NovelToon NovelToon
Cinta Rahasia Sang CEO

Cinta Rahasia Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Menikah Karena Anak
Popularitas:46.3k
Nilai: 5
Nama Author: Chika Ssi

Laura jatuh cinta, menyerahkan segalanya, lalu dikhianati oleh pria yang seharusnya menjadi masa depannya—Jordan, sahabat kecil sekaligus tunangannya. Dia pergi dalam diam, menyembunyikan kehamilan dan membesarkan anak mereka sendiri. Tujuh tahun berlalu, Jordan kembali hadir sebagai bosnya … tanpa tahu bahwa dia punya seorang putra. Saat masa lalu datang menuntut jawaban dan cinta lama kembali menyala, mampukah Laura bertahan dengan luka yang belum sembuh, atau justru menyerah pada cinta yang tak pernah benar-benar hilang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika Ssi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13. Bukti yang Terkubur

Pada halaman terakhir yang diisi, tertulis tanggal di mana Laura memergoki Jordan berciuman dengan Leysha. Dari tulisan tangan dan tinta yang luntur karena tetesan air mata yang jatuh ke atasnya, Jordan akhirnya paham betapa sakitnya hati sang tunangan hari itu. Jordan terdiam seketika.

Saat kembali membalik halaman untuk membaca yang selanjutnya, Jordan terbelalak. Dia mendapati sebuah kantong kecil transparan berisi tiga buah alat tes kehamilan. Jemarinya semakin gemetar melihat hal itu.

Seakan Jordan mendapatkan jalan menuju kebenaran mengenai Leon. Garis yang ada pada alat itu sudah mulai pudar. Hal itu menandakan bagaimana benda tersebut telah tersimpan rapat dan menjadi saksi bisu bahwa Laura mengandung benih ketika pergi menghilang.

"Apakah ini ...." Air mata Jordan menetes deras membasahi pipinya.

Kini tatapan lelaki tersebut beralih pada amplop besar berwarna putih. Di sana menunjukkan bahwa dokumen tersebut berasal dari laboratorium tempat Jordan melakukan tes DNA. Dahi lelaki tersebut tentu langsung berkerut.

Jordan langsung melepaskan ikatan tali pada amplop tersebut. Pupil matanya melebar ketika membaca apa yang ada di dalam sana. Ya, kertas itu merupakan dokumen hasil tes DNA miliknya.

"Jadi, semua ini permainan Leysha?" Jordan membungkam mulutnya yang menganga.

Jordan langsung mengambil semua bukti tersebut, lalu berjalan ke arah pintu. Ketika keluar dari kamar, Jordan mendapati Leysha sudah terlelap dalam posisi setengah badannya tertelungkup di atas meja makan. Dia mencari kunci apartemen Leysha.

Setelah berhasil mendapatkan kunci tersebut, Jordan langsung keluar dari sana. Dia mengendarai mobilnya sekencang mungkin. Malam yang larut, tak menyurutkan tekadnya untuk menemui Laura.

Begitu mobil terparkir di basemen apartemen Laura, Jordan bergegas masuk ke elevator. Saat pintu elevator terbuka, langkahnya mantap keluar dari sana dan bergegas menuju unit apartemen milik Laura. Dia harus mendapatkan kejelasan dari mantan tunangannya malam itu juga.

"Laura, buka pintunya!" ujar Jordan sambil terus memencet bel.

"Laura! Bukakan pintu, aku harus bicara!" seru Jordan lagi sambil mengarahkan suara pada mikrofon kecil di depan pintu.

"Laura!" teriak Jordan frustrasi sambil menendang pintu di hadapannya.

Sementara itu di balik pintu Laura mengamati Jordan dari balik layar pantau. Perempuan cantik itu masih mematung di depan pintu. Dia menautkan kedua alis karena melihat mantan tunangannya tersebut terus berteriak seperti orang kesetanan.

"Buka pintunya atau aku dobrak! Aku akan melapor kepada sekuriti kalau kamu sedang dalam bahaya!" ancam Jordan.

"Ya Tuhan, dia benar-benar keras kepala!" Laura menarik napas panjang dan mengembuskannya kasar.

Akhirnya mau tidak mau Laura membukakan pintu untuk Jordan. Begitu pintu terbuka, Jordan langsung menerobos masuk. Dia hendak memeluk Laura, tetapi perempuan tersebut langsung menamparnya.

"Jangan kurang ajar, Jordan! Jangan melebihi batas!" teriak Laura sambil menatap tajam pria di hadapannya tersebut.

"Bagaimana aku bisa menahan diri, Laura! Aku semakin ingin bersama dengan kamu dan Leon setelah tahu semuanya! Aku tahu semua tentang tujuh tahun lalu, Laura! Aku tahu kamu hamil saat menghilang tiba-tiba!"

Pupil Laura bergetar. Bibirnya sedikit berkedut dengan genggaman yang mulai melemah. Sebuah senyum kikuk terukir di bibir wanita tersebut.

"Kamu jangan mengada-ada, Jordan. Kamu ...." Ucapan Laura menggantung di udara ketika Jordan mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya.

Laura terbelalak seketika. Kini dia tidak bisa lagi berkilah soal kehamilan tujuh tahun lalu. Perempuan tersebut menelan ludah kasar.

"Berikan buku itu padaku, Jordan." Suara Laura bergetar karena menahan tangis.

Jordan masih tetap memegang buku itu tanpa menyerahkannya kepada Laura. Namun, ketika perempuan itu hendak merebutnya, Jordan langsung bereaksi dengan menyembunyikan buku tersebut di balik punggung.

"Aku sudah membaca semuanya! Kamu emang sedalam itu mencintaiku, Laura!" Jordan tersenyum lebar penuh keyakinan.

"Itu dulu! Sebelum kamu mengkhianatiku!" seru Laura dengan mata yang mulai memerah.

"Lalu, bisa jelaskan soal ini?" Kali ini Jordan membuka halaman terakhir buku diari yang menunjukkan tiga buah tespek dalam plastik.

"Itu ...."

"Leon anakku, 'kan?" tanya Jordan dengan tatapan tajam.

"Bukan kamu. Itu jawaban yang kamu mau, kan?" Suara Laura begitu dingin, tetapi sedikit bergetar.

"Tapi, aku sudah membuktikan kalau Leon anakku!" Jordan kini menyodorkan amplop berisi hasil tes DNA.

Laura hanya menatap benda itu sekilas. Tak lama kemudian dia menatap Jordan. Tangan Laura seakan beku, enggan meraih amplop tersebut.

“Hasilnya menunjukkan kalau Leon adalah putra biologisku! Beberapa waktu lalu, aku mendapatkan hasil tes yang direkayasa. Tapi malam ini, aku menemukan salinan aslinya.” Jordan mengangkat amplop putih itu tinggi-tinggi, seolah menjadi bukti mutlak dari kebenaran yang selama ini dikubur.

Laura terdiam. Matanya menyapu wajah Jordan, mencari kepastian di balik sorot mata tajam lelaki itu. Tapi yang dia temukan hanyalah luka. Luka yang sama seperti miliknya, tetapi lahir dari sebab yang berbeda.

“Siapa yang merekayasa?” tanya Laura lirih, nyaris tak terdengar.

Jordan menarik napas panjang. “Leysha. Dia menyembunyikan buku ini darimu. Dia juga mengganti hasil tes DNA yang kukirimkan ke laboratorium dengan yang palsu.”

Laura memutar wajahnya ke samping, menahan emosi yang kembali menyeruak. “Jadi selama ini kamu tahu Leysha bermain kotor dan tetap diam?”

Jordan menggeleng. “Aku baru tahu semuanya malam ini, Laura. Aku langsung pergi menemuimu.”

Laura memejamkan mata, menahan air mata yang nyaris jatuh.

“Aku kecewa, Laura,” lanjut Jordan, suaranya lebih pelan, lebih getir. “Kecewa pada Leysha. Tapi juga pada diriku sendiri, karena membiarkan kamu pergi dengan luka sebesar itu.”

Hening menyergap di antara mereka. Detik-detik terasa melambat.

---

Langit malam masih gelap saat Jordan membuka pintu apartemen Leysha dengan sisa amarah yang belum reda. Langkahnya berat namun pasti menuju ruang tengah, di mana Leysha tengah duduk, memeluk segelas anggur yang belum sempat disentuh.

“Leysha." suaranya rendah tapi mengandung bara. “Kita harus bicara.”

Leysha menoleh pelan, wajahnya pucat. “Jordan .…”

“Kenapa kau lakukan itu?” Jordan melemparkan amplop hasil tes DNA ke atas meja. “Kenapa kamu memalsukan hasilnya? Dan … kenapa kau sembunyikan diary Laura?”

Leysha menelan ludah. “Karena aku tahu, selama Laura masih ada, aku tak pernah benar-benar memilikimu. Bahkan saat dia pergi, kamu tetap mencintainya.”

Jordan memukul meja, membuat gelas anggur nyaris terjatuh. “Itu bukan alasan untuk mencuri masa depan seseorang! Kamu tahu aku mencari jawaban itu bertahun-tahun!”

“Aku takut, Jordan,” suara Leysha mulai pecah. “Aku takut kehilanganmu. Dan diary itu … isinya terlalu menyakitkan bagiku. Aku membacanya malam itu, dan tahu bahwa dia masih mencintaimu, bahkan setelah kamu menghancurkannya. Aku tak sanggup melihat kamu kembali padanya!”

Jordan memejamkan mata, napasnya bergetar. “Aku kecewa padamu … dan lebih kecewa lagi pada diriku sendiri.”

Leysha menatapnya bingung. “Apa maksudmu?”

1
Zenun
nanti lah😁
Zenun
Yang penting kamu jangan kabur lagi Lau😁
Jeng Ining
kokya ga mikir apakah ada hubungannya dg Leysha to Joo😮‍💨
Jeng Ining: hooh gemeshh aq..😩😮‍💨... dikasih apa dia sm Leysha, smpe ga mampu berpikir buruk ttg Leysha, udh tau kelicikannya aja masih ga mampu balaskan kesakitan Laura🙄
Bisa Pesan Cover di Saya: Paijo pikirammya lagi buntet kak /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
Jeng Ining
huhhhh Jordan masih ga mampu melepaskan diri dr Leysha, ya wes terima resikonya dijauhi Laura, pdhl udh berkali² bgini, tp tetep ga mau tegas sm Leysha😩
Bisa Pesan Cover di Saya: Ulet bulu yang menggatal ini susah disingkirkan /Grimace/
total 1 replies
Wiwit Widiarti
lanjut thor semangat💪💪💪
Wiwit Widiarti: ok kk author trimakasih di tunggu bab selanjutnya pasti tambah seru
Bisa Pesan Cover di Saya: Update besok lagi yaaaa Kakkk❤❤❤
total 2 replies
Wiwit Widiarti
semangat jo fokuslah sekarang ada laura yg medukungmu
n4th4n14e4
hayoh
tiara
Leon atau Noah tuh yang membuka pintu, lanjuut thor
Zenun
Jangan mau kalah kali ini Lau
Zenun
Yah Noah, kamu gak. diajak
Zenun
Kai?
Zenun
wory sama keadaan Leon
Bukhori Muslim
menarik
tiara
ayo Lau bantu Jo yang sedang bermasalah biar kembali sukses
Esther Lestari
ayo Jo cerita sama Laura, siapa tahu dia bisa memberi solusi dan biar kamu gak pusing sendiri
Esther Lestari
Jo seharusnya kamu menjauh dari Leysha, sejak kamu tahu apa yang sudah dilakukannya terhadap Laura.
tiara
waduuh Noah salah mengira dia kira Jordan setuju ternyata tidak.waduuh tambah marah tuh pa Jo
Esther Lestari
dering telpon menganggu pelukan kerinduan mereka berdua😁
tiara
siapa tuh yang telpon semoga bukan kabar buruk tentunya
Teh Yen
huffft kuatlah Noah mungkin Laura bukan jodoh mu lagian hubungan kalian kan tidak d restui orang tuamu smoga kamu menemukan wanita yg lebih baik dari Laura d mencintaimu juga yah Noah smngat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!