NovelToon NovelToon
TURUN RANJANG : Dinikahi Pilot Galak

TURUN RANJANG : Dinikahi Pilot Galak

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Pernikahan Kilat / Angst / Romansa / Pihak Ketiga / Naik ranjang/turun ranjang
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Dhanvi Hrieya

Aruna Mayswara terpaksa menerima pernikahan yang digelar dengan Jakson Mahendra-mantan kakak iparnya sendiri, lelaki yang sempat mengeyam status duda beranak satu itu bukan tandingan Aruna. Demi sang keponakan tercinta, Aruna harus menelan pahitnya berumah tangga dengan pria yang dijuluki diam-diam sebagai 'Pilot Galak' oleh Aruna dibelakang Kinanti-almarhumah kakak perempuannya. Lantas rumah tangga yang tidak dilandasi cinta, serta pertengkaran yang terus menerus. Bisakah bertahan, dan bagaimana mahligai rumah tangga itu akan berjalan jika hanya bertiangkan pengorbanan semata.

***

"Nyentuh kamu? Oh, yang bener aja. Aku nggak sudi seujung kuku pun. Kalo bukan karena Mentari, aku nggak mungkin harus kayak gini," tegas Jakson menatap tajam Aruna.

"Ya, udah bagus kayak gitu dong. Sekarang tulis surat kontrak nikah, tulis juga di sana perjanjian Mas Jakson nggak akan nyentuh tubuhku," ujar Aruna menggebu-gebu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhanvi Hrieya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13. JEBAKAN HANA

"Kamu yakin, Run?" Hana hampir saja tersedak air liurnya sendiri.

Kepala Aruna mengangguk tegas, dan berkata, "Aku yakin banget, aku udah mikir ini dari kemarin sampek tadi pagi. Kupikir ada baiknya ngejauhin Mentari baik itu dari ayahnya, lingkungannya, dan pelan-pelan membiasakan dirinya tinggal cuma berdua sama aku di rumah."

Hana tidak tahu harus bereaksi seperti apa, bagaimana bisa Aruna semudah itu mengambil keputusan. Hana tahu jika hubungan Aruna dan Jakson hanyalah karena keterpaksaan. Tapi, kenapa pula harus secepat ini goyahnya. Hana pikir Aruna akan terjerat cinta, hingga keduanya menjalin hubungan serius.

Jika seperti ini jadinya, bagaimana caranya Aruna dan Raka benar-benar berpisah. Bisa saja setelah kepulangan Raka ke tanah air, perceraian Aruna dan Jakson telah selesai sepenuhnya. Apalagi di sini Aruna-sahabatnya sama sekali tidak tersentuh, Raka akan menerima Aruna. Meskipun Aruna sudah berstatus sebagai seorang janda, bahkan setelah Aruna mengkhianati Raka. Mereka tetap kembali bersama, kesempatan Hana untuk bisa dekat dengan Raka kandas sudah.

"Han! Kamu kok malah bengong gitu. Kamu kenapa?"

Aruna menepuk punggung belakang Hana dengan tepukan ringan, menyandarkan Hana dari lamunan panjangnya. Hana terperanjat, ia menoleh ke samping.

"..., kamu udah mikirin ini matang-matang, Aruna? Kamu sekarang dalam keadaan serba sulit. Judul skripsi kamu aja belum di-ACC sama Dospen," sahut Hana cepat, "kalo sampai kamu tertunda wisudanya, jangan harap buat bercerai sama Mas Jakson dengan kemenangan sempurna di tanganmu. Yang ada kamu dan Mentari nggak akan dibiarkan bertemu. Begitu juga sama keluargamu, Mas Jakson pasti waspada sama kamu dan keluargamu."

Hana memutar otak, agar Aruna dan Jakson tidak segera berpisah. Jari jemari tangannya terasa dingin, memikirkan Aruna kembali ke dalam pelukan Raka membuat hatinya sakit. Hana ingin mendapatkan kesempatan yang sama, saat Aruna menikah dengan Jakson. Hana menangis bahagia, takdir berkata lain. Raka akan putus dengan Aruna, Hana sudah pasti akan memiliki kesepakatan untuk mendekati Raka.

Aruna mendesah kasar, "Menurutmu, aku terlalu gegabah?"

"Bukan," jawab Hana lembut, "kamu terlalu terburu-buru, jangan terlalu kelihatan gerakanmu. Harusnya di saat krisis kek sekarang, kamu harusnya lebih dekat sama Mas Jakson. Buat dia percaya kalo kamu bukan ancaman dia, buat dapatin hak asuh Mentari."

Aruna terdiam, apa yang baru saja dikatakan oleh Hana ada benarnya. Aruna percaya sahabatnya mendukungnya untuk bisa mendapatkan hak asuh Mentari, bagi Aruna hanya ada Hana tempat ia berkeluh kesah tanpa ada yang harusnya ia tutup-tutupi. Hana adalah sahabat terbaik yang Aruna punya, tanpa gadis berparas ayu ini sadari. Hana memiliki maksud lain, tujuan berbeda.

"Apa yang harusnya aku lakuin saat ini, tadi pagi. Aku berantem sama Mas Jakson," aku Aruna mengharapkan jalan keluar dari Hana.

Hana mengerutkan dahinya, melirik Aruna dengan tatapan mata yang sulit untuk diartikan.

"Sebenarnya ada sih, cuma aku nggak tau apakah kamu bakalan mau nurutin apa yang aku saranin," balas Hana, meringis.

"Apa, apa?" tanya Aruna mendesak Hana.

Hana berpura-pura memasang ekspresi wajah ragu, Aruna menggoyangkan tangan Hana dengan ekspresi memelas.

"Metode mundur satu langkah buat maju seratus langkah," ucap Hana, "kamu minta maaf sama Mas Jakson. Makan malem sama dia di hotel, kamu pura-pura aja deh. Buat kelihatan menyesal dan mendukung apapun keputusan dia, aku yakin dia akan lengah. Setalah wisuda, kamu mulai deh nyusun strategi. Tapi, kamu pastiin dulu kamu udah punya pekerjaan tetap. Biar kamu bisa dipertimbangkan buat mengasuh Mentari."

Saran yang begitu bagus, Aruna mengangguk dengan sorot mata berbinar-binar tanpa rasa curiga. Hana tersenyum lembut, Hana sungguh tidak ingin menyakiti Aruna. Tetapi, ia tidak ingin bertindak bodoh terus menerus, ia ingin mendapatkan Raka. Meskipun dengan cara yang curang sekalipun, bukan satu atau dua tahun ia harus memendam perasaan. Perasaan Hana tubuh terus menerus dari tahun ketahuan, pada tahap tidak ingin lagi mengalah. Hana kali ini akan berjuang, menjadikan Raka sebagai kekasihnya.

...***...

Suara klakson kendaraan di luar sana terdengar sangat amat bising, matahari bertahta angkuh tinggi di atas sana. Pakaian berserakan di atas lantai hotel, percintaan panas berakhir 5 jam yang lalu. Pencahayaan lampu temaram dari bohlam lampu nakas, dinginnya suhu AC membuat pria polos tanpa sehelai benang pun yang menempel ditubuhnya mengerang berat. Kepalanya berdenyut sakit, lengan tangan kanannya terasa berat seolah dihimpit oleh beban berat.

"Ugh..., dingin sekali," gumam suara parau berat itu mengalun.

Telapak kanan Jakson menarik selimut tebal yang merosot ke pinggangnya kembali menutupi hingga ke leher, embusan napas hangat di dada bidangnya terasa menggelitik.

Kelopak mata Jakson berkibar saat empunya membuka kedua matanya, mata Jakson kembali tertutup. Dahinya berdenyut, jari jemari tangan kiri Jakson memijat pangkal hidungnya.

"Di mana ini?" Jakson yang kembali membuka kelopak matanya, menyipitkan mata menatap sekeliling.

Ruangan yang sudah pasti bukan salah satu kamar di rumahnya, apalagi suara bising di luar sana membuat kesadaran Jakson semakin terkumpul. Ia sudah sangat sering tidur di berbagai hotel, hapal betul dengan beberapa dekorasi kamar hotel.

Dahi Jakson berkerut, saat ia mulai menyusun puing-puing ingatan. Tadi malam, Aruna mengundangnya untuk makan malam di restoran hotel. Gadis itu berbincang dengan Jakson, meminta maaf dan mengatakan akan mengalah pada Jakson. Aruna mengaku salah, ia berkata semuanya adalah kesalahannya. Kemudian mereka makan bersama, berbincang ringan, minum soda. Setelahnya, mata Jakson terbelalak ia menggelepar bangkit dari posisi tidurnya.

"Oh, brengs*k," maki Jakson keras.

Gumaman tak jelas mengalun, gadis di balik selimut mengerang. Masih tidak tahu dengan keadaan yang kacau, Jakson turun dari ranjang memakai cepat pakaiannya, rambut hitam legamnya berantakan.

"Aruna! Hei, bangun." Jakson mengguncang bahu Aruna dengan kasar.

Aruna yang terganggu mengerang kasar, menepis tangan yang dinilai menganggu tidur nyenyaknya. Seluruh tubuhnya terasa sakit, seolah-olah ia telah berolahraga cukup berat.

"Ugh..., sialan. Bagaimana bisa dia menjebakku seperti ini, sial!" Jakson mengacak-acak rambutnya, kepalanya menengadah dengan mata tertutup.

Marah, sudah sangat pasti. Jakson tidak pernah memiliki niat apapun, apa yang sebenarnya ada di otak Aruna. Sampai bertindak segila ini, makian Jakson semakin mengeras saat otaknya kembali menampilkan adegan gila. Kedua bak binatang buas, berakhir di atas ranjang yang sama.

Aruna yang merasa terganggu dengan suara makian, perlahan membuka matanya. Samar-samar matanya menangkap eksistensi pria jangkung yang terlihat frustrasi, berdiri tak jauh dari dirinya.

"Ugh..., kenapa Mas Jakson ada di kamarku?" tanya Aruna serak.

Jakson membuka kelopak matanya, menatap nyalang ke arah Aruna. Tatapan yang siap menguliti Aruna hidup-hidup, kesadaran Aruna perlahan diraihnya. Mata Aruna melebar, ia menggelepar.

"Hebat ya, kamu. Bertindak sampai sejauh ini, aku nggak nyangka. Adiknya Kinanti bisa serendah ini, kakaknya salah besar menilai adiknya yang katanya polos. Nyatanya kamu bisa melakukan apapun untuk mencapai tujuanmu," sarkas Jakson menatap Aruna dengan tatapan mata dipenuhi oleh kebencian.

Aruna menarik selimut menutupi dirinya sampai ke leher, kedua manik matanya bergerak liar. Aruna bingung namun, ingatan yang pernah dikumpulkan membuat dunia rasanya bergoyang. Ia terpukul, Aruna bahkan tidak terkejut dengan suara pintu ruangan kamar hotel yang dibanting keras.

"Gimana bisa?" tanya Aruna gamang, ini tidak mungkin menjadi seperti ini.

Aruna menyerahkan segalanya pada Hana, sudah pasti sahabatnya tidak akan melakukan kesalahan apapun. Apalagi sampai menaruh obat pada minuman mereka, lantas kenapa ia seolah-olah merasa ada yang mengiringi mereka menuju kamar hotel.

'Hana.'

Kepala Aruna mengeleng menolak prasangka buruk pada sang sahabat, Hana tidak memiliki alasan untuk menjebak Aruna. Mereka bersahabat, mereka saling mendukung, mereka tidak pernah bertengkar.

"Nggak, Hana nggak mungkin ngelakuin ini. Pasti ada yang menyabotase makan malamnya," gumam Aruna menolak pikiran buruknya.

Bersambung....

1
Reni Anjarwani
binggung yaa kisahnya
Mymy Zizan
bagussssss
Suryani Tohir
llanjut
Suryani Tohir
next
Shafa Ayudia
ceritanya bagus, banyak plot twist nya. bagi yg suka cerita seru dan menantang,sangat recommended untuk dibaca.
Dhanvi Hrieya: makasih udah mampir kakak, dan makasih atas ulasannya ❤️☺️
total 1 replies
Shafa Ayudia
ceritanya bagus kak, semangat updatenya yaa
Dhanvi Hrieya: siap, kakak ^^
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!