NovelToon NovelToon
“Suara Hatiku Jadi Takdir Istana”

“Suara Hatiku Jadi Takdir Istana”

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Bullying dan Balas Dendam / Pembaca Pikiran
Popularitas:18.3k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Lian, gadis modern, mati kesetrum gara-gara kesal membaca novel kolosal. Ia terbangun sebagai Selir An, tokoh wanita malang yang ditindas suaminya yang gila kekuasaan. Namun Lian tak sama dengan Selir An asli—ia bisa melihat kilasan masa depan dan mendengar pikiran orang, sementara orang tulus justru bisa mendengar suara hatinya tanpa ia sadari. Setiap ia membatin pedas atau konyol, ada saja yang tercengang karena mendengarnya jelas. Dengan mulut blak-blakan, kepintaran mendadak, dan kekuatan aneh itu, Lian mengubah jalan cerita. Dari selir buangan, ia perlahan menemukan jodoh sejatinya di luar istana.

ayo ikuti kisahnya, dan temukan keseruan dan kelucuan di dalamnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Aula utama Istana Xu masih bergemuruh oleh bisikan para pejabat. Surat asing yang ditemukan di kamar Selir An telah dibacakan, dan kini semua mata menatap perempuan itu seolah menunggu eksekusi. Namun siapa sangka, bukannya gemetar atau menangis minta ampun, Lian berdiri tegap dagunya terangkat, tatapannya berkilau tajam seperti bilah pedang.

Raja Xuan mencondongkan tubuhnya di singgasana, suaranya berat dan dalam.

“Selir An, perkataanmu barusan… berani sekali. Kau menantang tuduhan yang hampir tak terbantahkan.”

Lian menunduk sebentar, lalu kembali menatap kaisar dengan tenang.

“Yang Mulia, hamba hanya berbicara berdasarkan akal sehat. Jika hamba benar-benar berhubungan dengan musuh, apakah hamba sebodoh itu membiarkan surat dengan segel asing tergeletak di kamar sendiri? Bahkan pencuri ayam pun lebih pintar menyembunyikan barang curiannya.”

Beberapa pejabat langsung terbatuk menahan tawa. Suasana yang tadinya mencekam sedikit mencair, tapi wajah Selir Luo memerah karena malu.

“Beraninya kau menyamakan dirimu dengan pencuri ayam!” seru Selir Luo.

Lian menoleh dengan senyum manis, meski kata-katanya menusuk.

“Setidaknya pencuri ayam tahu cara sembunyi. Kalau aku memang mata-mata, aku pasti lebih pintar dari pencuri ayam. Jadi jelas sekali ada orang lain yang sedang… menaruh ayam busuk di halaman rumahku.”

Chen Yun yang berdiri di sisi aula hampir tidak bisa menahan senyum. Ia mendengar isi hati Lian yang berbisik, " Ya ampun, Lian… kenapa tadi aku bilang ayam busuk? Bisa-bisa orang-orang mengira aku lapar lagi."

Wajah Chen Yun tegang di luar, tapi dalam hatinya ia tergelak. Ia mulai terbiasa dengan kelucuan tak disengaja dari Lian.

---

Raja Xuan memberi isyarat dengan tangannya. “Cukup.” Suaranya menggema, membuat semua orang terdiam. “Selir An, apa buktimu bahwa ini hanyalah jebakan?”

Lian perlahan melangkah maju. Dengan gerakan anggun, ia mengangkat catatan tua Jenderal Chen yang dibawanya.

“Yang Mulia, catatan ini memuat seluruh jasa Jenderal Chen dalam perang besar melawan Negeri Utara. Anehnya, dokumen berharga ini disembunyikan jauh di pojok perpustakaan. Bila ada orang yang ingin menghancurkan nama baik keluarga Chen, bukti kebaikan mereka tentu akan menjadi sasaran pertama.”

Ia membuka lembaran itu, memperlihatkan tulisan tangan yang jelas-jelas berasal dari masa lalu.

Banyak pejabat langsung bersuara pelan. “Benar… aku pernah mendengar tentang catatan itu.”

“Kenapa bisa tersembunyi di bagian perpustakaan yang nyaris tak terurus?”

Menteri Luo melangkah maju, wajahnya penuh keringat.

“Itu… itu hanya kebetulan. Tidak ada hubungannya dengan kasus surat!”

Lian menatapnya dengan sinis, “Lalu bagaimana dengan segel surat itu? Aku mempelajarinya sebentar tadi. Segelnya memang mirip dengan segel negeri tetangga, tetapi lilinnya terlalu baru. Bagaimana mungkin surat dari jauh bisa tiba di sini dengan segel yang bahkan belum mengering sempurna?”

Ruangan hening. Kata-kata itu menusuk logika semua orang.

Raja Xuan memicingkan mata. Ia memandang Menteri Luo lama sekali, lalu bergumam, “Kebetulan yang terlalu banyak… bukan lagi kebetulan.”

---

Di sisi lain aula, seorang pria paruh baya dengan janggut rapi menatap terperangah. Dialah Menteri An Xi ayah dari Selir An. Sejak awal ia hanya bisa terdiam, merasa putrinya berada di ujung tanduk. Ia tak pernah menyangka putrinya, yang dulu terlihat lembut dan penurut, kini berdiri gagah menghadapi tuduhan mengerikan.

“Anak ini…” bisiknya tanpa sadar. “Sejak kapan ia bisa berbicara seperti seorang hakim yang lihai?” batin Mentri An Xi

Dalam hatinya, ia campur aduk antara bangga dan khawatir. Bangga karena putrinya mampu membalikkan keadaan, khawatir karena semakin berani Lian, semakin besar pula bahaya yang mengintainya.

Lian sempat melirik ke arah ayahnya dan mata mereka saling metatap, lalu dalam hati bergumam, "Ayah, bersabarlah. Aku tidak hanya akan menyelamatkan keluarga Chen. Aku juga akan mencari tahu kebenaran yang menanti keluarga kita sendiri.

Mentri An xi yang mendengar isi hati Lian pun sangat kaget tapi tidak bisa berkata apa apa, ia masih kaget dan tapi hanya menyimpan dulu Semua yang ia dengar.

---

Malam itu, setelah rapat panjang berakhir dan kaisar menunda putusan resmi, Lian kembali ke kediamannya. Chen Yun dan Yuyan mendampinginya.

Saat hendak duduk, Lian tiba-tiba merasa pusing. Pandangannya kabur, lalu mendadak ia melihat kilasan seperti lembaran kain sutra yang disibakkan angin.

Ia melihat ayahnya, Menteri An Xi, berdiri di aula yang sama. Namun wajahnya pucat, dan ia dikelilingi pejabat yang menuding. Ada suara-suara yang berkata “pengkhianat” dan “gulingkan keluarga An.”

Lian terkejut. Ia terhuyung, hampir jatuh, tapi Chen Yun sigap menahannya.

“Selir An! Apa yang terjadi?”

Lian terengah-engah, lalu menutup mata sebentar. "Itu… masa depan? Apakah benar keluargaku akan dijebak juga? Siapa yang berani melawan keluarga An Xi, menteri pertahanan yang selalu setia?"

Dalam hati ia bersumpah, " Tidak. Kali ini aku tidak akan membiarkan siapapun menghancurkan keluargaku. Jika dulu aku mati karena tidak bisa melawan, maka sekarang aku akan melawan untuk semua yang kucintai."

Yuyan dan Chen Yun,yang mendengar itu saling pandang dan kaget jika Luan bisa melihat masa depan

---

Chen Yun membantu Lian duduk di kursi. “Anda pucat sekali. Apakah Anda sakit?” tanya Chen Yun, yang berpura-pura tidak tau apa apa

Lian tersenyum samar, meski jantungnya masih berdebar.

“Tidak… hanya pusing sebentar. Sepertinya aku terlalu lelah mendengar orang berteriak-teriak ingin memenggal kepalaku.”

Chen Yun terdiam, lalu mendengar gumaman hati Lian, "Astaga, kalau aku sampai pingsan di aula tadi, mungkin mereka langsung menuduhku pura-pura drama. Untung masih bisa tahan sampai di sini."

Sekali lagi, Yuyan dan Chen Yun hampir saja tertawa, tapi ia menahan diri.

Yuyan menatap Lian dengan wajah khawatir. “Nyonya, sebaiknya Anda beristirahat. Masalah keluarga Chen sudah cukup berat, jangan menambah beban dengan—”

Lian mengangkat tangan, memotong.

“Tidak, Yuyan. Aku baru saja melihat sesuatu. Aku tidak bisa tinggal diam. Aku harus mulai mencari tahu siapa yang berencana menjatuhkan keluarga An. Jika keluarga Chen saja bisa dijebak, apalagi keluarga kita.”

Chen Yun menatapnya serius. “Kalau begitu, aku akan tetap di sisi anda dan membantu anda. Apa pun yang kau lakukan, aku akan melindungimu.”

Lian menoleh, menatap dalam-dalam pada panglima itu. Untuk sesaat, waktu seakan berhenti. Ia merasa ada kepercayaan yang tumbuh, sebuah janji yang lebih kuat dari sekadar tugas.

"Bagaimana jika kau jadi gegeku " ujar Lian tiba tiba

Chen Yun, yang mendengar itu kaget lalu tersenyum senang, " Dengan senang hati, aku sangat bahagia memiliki adik seperti anda selir An" jawab Chen Yun, tulus

"Baiklah mulai sekarang kita adalah saudara, dan Yuyan akan jadi adik kita" ujar Lian dan itu membuat Yuyan kaget

"Nyo.... Nyonya saya tidak pantas pm saya hanya pelayan" ujar Yuyan menunduk

"jangan bicara begitu, pelayan itu hanya pekerjaan mu tapi kita sama sama manusia yang memiliki derajat yang sama di mata sang pencipta. Kau tidak boleh merendahkan diri sendiri jadilah wanita yang percaya diri, pintar, berani membela yang benar tapi dengan hati yang baik serta tulus" jelas Lian

Yuyan langsung menangis mendengar ucapan Lian yang begitu tulus, Lian langsung memeluknya dengan erat "Sudah jangan menangis kau terlihat jelek" ujar Lian sembari tertawa

Chen Yun, pun ikut terharu dan bangga melihat begitu baiknya Lian.

"Terima kasih nyonya, aku akan berjanji akan selalu setia dan menjaga nyonya " ujar Yuyan sungguh sungguh

---

Sementara itu, di paviliun pribadi Selir Luo, ia meremas kipasnya dengan kesal.

“Bagaimana bisa perempuan itu membalikkan tuduhan dengan begitu mudah?! Seharusnya ia sudah hancur di hadapan kaisar!”

Menteri Luo tampak muram. “Dia licik… atau terlalu beruntung. Tapi jangan khawatir, adikku. Pertarungan ini baru dimulai. Kita akan membuat jebakan lain, bukan hanya untuk keluarga Chen, tapi juga keluarga An. Jika dua keluarga besar itu jatuh, maka jalan menuju kekuasaan terbuka lebar bagi kita.”

Selir Luo tersenyum miring. “Baiklah, mari kita lihat berapa lama Selir An bisa bertahan sebelum dirinya, keluarganya, dan sekutunya tenggelam.”

---

Malam semakin larut. Di kamarnya, Lian menatap langit-langit sambil berbaring. Yuyan sudah tertidur di sisi lain ruangan, sedangkan Chen Yun berjaga di luar pintu.

Dalam hati, ia bergumam, "Lian, kau sudah memulai perang. Tidak ada jalan kembali. Tapi… yah, semoga kau masih bisa mencuri waktu untuk makan enak besok pagi. Setidaknya satu mangkuk bubur ayam sebelum drama berikutnya dimulai."

Chen Yun yang berjaga mendengar gumaman itu jelas-jelas. Ia menutup mata sejenak, menahan tawa kecil.

“Perempuan ini…” pikirnya. “Di tengah ancaman maut, masih saja memikirkan sarapan. Tapi justru itulah yang membuatku ingin melindunginya lebih dari siapa pun.”

Dan malam itu, meski bayangan intrik terus mengintai, sebuah ikatan tak kasat mata mulai menguat di antara mereka ikatan antara keberanian, tawa, dan tekad untuk mengungkap kebenaran.

Bersambung

1
Cindy
lanjut kak
Srimulyani
wah cinta segiempat Cen Yun banyak saingan
hani chaq
orang licik ga akan bertahan lama karna bakal termakan balik dengan kelicikannya
hani chaq
jodohnya kian dekat.....ayo semangat berjuang setiap keburukan pastilah akan kalah
hani chaq
emang seorang yg kuat harus berjodoh ma yg lebih hebat
hani chaq
masih menjadi teka teki siapa jodoh pedang langit
hani chaq
ini baru tambah asik.mantap polllll..... pokoknya
hani chaq
jgn biarkan ke4 org itu ada yg hilang.ayo.....kalian bisa
hani chaq
ayolah chen....ajari lian bela diri.seenggaknya bisa buat lebih bermanfaat
nara 🇮🇩 🇹🇼
bearti lian tak berjodoh denga kaisar liu ning,,kalau lian ketemu dengan pemilik pedang langit feng xuan,,
hani chaq
sayang sekali yg cewek2 pd ga bisa bertarung
hani chaq
benar2 jodohnya lian
kaylla salsabella
wah kasihan nanti Liu ning klu kian nikah sma pewaris satu nya
Tiara Bella
makasih Thor up nya....sangat menghibur berasa nnton dracin.... semangat ya
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
berada selalu disisi nya untuk menuju kebahagiaan
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
wahhh, seperti harapan ku dong /Applaud/
seorang kaisar yang sangat berwibawa yang akan menjadi jodoh nya Lian
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
Lian bobo' cantik, sementara keluarga nya kelimpungan nyariin /Facepalm/
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
penyesalan mu telat raja, Lian udah menutup hati nya untuk istana xu
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
kabulin dong yang mulai, biar Lian bisa buat gebrakan baru
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
pintar, Lian sang jenius baru muncul 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!