Wedding Agreement

Asha yang baru saja sampai rumah mendapati pintu masih tertutup rapat, ia segera mencari kunci rumah yang biasa Ega letakkan di bawah pot bunga katus yang berada di depan rumahnya.

"Kemana perginya mas Ega? Tadi aku lihat dia sudah pulang, apa jangan-jangan dia tersinggung dengan perkataanku," lirih Asha dengan duduk disofa ruang tamu dengan melempar tasnya ke atas meja.

Asha teringat sesuatu yang ia masukkan ke dalam tasnya. Ia segera mengambil buku kecil pemberian dari Ega waktu di rumah sakit

Untuk istri tercintaku, Ashanum Ananda Wijaya

Aku akan mencintaimu dengan cara yang sangat sederhana, seperti kata yang tiada sempat terucap dari kayu pada api yang merubahnya menjadi abu. Aku akan mencintaimu dengan cara yang sangat sederhana, seperti isyarat yang tiada sempat dikirimkan awan pada hujan yang merubahnya menjadi tiada.

Istriku, yang namanya cinta akan menjadi indah jika berpondasikan dengan kasih sayang Sang Pencipta, karena sesungguhnya cinta berasal dari-Nya dan cinta yang paling utama adalah cinta kepada Sang Pencipta.

Sayangku, mungkin dahulu Allah sengaja mempertemukan kita dengan orang yang salah sebelum mempertemukan kita dengan insan yang betul, supaya apabila kita akhirnya bertemu dengan insan yang betul, maka kita akan tahu bagaimana caranya bersyukur dengan pemberian dan hikmah di balik pemberian tersebut.

Sayang, aku sungguh-sungguh mencintaimu dan aku berharap engkau akan selalu ada di setiap langkah kehidupanku, maka tetaplah bersamaku.

Ada banyak bejuta-juta hal yang dapat membuatku berpikir untuk meninggalkanmu, namun hanya ada satu kata yang mampu membuatku tetap disini bersamamu, yaitu AKU MENCINTAIMU KARENA ALLAH.

Sayang, aku ingin hubungan kita di dunia ini berakhir dengan bahagia, berpisah bukan karena orang ketiga atau karena perbedaan. Tetapi aku ingin kita berpisah disaat aku tak lagi mampu berdiri dan bernafas untukmu.

Istriku, ketahuilah bahwa yang namanya cinta itu selalu mendua, karena cinta disini adalah aku dan kamu.

Istriku, aku akan berusaha untuk tidak menangis karenamu, karena pada setiap butir air mata yang jatuh, hanya akan semakin membuatku ingat betapa aku tidak akan pernah bisa untuk melepaskanmu.

Sayang? Kamu adalah orang yang pertama yang aku pikirkan disaat aku membuka mata dan yang terakhir aku impikan sebelum menutup mata ini. Hal yang paling bahagia dalam hidupku adalah bisa berjumpa denganmu.

Istriku, aku selalu berusaha untuk mencintai segala kekuranganmu, maka cintailah aku dengan cara yang sama sebagaimana aku mencintaimu.

Sayang, kamu bisa memilih bahagia atau sedih, dan jika kamu ingin memilih bahagia, maka pilihlah aku, karena aku akan selalu berusaha membahagiakanmu.

Istriku, tunjukan aku cara untuk mencintaimu dengan tulus, maka akan aku tunjukan bagaimana caranya untuk bahagia.

Sayang, aku hanya ingin bersamamu dalam 2 waktu saja, SEKARANG dan SELAMANYA.

Asha segera menutup buku kecil itu.

"Maafkan aku, belum bisa mencintaimu mas. Aku masih perlu waktu untuk melabukan cintaku," lirih Asha lalu menutup buku kecil itu.

"Assalamualaikum," sapa Ega yang baru saja tiba.

"Waalaikumsalam," jawab Asha. "Kok baru sampai mas? Tadi aku lihat mas sudah pulang dari jam makan siang tadi," ucap Asha.

"Iya, mas cari kerja sampingan. Habis dari rumah sakit mau narik ojek online," jawab Ega duduk disamping Asha.

"Kenapa harus narik ojek segala mas? Kenapa tak mau menerima tawaran papa saja, kamu tak perlu susah payah," ketus Asha yang sebenarnya tak tega jika Ega harus bekerja keras untuk menyambung hidupnya.

"Aku tak ingin kamu pandang sebelah mata, aku ingin berusaha dan kerja keras sendiri. Aku tak ingin menggantungkan hidupku ke orang lain, selagi aku masih mampu berusaha sendiri," ucap Ega dengan melepas jaketnya.

"Maaf, karena kehadiranku kamu harus bekerja keras untuk membiayai segala kebutuhanku. Apa kau mau memaafkanku karena aku telah egois," ucap Asha.

Mungkin dengan aku mulai berteman dengan dia, aku bisa melupakan Dion, melupakan pengkhianatan yang ia lakukan dengan sahabatku sendiri batin Asha.

Kenapa dengan Asha, apa yang terjadi dengannya? Kenapa dia jadi lembut begini di saat aku ingin pergi melupakan cintaku untuknya pikir Ega.

"Apa kamu mau memaafkanku?" tanya Asha lagi.

"Sebelum kamu minta maaf, aku sudah memaafkanmu. Aku yang bersalah atas semua ini, aku telah membuat kamu terluka dan sakit, maafkan aku," lirih Ega menatap Asha.

Kenapa jatungku memancu dengan cepat sekali, apa aku juga mulai menyukainya? Tak mungkin jika aku cinta dengan dia, dia itu tak ada coolnya sama sekali dia juga pakai kacamata tak kelihatan menarik pikir Asha mencoba membujuk hati dan pikirannya agar tak jatuh cinta dengan Ega.

"Ya sudah aku mau istirahat," pamit Asha.

"Sha, tunggu!" ucap Ega dengan menarik tangan Asha agar tak beranjak pergi dulu. "Apa kita bisa jadi teman? Jika kamu tak bisa menerimaku menjadi suamimu," mohon Ega dengan wajah sedikit memelas.

"Bisa, tapi kamu harus ingat jangan membuatku malu. Jika kau membuatku malu aku tak akan memaafkanmu," ketus Asha.

"Malu gimana?"

"Kita teman, jika kita hanya berdua. Kita di luar anggap saja kita tak kenal," jawab Asha.

"Kenapa? Apa aku terlalu buruk jadi temanmu?" tanya Ega yang meminta kejujuran dari Asha.

"Tidak juga, tapi aku masih butuh waktu saja," ucap Asha pergi menuju kamarnya.

Alhamdulilah, kamu sudah mau berteman denganku saja aku sangat bersyukur itu kemungkinan aku masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan cintamu batin Ega tersenyum.

Ega yang merasa sangat lelah segera tidur di sofa ruang tamunya dengan jaketnya yang ia kenakan menjadi batal kepalanya.

Asha yang melihat Ega terlelap dalam tidurnya, ia segera mendekat untuk mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja.

Asha tanpa sengaja melihat Ega yang tertidur pulas tanpa kacamata di wajahnya memperlihatkan ketampannya yang begitu sempurna.

"Ternyata kamu tampan sekali ya, aku baru sadar," lirih Asha mengamati secara detail wajah Ega.

Asha segera beranjak pergi sebelum Ega bangun. Asha segera menuju dapur saat merasa cacing-cacing dalam perutnya meminta jatah.

Merasa bingung harus membuat makan malam apa, ia segera membuat cap cay yang simple saja.

Ega yang merasa terganggu tidurnya karena mencium bau aroma yang sangat menusuk penciumannya ia segera membuka matanya menuju dapur.

Melihat Asha sibuk menumis sayurannya ia hanya menatap Asha dari kejauhan.

"Sungguh ciptaan Allah yang paling sempurna, semoga kamu selamanya jadi istriku. Semoga kamu segera membuka hatimu untukku Sha," lirih Ega.

Asha baru saja selesai masak segera menyiapkannya di atas meja. Asha yang tak tahu ada seseorang yang sedang memperhatikannya ia dengan santai menyiapkan makan malam itu.

bersambung..