NovelToon NovelToon
Seharum Cinta Shanum

Seharum Cinta Shanum

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Selingkuh / Cinta Terlarang / Ibu Mertua Kejam / Pelakor jahat
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Shanum dan Wira Wiguna sudah menikah selama 6 tahun dan memiliki seorang anak bernama Mariska namun kebahagiaan mereka harus diuji saat Niar, mertua Shanum yang sangat benci padanya meminta Wira menikah lagi dengan Aura Sumargo, wanita pilihannya. Niar mau Wira menikah lagi karena ingin memiliki cucu laki-laki yang dapat meneruskan bisnis keluarga Wiguna. Saat itulah Shanum bertemu Rivat, pria yang membuatnya jatuh cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Haru Biru Pertemuan

Mariska berdiri gemetar, terjebak di antara Niar dan Aura. Ketakutannya memuncak, namun ia tahu, ia harus berani. Ia tidak akan membiarkan dirinya ditangkap. Ia harus melarikan diri, ia harus kembali pada ibunya. Dengan segenap keberanian yang ia punya, Mariska menatap Niar.

"Nenek jahat! Aku tidak takut dengan Nenek!" teriak Mariska, suaranya parau.

Niar tertawa sinis. "Kau pikir kau bisa melawan Nenek, hah? Anak kecil sepertimu tidak akan bisa lari."

Mariska tidak peduli. Ia hanya punya satu kesempatan. Saat Niar mendekat, Mariska mengigit tangan Niar dengan brutal. Gigitannya kuat, membuatnya Niar menjerit kesakitan.

"Aduh! Lepaskan aku, anak setan!" teriak Niar, mencoba melepaskan tangannya dari gigitan Mariska.

Namun, Mariska tidak melepaskannya. Ia terus menggigit, gigitan itu begitu kuat sampai Niar meringis kesakitan. Aura yang melihat itu terkejut. Ia tidak menyangka Mariska akan seberani ini.

Setelah beberapa saat, Niar akhirnya melepaskan tangannya. Tangan Niar berdarah, dan ia terlihat sangat marah. Niar menjerit kesakitan kemudian Mariska bisa melarikan diri. Mariska tidak membuang waktu, ia segera berlari masuk ke dalam hutan.

Mariska terus berlari keluar dari hutan. Ia tidak peduli dengan duri yang melukai kakinya, ia tidak peduli dengan lelah yang ia rasakan. Ia hanya punya satu tujuan: menemukan jalan pulang. Ia terus berlari, berlari, dan berlari.

Di belakangnya, Niar dan Aura terus mengejarnya. "Kejar dia! Jangan biarkan dia lolos!" teriak Niar, suaranya dipenuhi amarah.

Aura dan Niar terus berlari mengejar Mariska. Namun, mereka tidak bisa menyusulnya. Mariska terlalu cepat, terlalu lincah. Mariska terus berlari, mengandalkan instingnya. Ia terus berlari dan berlari, berharap bisa menemukan jalan keluar dari hutan.

Setelah beberapa saat, Mariska melihat sebuah jalanan. Ia tersenyum, ia merasa lega. Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Niar dan Aura sudah berdiri di ujung jalan, memblokir jalannya. Mariska terkejut, ia tidak menyangka Niar dan Aura akan secepat ini.

"Mau ke mana kau, Mariska?" tanya Niar, suaranya dingin. "Kau pikir kau bisa lari dari Nenek? Tidak akan pernah!"

Mariska kini terjebak. Di depannya, Niar dan Aura sudah berdiri. Di belakangnya, hutan yang gelap. Mariska tidak punya pilihan lain. Ia harus melawan. Dengan segenap keberaniannya, Mariska menatap Niar.

"Aku tidak takut dengan Nenek!" teriak Mariska. "Mama pasti akan datang dan menyelamatkanku!"

Niar tertawa sinis. "Mama-mu tidak akan pernah datang. Dia tidak peduli denganmu."

"Tidak! Mama pasti datang! Mama pasti datang!" teriak Mariska, isakannya pecah.

****

Mariska berlari sekuat tenaga, tidak peduli dengan duri yang melukai kakinya. Di belakangnya, Niar dan Aura terus mengejar. Nafasnya terengah-engah, namun ia terus berlari. Ia tidak ingin ditangkap. Ia ingin kembali ke ibunya.

Mariska melihat sebuah jalanan, ia tersenyum. Ia merasa lega. Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Niar dan Aura sudah berdiri di ujung jalan, memblokir jalannya. Mariska terjebak di antara dua wanita jahat. Ia tidak tahu harus berbuat apa.

Tiba-tiba, suara teriakan terdengar dari belakang. "Hei! Ada anak kecil!" teriak seseorang. Mariska menoleh. Di belakangnya, berdiri sekelompok penduduk desa. Mereka adalah para petani yang baru saja pulang dari ladang. Mereka melihat Mariska yang sedang dikejar, dan mereka tahu, ada sesuatu yang tidak beres.

Niar dan Aura terkejut. Mereka tidak menyangka akan ada penduduk desa di sana. Dengan cepat, mereka berbalik dan melarikan diri. Mereka tidak ingin ketahuan. Mariska tidak membuang waktu, ia berlari ke arah para penduduk desa.

"Tolong! Tolong saya!" teriak Mariska, isakannya pecah.

Salah satu penduduk desa, seorang ibu-ibu, segera memeluk Mariska. "Tenang, Nak. Kamu aman sekarang," ucapnya, suaranya lembut.

Mariska menangis, ia memeluk ibu itu erat-erat. Ia merasa lega. Ia selamat.

Niar dan Aura menggeram kesal saat mereka berhasil kabur. Rencana mereka gagal lagi. Mariska berhasil lolos. Mereka masuk ke dalam mobil, wajah mereka dipenuhi amarah.

"Sialan!" maki Niar. "Anak itu licik sekali! Bagaimana dia bisa lolos?!"

"Aku tidak tahu, Tante. Tapi yang pasti, kita harus menangkapnya," balas Aura. Mereka pun menyusun rencana lain bagaimana bisa menculik Mariska lagi.

Niar tersenyum sinis. "Tenang saja. Aku punya rencana lain. Kali ini, dia tidak akan bisa lolos."

Di sisi lain, Mariska dibawa ke rumah penduduk yang menyelamatkannya. Di sana, ia diberikan minum dan makanan. Mariska merasa tenang, ia menceritakan semuanya. Warga desa terkejut, mereka tidak menyangka ada orang sejahat Niar dan Aura. Mereka berjanji akan melindungi Mariska.

****

Mobil Rivat melaju kencang menuju desa. Shanum duduk gelisah di sampingnya, matanya terus-menerus menatap ponselnya. Beberapa menit yang lalu, ia menerima telepon dari nomor yang tidak dikenal. Saat ia mengangkat, ia mendengar suara yang sangat ia rindukan. Suara Mariska. Shanum tahu, putrinya selamat.

Akhirnya, mereka tiba di depan sebuah rumah sederhana. Di sana, Mariska sudah berdiri, ditemani oleh seorang ibu-ibu desa. Mata Mariska memerah, namun ia terlihat sehat. Shanum turun dari mobil, air matanya sudah tak terbendung.

"Mariska!" teriak Shanum.

Mariska berlari ke arah ibunya. Shanum memeluk Mariska dengan erat, seolah tak ingin melepaskannya lagi. Ia mencium kening, pipi, dan rambut putrinya berulang kali. Shanum berderai air mata, rasa syukur yang tak terhingga memenuhi hatinya.

"Mama... aku takut," bisik Mariska, memeluk ibunya erat-erat.

"Mama tahu, sayang. Tapi kamu aman sekarang. Kamu sudah aman," ucap Shanum, isakannya pecah.

Rivat berdiri di samping mobil, Rivat menatap mereka dengan senyum tipis. Hatinya dipenuhi kebahagiaan. Ia merasa lega melihat Shanum dan Mariska kembali bersatu. Ia merasa, semua usahanya untuk melindungi Shanum tidak sia-sia.

Di sisi lain, di dalam mobil yang terparkir jauh dari desa, Niar dan Aura melihat semua itu. Wajah mereka dipenuhi amarah dan kebencian. Mereka tidak bisa menerima kenyataan bahwa Shanum dan Mariska kembali bersatu.

"Sialan! Kenapa anak itu bisa ditemukan Shanum?!" teriak Niar, ia memukul setir mobil.

"Aku tidak tahu, Tante. Tapi yang pasti, kita harus menghancurkan kebahagiaan mereka," balas Aura, matanya menyalang.

Niar dan Aura tak akan membiarkan Shanum bahagia. Mereka tidak akan menyerah. Dendam mereka terlalu besar, dan mereka merasa, mereka yang seharusnya menang.

"Dengar, Aura," ucap Niar, suaranya dingin. "Kita tidak bisa lagi hanya menculik anak itu. Kita harus menghancurkan Shanum sampai ke akarnya."

Aura tersenyum sinis. "Bagaimana caranya, Tan?"

"Kita akan membuat Shanum menderita. Kita akan membuat dia kehilangan semua yang ia punya. Kita akan membuat dia hancur," balas Niar, tatapan matanya dipenuhi kegilaan.

Niar dan Aura kemudian menyusun rencana baru. Rencana yang jauh lebih kejam dan lebih brutal dari apa pun yang pernah mereka lakukan sebelumnya. Mereka akan menggunakan semua kekuasaan, uang, dan pengaruh mereka untuk menghancurkan Shanum.

Di desa, Shanum dan Mariska masih berpelukan. Mereka tidak tahu, di luar sana, sebuah badai besar sedang menanti mereka. Badai yang jauh lebih besar dan lebih kejam dari apa pun yang pernah mereka hadapi. Dan kali ini, mereka harus berjuang lebih keras lagi untuk bertahan.

1
Rohmi Yatun
dari awal cerita kok wira sama Bpk nya tu gk pinter jdi laki2.. heran aja🤔
Hatus
Shanum yang sabar ya.. terkadang mendapat suami baik ada aja ujiannya, apalagi jika ujian itu dari mertua 🥹
Hatus
Padahal, senang itu di puji🤭
Hatus
Romantisnya 🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!