Dikhianati dan difitnah oleh selir suaminya, Ratu Corvina Lysandre terlahir kembali dengan tekad akan merubah nasib buruknya.
Kali ini, ia tak akan lagi mengejar cinta sang kaisar, ia menagih dendam dan keadilan.
Dalam istana yang berlapis senyum dan racun, Corvina akan membuat semua orang berlutut… termasuk sang kaisar yang dulu membiarkannya mati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arjunasatria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terlahir kembali
"Yang mulia, apa anda tidak apa-apa?"
Corvina mengerjap seolah baru terbangun dari mimpi, napasnya tersengal-sengal dan ia langsung memegangi lehernya.
"Ah! leherku tidak terputus?" ujarnya pelan, "bagaimana bisa? aku masih hidup atau hidup kembali?"
Pelayan pribadinya, menatap sang Ratu degan keheranan.
"Anda barusan tertidur. Saya sudah berusaha membangunkan anda tapi tidur anda sangat pulas."
Corvina mengernyit. "Apa aku hanya bermimpi?" tanya nya pada diri sendiri.
"Apa Yang mulia, mimpi buruk?" tanya pelayan itu, "saya sempat khawatir saat melihat anda tadi berlari ke taman, tapi setelah melihat anda tidur saya sedikit lega setidaknya anda tidak menangis seperti biasanya."
Corvina menatap sekeliling, ia ternyata berada di taman. Tempat yang biasa ia datangi saat sedag measa sedih.
"Memangnya aku kenapa, sampai kamu mengira menangis?"
"Apa anda tidak ingat? tadi anda menyaksikan Lady Meriel yang diangkat menjadi selir resmi Kaisar." jelasnya.
Jadi aku kembali tepat di saat wanita jalang itu di angkat menjadi selir? Hah, tentu saja aku ingat, di kehidupan sebelumnya aku sangat hancur dan merasa di khianati mendengar Meriel tiba-tiba di angkat menjadi selir. Meriel tadi nya hanya seorang pelayan di kediaman Lysandre ... Mungkin aku yang dulu terlalu naif sampai aku tidak menyadari betapa busuknya dia. Aku memperlakukannya seperti saudaraku sendiri karena aku sering iba saat dia menceritakan kehidupannya sebelum dia bekerja di keluargaku. Dan bodohnya lagi, aku bawa dia ke istana hanya karena dia membuat alasan ingin melayaniku dan tak mau jauh dariku. Aku tak menyangka ternyata dia mempunyai niat terselubung dan entah sejak dari kapan dia mulai menggoda suamiku? sampai-sampai berhasil menjadi selir resmi tepat di usia pernikahanku yang ke satu tahun.
"Casie, haruskah aku datang untuk mengucapkan selamat kepada mereka berdua?"
pertanyaan tiba-tiba dari Corvina membuat pelayan itu terkejut.
"Apa anda yakin, Yang mulia?"
"Tentu saja, Cesie. Mereka layak di beri ucapan selamat."
Corvina bangkit dari duduk nya, dan melangkah menyusuri lorong meninggalkan kediaman ratu menuju kediaman sang selir yang baru di angkat, Meriel. Tak butuh waktu lama, ia sampai dan langsung menyaksikan Meriel sedang duduk di pangkuan Cassian sang Kaisar sekaligus suaminya.
"Apa kedatanganku mengganggu kemesraan kalian?" tanya Corvina berjalan perlahan mendekat ke arah mereka.
Cassian mendorong perlahan Meriel.
Meriel langsung berdiri dan membungkuk hormat.
"Hormat saya kepada Yang mulia ratu,"
"Apa aku perlu mengadakan pesta atas keberhasilan mu menjadi selir, Lady Meriel?" tanya Corvina
"Jika itu tidak merepotkan, aku setuju,"
"Aku tidak akan repot," ucap Corvina tenang, ia berjalan mendekat ke arah Cassian yang masih duduk dengan tenang. "Justru aku senang karena sekalian aku akan memberi contoh untuk para istri di pesta nanti, agar lebih berhati-hati terhadap pelayan wanita yang bekerja di rumah mereka."
Wajah Lady Meriel menegang. “Maksud Anda, Yang Mulia…” suaranya bergetar halus, “apa Anda berniat mempermalukanku di depan tamu kerajaan?”
"Kenapa kamu harus merasa malu? kenyataan nya Memangnya begitu, kan?"
Tanpa aku menawari mengadakan pesta buatnya, pesta itu tetap akan di adakan atas permintaan Meriel yang di sampaikan kepada Cassian ... Cassian akan mendatangiku dengan titahnya sebagai Kaisar untuk mengadakan pesta buat sekingkuhannya itu dan menyuruh ku mengundang para bangsawan sebagai debut awalnya di kalangan bangsawan.
"Yang mulia, aku tahu anda cemburu terhadapku yang telah mendapat kasih sayang dari Yang mulia Kaisar," kata Meriel dengan nada suara yang seolah bersedih, tapi Corvina tahu betul dia sedang berpura-pura di depan Cassian. "Tapi, apakah yang mulia Ratu sampai harus berbuat seperti itu?"
Dia memang pandai berakting ... di kehidupan sebelumnya, justru akulah yang di permalukan olehnya di pesta. Dia pandai berakting menyedihkan dan berhasil membuatku di cap sebagai Ratu yang cemburu, yang menganiaya selir Kaisar.
"Ratu," Cassian angkat bicara. "Bersikaplah layaknya seorang Ratu negeri ini, jangan sampai kamu terbawa oleh perasaan. Ratu yang bijak tidak akan berbuat hal yang kotor."
Cih! ucapannya membuatku mual ... dia mengajariku untuk bersikap bijak? lalu sikapnya apa sudah bijak sebagai kaisar selama di kehidupanku yang lalu? dia seolah menutup mata dan telinga nya, tak pernah melihat ke arahku saat aku di fitnah dan di permainkan oleh selingkuhannya itu.
"Ah, Yang mulia tentu saja saya akan bersikap bijak. Tapi saya tahu apa yang harus dan tidak boleh di lakukan, Anda tidak perlu khawatir selirmu tidak akan saya apa-apakan. Saya hanya akan mengajarinya sedikit sopan santun agar dia tahu posisinya."
"Ratu!" bentak Cassian, saat Meriel pura-pura berlindung di balik lengannya.
"Anda membentak saya, Yang mulia?" Corvina pura-pura terkejut, padahal di kehidupan nya yang dulu bentakan dan kata-kata kasar dari Cassian sudah menjadi makanannya sehari-hari. "Saya sedih mendengarnya. Baru saja sehari Lady Meriel menjadi selir, anda sudah membentak saya."
Corvina memasang wajah sedih, tangan nya pura-pura mengelap air mata yang tak ada lalu berjalan meninggalkan mereka berdua.
"Ayo kita kembali, Cesie!" Corvina melangkah dengan mantap, ia tak lagi merasakan apa-apa saat melihat mereka berdua karena cinta nya untuk Cassian sudah di gantikan dengan rasa benci yang tak terbendung lagi.
to be continued....
bertele2