 187 cm itu, membuat Kayya sulit untuk mengatakan tidak.
"Oh, eh, bo_boleh." Kayya mengangguk ribut.
Varo mengunci motornya dan lalu berdiri di samping Kayya. Awalnya suasana agak canggung karena Kayya sendiri tidak tahu ingin memulai pembicaraan dari mana.
"Besok kamu ada acara ga sepulang kerja?" Varo tiba-tiba bertanya.
"Eh, itu sepertinya besok aku tidak di rumah. Pak Nicky ada pekerjaan di Mandalika dan Pak Jovan harus ke Singapura. Jadi aku harus menemani pak Nicky ke Mandalika."
Varo seketika menghentikan langkahnya dan menatap Kayya dengan ekspresi terkejut.
"Kamu mau pergi dengan kakakku? Ke Mandalika? Berdua saja?"
Pertanyaan Varo yang seperti interogasi khusus ini, membuat Kayya tiba-tiba menjadi tidak nyaman.
"Iya, sepertinya begitu."
"Tapi, kamu sama kakakku ...."
"Kak Varo! Aku ikut pak Nicky karena pekerjaan. Aku tidak akan melewati batasanku."
Kayya bicara dengan tegas. Dia sepertinya bisa menangkap maksud pertanyaan Varo tadi.
Mendengar kata-kata Kayya yang penuh dengan ketegasan, Varo tidak lagi bertanya. Akan tetapi, dia merasa hatinya gelisah.
Tiba di tempat tujuan. Kayya memasuki sebuah toko. Dia memilih beberapa baju atasan berupa kemeja dan blouse dan juga celana kerja berwarna hitam dan coklat. Tak lupa Kayya juga memilih beberapa baju santai dan dua baju tidur untuk dirinya.
Varo hanya mengikuti Kayya seperti bayangan. Dia sibuk dengan pikirannya, tetapi matanya tidak bisa lepas dari Kayya.
Setelah dari toko pakaian, Kayya berjalan memasuki toko tas. Dia agak bingung memilih tas untuk bepergian. Varo berjalan mendekat dan mengambil sebuah koper kecil dan sebuah tas tangan yang agak lumayan besar.
"Kalau pergi ke luar kota, kamu harus punya koper seperti ini dan tas seperti ini lebih nyaman. Tas ini bisa memuat banyak barang. Sebagai asisten kamu harus siap sedia. Setidaknya dalam tas kamu harus berisi tisu, obat anti-inflamasi, minyak angin, semprotan anti serigala, korek api, gunting dan lain sebagainya.
Kayya tertegun, "Kalau begitu bukankah seharusnya aku membeli ransel saja?"
Varo terkekeh dan mengacak rambut Kayya, dia merasa gadis ini benar-benar lucu. Sesaat Varo melupakan kenyataan jika Kayya besok akan pergi ke luar pulau berdua saja bersama kakaknya.
Kayya akhirnya memutuskan untuk membeli kedua barang itu, ia benar-benar menuruti saran Varo. Dia sesaat menatap koper berwarna merah dan tas tangan itu. Kayya pikir harganya pasti mahal, tetapi mau bagaimana lagi, dia memerlukan semua ini. Kayya tahu, statusnya sebagai asisten pribadi Nicky, berarti dia juga merupakan wajah bagi atasannya. Apalagi Kayya sudah mendengar banyak desas desus tentangnya di perusahaan. Kayya tidak ingin mempermalukan Nicky.
Untuk sekarang Kayya memang harus merogoh kantongnya terlebih dulu. Toh nanti jika gajian dia bisa mengganti uang yang dia pakai.
Varo berjalan keluar mendahului Kayya, saat Kayya ke kasir, kasir memberitahunya bahwa kedua barang itu sudah dibayar oleh laki-laki yang bersamanya tadi.
Kayya segera mengejar Varo. "Kak Varo, kamu ...!"
"Kayya aku lupa jika masih ada urusan, aku pergi dulu. Kamu bisa kan pulang sendiri?"
"Kak, tapi ini .... "
"Anggap ini hadiah pertemuan dariku. Semoga besok pekerjaan kamu lancar."
Setelah Varo benar-benar pergi, Kayya termangu cukup lama. Dia merasa hari ini sikap Varo agak aneh.
Pagi ini Kayya dibuat kaget dengan keberadaan Nicky di rumahnya. Kayya berjalan ke ruang tamu sambil menyeret kopernya. Melihat Kayya siap sepenuhnya, sudut bibir Nicky terangkat. Tidak buruk! Dia benar-benar salut dengan pemikiran cepat gadis itu.
"Bu, saya permisi dulu. Ibu jangan sungkan sama mbak Sita ini. Dia akan membantu dan menemani ibu selama Kayya pergi bersama saya."
Bu Rahayu menatap Nicky dengan penuh rasa hormat. "Terima kasih sudah memikirkan saya, Pak. Padahal anda sudah melakukan banyak hal untuk saya dan Kayya. Saya merasa tidak enak pada anda."
"Jangan terlalu sungkan, Bu. Kalau begitu saya permisi dulu."
"Bu, aku pamit, ya." Kayya menyalami ibunya dan juga mbak Sita. Dia pun menyusul Nicky ke luar. Seorang supir segera mengambil alih barang bawaan Kayya.
Di dalam mobil, Kayya lebih banyak diam. Mungkin karena sebentar lagi dia akan naik ke pesawat, sehingga dia agak tegang. Nicky beberapa kali melirik Kayya, dia bisa merasakan ketegangan gadis itu.
Setibanya di bandara, Nicky mengirim pesan pada Jovan. Setelah memastikan semuanya, Nicky berbicara pada Kayya.
"Kamu bisa kan pakai scan QR kode boarding pass-nya?"
"Sepertinya saya bisa, Pak. Nanti kalau saya kurang paham, saya akan bertanya pada staff pegawainya."
Nicky mengangguk, dia merasa karakter Kayya ini luar biasa. Penuh dengan rasa percaya diri dan tidak malu untuk belajar. Baginya ini sudah lebih dari cukup. Biasanya gadis biasa seperti Kayya ini, kebanyakan memiliki sifat tertutup dan pemalu.
Tiba waktunya untuk terbang, Kayya duduk tepat di samping Nicky. Jovan terbiasa memesan tiket kelas bisnis jadi kali ini pun sama. Saat Kayya mengikuti Nicky berjalan masuk ke pesawat. Ia merasakan jantungnya berdebar kencang dan saat duduk, dia merasa semakin tegang.
"Rileks saja. Jangan tegang," kata Nicky sambil menoleh ke arah Kayya. Kayya menatap mata Nicky dan mengangguk.
Saat pesawat akan terbang, Kayya mencengkeram pegangan kursi dengan erat. Rasa takutnya sangat nyata. Nicky tidak ingin sembarangan menyentuh Kayya, dia akhirnya hanya berkata, "Tarik napas dan buang perlahan. Jangan gugup, kamu akan baik baik saja."
Saat pesawat benar-benar mengudara, barulah Kayya menghela napas panjang, untungnya dia bukan tipikal orang yang sering mabuk perjalanan. Kayya menghindari duduk di dekat jendela, karena jujur saja, dia agak takut ketinggian. Jadi dia bertukar kursi dengan Nicky.
Perjalanan selama hampir dua jam, tak begitu terasa. Sepanjang perjalanan Nicky memejamkan matanya, entah tidur atau hanya sekedar mengistirahatkan mata, yang jelas saat pesawat turun, matanya tetap jernih.
Di luar bandara, sudah ada orang yang menjemput mereka. Bahkan orang yang menjemput Nicky agaknya sangat kaget melihat keberadaan Kayya yang terus mengekor di belakang Nicky, tepatnya selalu berada didua langkah di belakangnya.
"Pak Nicky, selamat datang, maaf jika saya menganggu waktu anda."
"Kayya, kemarilah. Ini pak Andre yang kemarin menghubungi kamu. Ke depan kamu perlu mengingat orang-orang yang bekerja dibawah saya."
"Pak Andre, perkenalkan ini Kayya asisten saya. Dia menggantikan tugas Jovan."
Nicky pun memperkenalkan Kayya pada pak Andre begitu juga sebaliknya. Mobil melaju membelah jalanan menuju ke resort.
Nicky punya proyek pembangunan resort mewah di sekitar pantai Kuta. Proyek itu baru berjalan setengah tahun. Nicky tidak tahu masalah apa yang terjadi sampai dia harus turun tangan langsung. Dalam perjalanan, Pak Andre menjelaskan semua masalahnya. Ada beberapa penduduk lokal yang tiba-tiba datang menentang pembangunan. Padahal Nicky sangat yakin sudah melakukan semua prosedur dari atas hingga bawah dengan sangat cermat.
"Apakah ada pembangunan resort lain?" tanya Nicky penasaran.
Jika ini soal persaingan bisnis, Nicky bisa saja menangani masalah ini dengan mudah, tetapi jika melibatkan warga lokal, setidaknya dia perlu waktu untuk melakukan pendekatan guna mengetahui akar permasalahannya.
"Saya rasa anda perlu melihat langsung, Pak."
Perkataan pak Andre menguatkan dugaannya jika ada persaingan bisnis dan pihak lawan ingin menggunakan warga sekitar sebagai senjata untuk menjatuhkannya.
lgsg pecat z np..
gk yakn kdpn ny bgs manusia ni
next kk
visual ny mn