NovelToon NovelToon
Belenggu Terindah

Belenggu Terindah

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Cintamanis
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: wasabitjcc

Ilya Perry-Ivanova menikahi Nicholas Duncan hanya untuk satu tujuan: melarikan diri dari sangkar emas neneknya yang posesif.

Tapi Nicholas Duncan, sang pecinta kebebasan sejati, membenci setiap detik dari pernikahan itu.
Tujuannya Nick hanya satu: melepaskan diri dari belenggu pernikahannya, yang mana berarti Ilya. Istrinya yang paling indah dan jelita.

Ketika satu pihak berlari ke dalam ikatan itu, dan pihak lain mati-matian berlari keluar, mampukah mereka selamat dari perang rumah tangga yang mereka ciptakan sendiri?

×wasabitjcc

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wasabitjcc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Perubahan

Perbincangan Ilya dan Nick berakhir ketika Nick memutuskan meninggalkan Ilya sendirian di balkon tanpa sepatah kata perpisahan manis untuk diucapkan. Begitu Nick pergi, Ilya juga pergi ke kamarnya sendiri.

Pada malam itu, Ilya menumpahkan air matanya dalam kesunyian. Air mata itu mengalir dari bola matanya dengan tenang, tanpa isakan memilukan. Namun, meski tidak terisak keras, Ilya merasa sesak.

Perasaan Ilya campur aduk. Ia marah pada Nick yang sudah berkata jahat padanya dan menghinanya, tapi di saat bersamaan, ia juga marah pada dirinya sendiri yang harus melibatkan Nick dalam skema jahatnya. Ia sudah menjadi wanita egois dan jahat. Ia sudah melukai Nick dengan tindakannya yang memaksakan pernikahan itu terjadi.

Bagaimana kalau ternyata Nick sudah punya pacar?

Bagaimana kalau Nick mempunyai prioritas hidupnya sendiri yang sekarang kacau berantakan karena pernikahan itu?

Dengan berlinang air mata, Ilya menatap kepada tembok kosong yang membatasi kamarnya dan kamar Nick. Saat melihat dinding itu, Ilya tiba-tiba beranjak untuk menyentuhnya—ia meraba permukaan tembok itu yang dingin di ujung jemarinya. Sedingin ekspresi Nick saat menatapnya di balkon tadi.

"Aku harap kamu tidak begitu membenciku, aku benar-benar tidak bermaksud menyakiti kamu seperti ini. Aku berjanji, pernikahan ini tidak akan bertahan lama. Aku akan membebaskan kamu setelah aku terbebas dari Baba."

...----------------...

Untungnya, tangisan Ilya semalam tidak meninggalkan jejak apa pun di wajahnya yang cantik. Matanya tidak sembab atau bengkak, mungkin karena dia cuma menangis sebentar dan tertidur sampai jam sembilan pagi.

Setelah bangun dan membersihkan diri, Ilya berniat memulai harinya dengan gembira. Lupakan Nick dan ucapannya semalam. Hari ini adalah hari baru, jadi ia akan menghadapi hari ini dengan semangat baru juga.

Dengan tekad itu di kepala, Ilya keluar dari kamarnya dan hendak menuju ruang santai yang dari suaranya, terdengar sangat ramai. Saat menuruni tangga, Ilya bertemu Seryozha yang melangkah searah dengannya.

"Mau kemana?" tanya Ilya pada kakak sulungnya itu. Tumben-tumbennya Seryozha keluar dari kamar dan berpakaian rapi. Biasanya pria itu berkeliaran dengan pakaian kasual yang kumal dan wajah yang uring-uringan.

"Ke bawah," jawab Seryozha, dan Ilya jadi menyesal sudah mengajak pria itu bicara.

Setibanya di lantai pertama, Ilya membawa kakinya menuju keramaian di ruang keluarga Duncan. Di keramaian itu juga, sesosok anak manusia membuat langkah Ilya melamban dalam keraguan.

Apakah ia masih bermimpi atau ia memang sedang melihat Nick Duncan sedang bercengkerama ramah dengan Ingrid?

"Princess." Freya muncul entah dari mana dan menyapa Ilya. Ia mencium Ilya di pipi, kiri dan kanan. Freya juga menatap Seryozha sekilas, dan anak sulungnya itu hanya mengangguk ke arahnya tanpa ada minat untuk dicium pipinya.

"Ratuku, apa yang terjadi? Kenapa kamu telat bangun? Kamu sudah melewatkan sarapan dengan semua orang." Ingrid ikut menyapa Ilya dan seperti biasa, ia memberikan ruang kosong di sisinya untuk si cucu yang ia perlakukan seperti permata.

Nick dan Ilya bertukar tatapan sesaat, tapi tidak seperti Ilya yang segan, Nick bersikap normal.

Apa perbincangan mereka semalam cuma mimpi?

"Aku kelamaan menonton drama, Baba." Ilya menyahut.

"Kamu akan menikah, kamu tidak bisa meneruskan kebiasaan bangun siang ini ketika kamu sudah berumah tangga."

"Ugh, Baba."

Ingrid menatap Nick sembari tersenyum lembut, "Kamu tidak akan senang kalau istrimu terbiasa bangun siang, kan, Nicholas?"

"Sesekali tidak masalah, Baba. Aku tidak akan menuntut istriku untuk mengikuti jadwalku."

"Tsk, lelaki modern." Ingrid merotasikan mata. "Siapa yang akan menyiapkan sarapanmu, memasangkan dasimu, dan melepaskan kepergianmu di pintu kalau istrimu masih bergulung dalam selimut? Kamu tidak boleh melakukan segala-galanya sendiri. Menikah berarti kamu harus saling bergantung pada satu sama lain. Saling mengandalkan, menemani, dan saling mendukung."

"Baba, Nick bisa memasang dasinya sendiri." Ilya merasa agak malu ketika Ingrid menasihati masalah rumah tangga padanya dan Nick. Nick pasti memandang Ingrid sebagai lelucon sekarang. Wanita dari zaman batu yang masih berpegang-teguh pada konsep kuno.

Meski Ilya tidak menyukai Ingrid yang senang mengurungnya, Ilya juga tidak mau kalau Ingrid ditertawakan oleh Nick.

"Sepertinya pernikahan adalah dunia yang rumit, Baba." Untungnya, Nick tidak mengkritisi Ingrid dan tidak pula ia terlihat seperti pria yang menahan kekehan remeh di wajahnya.

"Tidak rumit selama kalian berusaha memahami kebutuhan satu sama lain."

Nick mengangguk-angguk kecil. "Perempuan egois tidak akan cocok untukku," katanya sambil menatap Ilya.

Ilya tahu Nick menyindirnya dan Ilya tahu kalau Nick masih menyimpan kebencian mendalam padanya, tapi yang tidak Ilya pahami adalah, mengapa Nick di ruang tengah yang ramai itu? Kemana perginya lelaki yang kemarin-kemarin melarikan diri saat melihatnya?

"Ilya, Princess, aku membawakan sarapan untukmu." Maya muncul dari dapur dengan sepiring waffle yang dilumuri sirop maple.

Maya mendengar Ilya yang melewatkan sarapan, jadi ia dengan kepedulian tinggi menyiapkan sarapan untuk Ilya.

"Terima kasih, Maya."

"Kamu tidak boleh melewatkan sarapan," kata Maya. Tangannya mencubit pipi Ilya. "Calon pengantin tidak boleh jatuh sakit di hari pernikahannya."

Yah, setidaknya Maya baik. Tidak seperti Nick.

"Jadi, Ilya, kami membuat beberapa perubahan mengenai perencanaan acara pernikahanmu." Sambil makan, Ilya mendengarkan Maya menyampaikan hal yang sudah ia lewatkan. Sebuah perubahan. Apalagi yang berubah dan mengapa?

"Perubahan macam apa?" tanya Ilya.

"Tamu undangan," sahut Nick. Iya, Nick. Entah kenapa, malah pria itu yang bicara. "Aku ingin setidaknya lima ribu tamu undangan untuk acara pernikahan kita."

Lima ribu? Apa itu memungkinkan?

"Lima ribu?"

"Ya, aku memiliki banyak kolega, karyawan dan teman yang..., akan sangat menyedihkan kalau aku melewatkan nama mereka. Aku ingin pernikahan yang meriah dan akan diingat semua orang. Setiap orang di Miami bisa mengingatnya."

Mata hijau Ilya membola. Sesuatu tentang Nick telah berubah di sana. Sesuatu tentang cara pria itu menghadapi pernikahan mereka telah berubah.

Apa ini sabotase? Apa Nick berniat menyabotase pernikahan mereka?

Ilya tidak akan kalah.

"Itu, sungguhan, Nick..., sangat brilian. Aku sempat berpikir, kenapa hanya tiga ribu? Rekan-rekan kerja Papa sangat banyak, karyawan-karyawannya, keluarga, tetangga..., semua orang seharusnya tidak terlewatkan. Kita harus mengundang banyak orang. Papochka, ayo undang semua kenalan kita di Moskow juga."

Alexey yang menikmati kopinya pun mengangguk.

"Jadi kamu tidak keberatan, Ilya?"

"Tidak mungkin, Maya. Ini sangat sempurna. Perfect. I love it."

"Syukurlah kamu tidak keberatan," ucap Nick, ia menyentuh punggung tangan Ilya yang bertumpu di bahu sofa. Ilya bisa merasakan ada makna berbeda dari sentuhan itu. Bukan keramahan, melainkan ejekan.

"Bicara soal gaun pernikahan," kata Maya lagi. "Nick berkata akan menemanimu memilih gaun pernikahanmu hari ini."

"Hari ini?" Mata Ilya secara alami bergulir ke Nick.

Nick mengangguk.

"Kalau kamu sudah selesai sarapan, kita bisa pergi ke butik dan memilih gaun ideal yang pantas untukmu. Bagaimana, Princess?"

"Itu..." Ilya tidak mengendus adanya niat baik dari ucapan Nick. Haruskah ia menolak ajakan pria itu dan berpura-pura terkena diare? Tapi itu memalukan. Demam? Itu juga tidak mungkin.

"Baba, Maya dan Seryozha juga akan menemanimu," tambah Ingrid.

"Seri?"

Seryozha mengangguk. "Aku bosan di rumah."

Melihat ada banyaknya orang yang terlibat dalam pemilihan gaun itu, firasat buruk Ilya meredup layu. Apa Nick memang hanya sedang berbaik hati, ya?

Nick tidak mungkin akan menjahatinya di depan Ingrid, kan?

...----------------...

1
carlos cupu
Jangan berhenti menulis, kami butuh cerita seru seperti ini 😍
Cute/Mm
Cerita yang mencairkan hati, romantis abis!
kozumei
Meresap dalam hati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!