Pangeran Chao Changming dihukum buang selama 5 tahun, dan ia hidup di sebuah desa yang terpencil. Pernikahannya selama 4 tahun dengan seorang wanita desa tidak menghasilkan apa-apa baginya. Pangeran Chao Changming telah berusaha dengan baik, belajar ilmu pengobatan dan menjadi tabib yang cukup terkenal di desanya. Sayang sekali istrinya tidak menghargai usahanya, sehingga minta cerai setelah bertemu dengan tuan muda Gen Guang yang merupakan sarjana muda, dan anak seorang pejabat daerah. Pangeran Chao Changming tidak putus asa, kembali ke istana setelah mendapat kabar bahwa kaisar telah tiada. Artinya tahta kosong, ia tidak akan membiarkan siapapun menduduki tahta selain dirinya yang telah mendapatkan wasiat dari Kaisar. Bagaimana kelanjutannya?. Temukan jawabannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Retto fuaia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KAU MELAKUKANNYA?
...***...
Dua hari telah berlalu.
Nona Pei Qiang Zhao merasa lebih baik, saat itu ia jalan-jalan santai bersama Jiang Tian. Saat itu mereka masuk ke sebuah toko pakaian, menunggu pesanan yang cukup banyak.
"Tuan muda sangat mempercayai nyonya muda." Jiang Tian tersenyum kecil. "Membelikan pakaian pribadi milik tuan muda, bahkan kami belum pernah melakukannya."
"Apakah istri pertama tuan muda juga melakukan hal yang sama?." Ada perasaan tidak suka di hati nona muda Pei Qiang Zhao saat itu.
"Istri pertama?." Jiang Tian tampak bingung.
"Apakah kau tidak mengetahui? Jika tuan muda chao pernah menikah?." Hatinya semakin gelisah dan tidak karuan.
"Tuan muda tidak pernah dekat dengan nyonya yan xicai." Jawabnya sambil menghela nafas. "Harga dirinya terlalu tinggi, selalu merendahkan tuan muda hanya karena seorang tabib dengan penghasilan rendah." Jiang Tian tampak kecewa. "Dia itu bukan wanita yang baik, makanya tuan muda langsung menerima bercerai dengannya."
Nona muda Pei Qiang Zhao bingung mau merespon seperti apa.
"Nyonya muda tenang saja, tuan muda tidak akan mempermainkan perasaan mu." Jiang Tian tersenyum kecil. "Nyonya muda juga bukan penggantinya, tuan muda sangat tulus mencintaimu."
"Aku percaya itu." Nona muda Pei Qiang Zhao merasa lega.
"Qiang zhao?!."
Deg!.
Nona muda Pei Qiang Zhao sangat terkejut melihat nona muda Pei Nianshuang dan nona muda Pei Zhi Xiang.
"Kalian!." Nona muda Pei Qiang Zhao terlihat ketakutan, spontan bersembunyi di belakang Jiang Tian.
"Ho? Ternyata kau masih hidup kak." Nona muda Pei Nianshuang menyeringai lebar. "Rupanya nyawamu masih betah di badanmu."
"Bukankah kakak berkata tempo hari ia ditabrak kereta kuda?." Nona muda Pei Zhi Xiang merasa aneh. "Tapi sekarang ia malah terlihat masih baik-baik saja." Ia menatap curiga. "Ternyata nyawanya cukup keras untuk dibunuh."
"Tian, kita tinggalkan tempat ini." Nona muda Pei Qiang Zhao tampak ketakutan. "Aku ingat sesuatu yang harus dibeli di tempat lain." Ia cengkram kuat lengan Jiang Tian.
"Baik nyonya muda." Jiang Tian hanya nurut saja.
Tapi ketika mereka hendak pergi dihadang.
"Mau ke mana kau?." Nona muda Pei Nian Shuang menatap tajam.
"Maaf, apakah kalian kenal dengan nyonya muda saya?." Jiang Tian berusaha melindungi majikannya.
"Nyonya muda?."
Nona muda Pei Nian Shuang dan nona muda Pei Zhi Xiang merasa ada yang aneh, keduanya saling bertatapan satu sama lain.
"Tian, ayo tinggalkan tinggalkan tempat ini." Nona muda Pei Qing Zhao semakin ketakutan. Ingatan masa lalu menari-nari di dalam pikirannya membuat ia ketakutan setengah mati. Ia tarik paksa lengan Jiang Tian hingga meninggalkan toko pakaian itu.
"Benar-benar kurang ajar!." Nona muda Pei Nian Shuang kesal, ia kejar dan ia tendang kuat pinggang nona muda Pei Qiang Zhao hingga terlempar ke luar.
"Kya!."
"Nyonya muda!."
Jiang Tian sangat panik melihat itu, ia bergegas keluar karena takut terjadi sesuatu pada nona muda Pei Qiang Zhao. Namun jantungnya masih aman ketika melihat majikannya berada di dalam gendongan dan dekapan hangat pangeran Chao Changming.
"Nyonya muda!." Jiang Tian segera mendekat.
"Kita lihat dia kak." Nona muda Pei Zhi Xiang menarik lembut lengan kakaknya.
Mereka pun juga ikut keluar, ingin melihat keadaan nona muda Pei Qiang Zhao.
"Maafkan saya tuan muda." Jiang Tian memberi hormat. "Hamba lalai menjaga nyonya muda, hamba bersedia menerima hukuman."
Pangeran Chao Changming belum merespon ucapan itu, matanya tertuju pada nona muda Pei Qiang Zhao yang menyembunyikan wajahnya di bahunya.
"Apa yang terjadi? Siapa yang berani berbuat kasar pada istriku?." Pangeran Chao Changming menahan amarahnya.
"Hei! Siapa kau?!." Nona muda Pei Nian Shuang tampak kesal begitu ia melihat seorang laki-laki yang menggendong nona muda Pei Qiang Zhao. "Kenapa kau menolongnya? Siapa yang memberikan kau keberanian untuk mencampuri urusanku?!." Suaranya terdengar tinggi.
Pangeran Chao Changming membalikkan badannya, melihat siapa yang telah berkata seperti itu padanya?.
"Kau yang telah berbuat kasar pada istriku? Sehingga ia terlihat ketakutan seperti ini?." Pangeran Chao Changming menatap tajam.
"Istriku? Kau suaminya?." Nona muda Pei Nian Shuang memperhatikan penampilan pemuda di depannya.
"Kau belum menjawab pertanyaan dariku." Pangeran Chao Changming sangat marah. "Apa yang telah kau lakukan pada istriku? Apakah kau yang telah berbuat kasar padanya?."
"Benar! Aku yang telah menendangnya." Jawabnya kesal. "Memangnya kau mau berbuat apa padaku?!." Matanya melotot tajam. "Jika dilihat dari pakaian yang kau kenakan, kau itu hanyalah seorang tabib miskin rendahan yang tidak tahu diri." Ia memandang rendah pada pangeran Chao Changming. "Kau hanya akan mencari mati jika berani melawan aku!."
"Aku tidak akan membiarkan siapapun berani menyakiti istriku." Pangeran Chao Changming merasa geram. "Aku tidak peduli apakah dia wanita ataupun pria."
"Aku peringatkan kau!." Nona muda Pei Zhi Xiang menunjuk kasar. "Kami ini adalah putri dari menteri perizinan, kau akan diusir dari kota ini jika berani menyentuh kami!."
"Kau menikah tanpa izin dari keluarga pei, artinya kau ingin mati!." Nona muda Pei Nian Shuang tersenyum mengejek. "Sejak kapan kalian menikah? Satu pekan lebih tidak melihatnya, malah sudah menikah saja? Heh!." Ia mendengus dingin. "Kau memang wanita murahan qiang zhao!."
Deg!.
Kepala pangeran Chao Changming hampir saja meledak mendengar kalimat penghinaan itu, ia bawa nona muda Pei Qiang Zhao masuk ke dalam kereta kuda miliknya.
"Hei!."
Nona muda Pei Niang Shuang dan nona muda Pei Zhi Xiang berusaha mengejar, tapi dihalangi oleh Jiang Tian.
Sementara itu Pangeran Chao Changming dengan hati-hati menurunkan tubuh nona muda Pei Qiang Zhao agar duduk dengan nyaman di dalam kereta kuda.
"Jangan takut." Pangeran Chao Changming mengusap air mata nona muda Pei Qiang Zhao. "Aku di sini untuk melindungi mu." Ia kecup kening wanita yang ia cintai. "Tunggulah sebentar saja."
"Mm." Nona muda Pei Qiang Zhao hanya mengangguk kecil.
Pangeran chao Changming turun dari kereta kuda, mendekati dua saudara nona muda Pei yang dihadang oleh Jiang Tian.
"Kalian memiliki hubungan seperti apa dengan istriku?." Pangeran Chao Changming menatap tajam. "Apakah kalian saudaranya?."
"Dulu dia memang saudara kami, tapi ayah kami telah memutuskan hubungan dengannya." Nona muda Pei Nian Shuang menatap kesal. "Dia anak tertua yang tidak berguna sama sekali." Ucapnya sambil mendengus dingin. "Makanya dia dibuang seperti anjing jalanan."
"Tuan muda." Dalam hati Jiang Tian bergidik ngeri melihat aura kemarahan yang ditunjukkan oleh majikannya.
"Sepertinya kau tabib yang cukup hebat juga." Nona muda Pei Nian Shuang memperhatikan penampilan Pangeran Chao Changming. "Kau berhasil mengobati kakinya yang lumpuh, padahal minggu lalu kakinya hampir dikatakan cacat total, hahaha!." Ia tertawa puas. "Tidak disangka langit masih berbaik hati padanya, mengirimkan tabib miskin untuk menyembuhkan kakinya, hahaha!." Suasana hatinya terasa aneh dengan fakta yang ia simpulkan dari pikirannya. "Aiya, sayang sekali, padahal aku masih ingin melihat dia jalan sambil menyeret kakinya yang lumpuh itu! Hahaha!."
Plak!.
Pangeran Chao Changming sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya mendengarkan ucapan nona muda Pei Nian Shuang. Hatinya terasa panas, hingga tangannya lah duluan berbicara daripada mulutnya.
"Bajingan! Berani sekali kau menampar kakakku?!." Nona muda Pei Zhi Xiang tidak terima melihat itu.
"Berani sekali kau memukul aku?!." Nona muda Pei Nian shuang shock berat, ia merasakan sakit di pipinya. "Apakah kau sudah bosan hidup?! Hah?!."
"Tuan muda memang yang terbaik." Dalam hati Jiang Tian sangat puas melihat itu.
"Aku lah yang akan membuat kalian membuat kalian membayar atas apa yang telah kalian lakukan pada istriku." Pangeran Chao Changming menunjukkan aura membunuh yang sangat kental. "Pastikan mental kalian siap, saat aku tagih hutang itu nantinya." Ia kibas kuat legan bajunya. "Tian, segera kembali."
"Baik tuan muda." Respon Jiang Tian.
"Tunggu!." Nona muda Pei Nian Shuang mengeraskan suaranya. "Setelah memukul aku? Kau mau pergi begitu saja? Heh!." Hatinya terasa jengkel. "Begitu kah sikap seorang laki-laki?."
"Kau yang akan membayar atas apa yang telah kau lakukan pada kakakku!." Nona muda Pei Zhi Xiang ikutan kesal.
"Tidak perlu terburu-buru jika ingin membayar hutang." Respon pangeran Chao Changming. "Aku tidak akan melarikan diri, kesehatan istriku jauh lebih penting." Matanya tertuju pada kereta kuda di depannya. "Jika tidak sabaran? Kalian boleh datang kapan saja ke paviliun obatan ajaib milikku."
Tanpa menunggu respon dari mereka pangeran Chao Changming segera masuk ke dalam kereta kuda, sedangkan mereka hanya bisa melihat itu saja.
"Paviliun obatan ajaib?." Nona muda Pei Zhi Xiang bingung.
"Nanti kita beritahukan pada ayah, ada yang telah berani memukul aku." Nona muda Pei Nian Shuang sangat dendam pada Pangeran Chao Changming. "Aku pasti akan membalaskan tamparan ini berkali lipat." Hatinya terbakar amarah membara.
"Kalau begitu kita kembali dulu kak." Nona muda Pei Zhi Xiang membimbing kakaknya.
Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Temukan jawabannya.
...***...
