Harusnya, dia menjadi kakak iparku. Tapi, malam itu aku merenggut kesuciannya dan aku tak dapat melakukan apapun selain setuju harus menikah dengannya.
Pernikahan kami terjadi karena kesalah fahaman, dan ujian yang datang bertubi-tubi membuat hubungan kami semakin renggang.
Ini lebih rumit dari apa yang kuperkirakan, namun kemudian Takdir memberiku satu benang yang aku berharap bisa menghubungkan ku dengannya!
Aku sudah mati sejak malam itu. Sejak, apa yang paling berharga dalam hidupku direnggut paksa oleh tunanganku sendiri.
Aku dinikahkan dengan bajingan itu, dibenci oleh keluargaku sendiri.
Dan tidak hanya itu, aku difitnah kemudian dikurung dalam penjara hingga tujuh tahun lamanya.
Didunia ini, tak satupun orang yang benar-benar ku benci, selain dia penyebab kesalahan malam itu.~ Anja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atuusalimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 3, part 3
"Lalu, dua pilihan yang mbak katakan itukah yang menjadi kesimpulannya?"
Erna diam untuk mengatur napasnya, seolah dapat menebak dengan yakin bahwa apa yang akan ia ucapkan benar-benar menghancurkan perasaan Reka.
"Reka, hasilnya hanya ada satu kesimpulan!"
"Menikahi kak Anja?" tebaknya putus asa. Lagipula, ia tahu tidak ada lagi hal yang lebih masuk akal untuk masalahnya saat ini selain apa yang baru saja ia katakan.
Saat kakanya menggeleng pelan, ia pikir, memangnya apa yang ia harapkan?
"Bagaimana dengan Silvi? apa dia mengatakan sesuatu? Mbak, seharusnya dia menolak keras keputusan ini bukan?"
"mbak takut kamu akan kecewa!"
Reka menarik bibir menertawakan dirinya sendiri,sementara Erna memandang adiknya dengan perasaan pilu.
"Silvi berikut keluarganya benar-benar menolak keadaan kamu yang sekarang, itu juga alasan mengapa mami sama papi memaksamu menikah dengan Anja."
"Aku ingin tau apa keluarga mereka yang menuntutku untuk menikahi kak Anja?"
"tidak juga, mereka tidak peduli dengan hal itu. Mereka hanya mempertegas bahwa kamu tidak dapat melanjutkan hubungan lagi dengan Silvi!"
Ada air mata yang menusuk tajam begitu sang kakak berterus terang akan kenyataan pahit itu.
" Kalau begitu, bukankah aku juga tidak harus menikahi kak Anja?
Berakhirnya hubungan ini saja sudah menyakitinya, aku tak mau menambah luka itu dengan menikahi kakaknya!" ujarnya berterus terang.
"Mereka tak peduli karena Anja bukan anak kandungnya,"
"Tapi Silvi tetap menyayanginya,mbak!"potong nya setengah berteriak
"Apa mbak tau setiap kami berkencan, kekasihku tak pernah lupa menyematkan obrolan bahwa ia begitu bangga memiliki kakak sepertinya.
Apa mbak tau, ketika aku memutuskan untuk menikahinya, dia menangis bukan karena haru tapi karena memikirkan perasaan kakaknya yang bahkan belum memiliki pacar. Kenapa aku begitu bodoh, sehingga melakukan kesalahan ini? kalau saja malam itu aku tidak lepas kendali mungkin aku tidak akan menyakitinya sejauh ini!"sesalnya kemudian mulai menangis lagi. Tangannya terkepal erat, sehingga menciptakan bercak darah karena luka baru pada jemarinya.
Erna meraih tangan Reka dengan perlahan, kemudian mengusapnya lembut.
"Reka, mbak bukanya tidak mengerti perasaanmu juga kekasihmu. Tapi, mari coba pikirkan bagaimana perasaan Anja sekarang?"Ucapnya kemudian meminta pengertian.
"Mami sama papi memaksamu menikah dengan Anja bukan karena egois, akan tetapi... Karena rasa kemanusiaan. Anak yang baru mbak lahirkan juga perempuan, dan mbak memikirkan bagaimana jika Lail berada diposisi Anja saat ini?"
"Apa tidak ada cara lain,mbak? Misal memberinya uang, memfasilitasi dan menjamin kehidupan atau apa mungkin yang lebih masuk akal?"
"ini bukan tentang uang. Reka, kamu adalah putra mami dan papi. Dan papi pasti mengambil tanggung jawab atas kesalahanmu dengan tuntas. Ini sangat serius, bahkan mengirimmu kepenjara juga bukan lagi sebua ancaman. Papi benar-benar akan melakukannya jika kamu terus menentang. Mereka tak akan menyesal, yang mereka sesali adalah gagal mendidikmu!"
"apa aku memang sebejat itu? Kalau begitu, aku rela mendekam di penjara!" cecarnya setelah melepaskan diri.
"kamu yakin? Jangan bersikap implusip. Sekarang kamu boleh mengatakan ini, tapi... Sembilan tahun dilewati sebagai tahanan, apa kamu yakin tak akan berubah pikiran?
Reka, hati itu sifatnya gampang berubah. terkadang sekarang merasa sakit, namun beberapa saat kemudian perasaan sakit itu hilang. Semuanya terserah kamu, namun mbak memperingati jangan sampai menyesal di kemudian hari!"
"Mereka memaksaku menikahi kak Anja, apa mereka sudah bertanya kalau kak Anja mau menikah dengan ku?"
semangat kak author 😍