Kesempatan Kedua: Balas Dendam Anak Tak Di Anggap

"Elen cepat minta uang sama Antonio bodoh itu." Ucap Hendra sambil menghisap rokoknya.

"Untuk apa Pa?" Tanya Elen heran.

"Sudah minta saja dan kamu tidak perlu tau." Tegas Hendra.

"Berapa Pa?" Tanya Elen sekali lagi.

"Dua ratus juta." Jawab Hendra singkat.

Elen mengangguk patuh kemudian dia mengirim pesan kepada Antonio Bagaskara untuk meminta uang.

(Pa kirimkan uang untuk ku 250 juta) Pesan Elen

Pesan terkirim

Elen mulai menyeringai sinis untuk memeras uang Antonio ayah kandung Ana. Selama ini Elen berpura-pura menjadi Ana dan Antonio tidak merasa curiga sama sekali dan yang selalu menerima uang adalah Elen dan jumlahnya sangat banyak bahkan setiap sebulan Elen minta jatah kiriman sebanyak dua kali.

(Bukannya minggu lalu Papa sudah kirim 200 juta) Balas Antonio

Elen berdecak kesal karena Antonio banyak tanya.

"Apa salahnya langsung kirim! Kenapa harus di interogasi dulu? Bukannya si tua bangka bodoh ini tidak pernah bertanya seperti ini." Kesal Elen.

(Kirim saja sekarang dan tidak usah banyak tanya, kalau enggak aku tidak akan menganggap Papa sebagai Papaku lagi.) Ancam Elen.

Hendra yang melihat wajah anaknya yang terlihat kesal dia lalu bertanya.

"Ada apa Elen, kenapa kamu kelihatan kesal sekali sayang?" Tanya Hendra penasaran.

"Ini nih Pa si tua bangka bodoh itu tiba-tiba protes biasanya jiga tidak pernah seperti itu." Kesal Elen.

"Ancam saja." Ucap Hendra santai.

"Sudah Pa, Papa tenang saja." Jawab Elen menyeringai.

"Bagus, kita harus memanfaatkan Antonio Bagaskara itu dengan sebaik mungkin. Selama dia tidak pulang dari luar negeri rahasia kita tetap aman." Ucap Hendra.

Anak dan Ayah itu tertawa bersama karena sudah bisa membodohi seorang Antonio. Keduanya merasa di atas angin kerana selama dua puluh tahun lebih mereka memeras Antonio dan Antonio tidak curiga sama sekali itu yang membuat mereka lebih leluasa meminta uang.

(Papa dengar pertunangan kamu dan Kevin Prayoga gagal. Apa itu benar?) Balas Antonio.

Mata Elen seketika membulat sempurna dan panik.

"Papa lihat ini." Panik Elen.

Elen memperlihatkan chat Antonio dan Hendra tersentak kaget.

"Dari mana dia tahu." Gumam Hendra syok.

****

Sedangkan di kediaman Antonio di luar negeri, dia nampak termenung melihat chat anaknya.

"Papa kenapa?" Tanya sang istri.

"Gak apa-apa." Jawab Antonio.

Ia kembali melihat layar ponselnya sekali lagi dan kembali membaca dengan seksama balasan pesan yang ada di sana.

(Papa gak perlu khawatir, itu cuma gosip.) balas Elen.

"Tentang Ana lagi?" Tanya sang istri dengan lembut. Antonio hanya mengangguk.

"Ada yang aneh dengan anak itu sayang." Jawab Antonio menghela nafas berat.

"Aneh bagaimana maksud kamu?" Tanya sang istri bingung.

"Dia terus menerus meminta uang sama Papa padahal batu kemarin Papa memberinya dan jumlahnya juga banyak. Masak iya uang itu sudah habis dan sekarang Ana minta uang lagi dan jumlahnya juga sangat banyak." Jelas Antonio.

"Dan yang membuat Papa lebih aneh lagi, setiap kali Papa mau video call dia selalu menolak dengan alasan yang gak masuk akal. Sebenarnya Papa curiga sudah dari lama, namun Papa selalu menepisnya tapi kali ini kecurigaan itu semakin jelas." Lanjut Antonio.

"Mungkin Ana belum bisa menerima pernikahan kita Pa." Jawan sang istri dengan nada lembut.

Antonio terdiam cukup lama, perkataan istrinya mungkin saja benar. Tapi itu sudah sangat lama terjadi dan kenapa Ana masih belum bisa menerima pernikahan sang Ayah sepenuhnya.

"Ada satu lagi yang membuat Papa merasa janggal Ma." Ucap Antonio.

"Apa itu Pa?" Tanya sang istri.

"Pertunangan Ana dan Kevin kabarnya di batalkan. Tapi, Ana menyangkal semua itu dan katanya itu hanya rumor." Jawab Antonio.

"Mungkin memang hanya rumor Pa." Jawab sang Istri.

"Tapi salah satu temen Papa mengirimkan sebuah video dimana pada malam itu acar pertunangan akan berlangsung, namun semua itu batal karena Ana malah membongkar hubungan Kevin dengan kakak tirinya. Dan yang lebih mengejutkan lagi Ana tetap di paksa melanjutkan pertunangan itu meskipun sudah tahu kalau Kevin dan kakak tirinya pacaran. Bahkan Mama kandung nya sendiri juga tidak membela Ana melainkan membela anak sambungnya, itu yang ada di dalam video Ma." Jelas Antonio panjang.

"Video?" sang istri tampak mengerutkan keningnya.

Antonio lalu memperlihatkan video itu di mana dalam video itu memperlihatkan bagaimana cara Ana membatalkan acara pertunangannya dan yang lebih membuat dia terkejut atas perlakuan manta istri Antonio kepada anak kandung nya.

"Astaga Pa, malang sekali nasib anakmu. Kenapa Lastri begitu tega sama anaknya sendiri." Pekik sang istri saat melihat video itu.

"Papa gak tahu Ma, tapi yang jelas video iyu sudah sangat viral di negara kita. Tapi, anehnya Ana malah menyangkal semua itu." Jawab Antonio.

Iren istri kedua Antonio tampak berpikir sejenak. Dia ragu menyampaikan sesuatu yang ada di pikirannya.

"Pa, apa Papa pernah curiga kalau yang selama ini berhubungan dengan Papa lewat pesan iyu bukan Ana?" Tanya Iren.

Pertanyaan itu sontak membuat Antonio menoleh dengan alis berkerut heran.

"Mana mungkin Ma, itu pasti Ana bukan orang lain." Jawab Antonio cepat.

"Tapi Mama ragu Pa. Bagaimana kalau ada orang yang berpura-pura menjadi Ana hanya demi morotin uang Papa? Bukannya, orang yang mengaku sebagai Ana itu selalu menolak setiap kali Papa mau video call dengannya?" Tanya Iren.

Antonio terdiam tampak berfikir sejenak, ucapan sang istri ada benarnya dan cukup masuk akal. Memang selama ini Antonio merasa heran dan cukup mengusik hati anti selama ini, namun Antonio selalu menepisnya dan menganggapnya kalau Ana masih belum menerima pernikahan dirinya dengan sang istri yang sekarang.

"Sepertinya Papa harus selidiki semua ini Ma. Papa mau kembali ke negara kita dan Papa ingin memastikan kalau Ana baik-baik saja, apalagi melihat video itu kalau Lastri tidak memperlakukan Ana dengan Baik. Apa Mama mau ikut?" Tanya Antonio.

"Tentu saja Pa, kemanapun Papa pergi Mama akan selalu ikut dengan Papa." Jawab Iren.

"Tapi bagaimana dengan Dimas?" Tanya Antonio.

"Nanti Mama yang akan berbicara dengan anak itu Pa." Jawab Iren.

Sepasang suami istri itu segera mempersiapkan segala sesuatunya. Dalam waktu dekat mereka harus segera pulang untuk menyelidiki semuanya.