Novel ini berkisah tentang seorang pemimpin pemerintah bereinkarnasi ke dunia fantasi, namun keadaan di kehidupan barunya yang penuh diskriminasi memaksanya untuk membangun peradaban dan aturan baru...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iimnn saharuddin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 5.5
Marsel bersama Alice yang sedang memeriksa kondisi kapal rampasan tentara bayaran. Wajahnya terlihat sangat bersemangat karena dia bisa mendapatkan kapal yang lebih baik dibanding kan kapal lama miliknya.
Sial, ini terlalu bagus dan beberapa bagian masih terlihat baru. Aku sangat senang Alice berhasil membawakan kapal ini kepadaku. Kata Marsel dalam hati.
"Marsel, aku tau kamu orangnya tegas dan anggun. Tapi, bagaimana bisa kamu sampai harus tunduk pada bocah seperti dia" Ucap Alice.
Marsel terdiam sejenak, kemudian melirik Alice dengan tatapan sinis "Hai Alice, berhentilah membawa masalalu kita. Ku beritahu kamu kalau aku yang dulu bukanlah yang sekarang. Sekarang aku punya hidup yang baru dan menginginkan kebebasan. Gelar yang kamu maksud atau apalah itu semua tidak berlaku lagi bagiku. Jadi berhentilah mencampuri urusanku sekarang dan jika kamu tidak suka, pergilah dari sini" Tegas Marsel.
Alice terdiam. Dia tidak menyangka orang yang anggung dan terhormat sudah berubah drastis dari aslinya. Aku penasaran apakah Lumin juga sama dengannya saat ini.
"Maafkan aku" Kata Alice sambil menundukkan kepala.
"Ouh Alice, bagaimana dengan surat yang kamu kirim kemarin ke Lumin, apakah ada balasan darinya." Tanya Marsel.
Alice menciptakan bola sihir bercahaya putih ditangannya dan melihat sesuatu didalam bola sihir itu "Ehhh, Lumin mengirim balasan kembali. Malam nanti surat itu akan tiba"
"Ternyata si jagoan itu masih hidup. Aku penasaran apa yang dia lakukan disana sendirian."
•••
Hacciuh... Lumin bersin
"Ada apa bos" Tanya Noir
"Tidak ada, aku hanya merasa kedinginan" Jawab Lumin sambil mengelus hidungnya.
•••
Sore hari, Raka tiba di kota bersama dengan Alya. Tampa pikir panjang Raka langsung menuju ke distrik tempat penggilingan.
Disana sudah ada Gundrik, Korgo, Lisa, dan yang lainnya sedang menunggu kedatangan Raka untuk menjalankan Alat penggilingan tepung itu.
"Tuan Muda sudah tiba" Bisik Lisa ke Korgo.
Raka melihat banyak orang yang sudah berkumpul untuk menyaksikan alat itu dioperasikan pertama kalinya.
Semua orang melihat Raka dengan rasa penasaran.
Hmmm... Aku paham maksud mereka semua. Kata Raka dalam hati.
"Baiklah semua... Dengan begitu mulai mengoperasikan alat ini" Seru Raka.
Raka kemudian mengambil kepemimpinan menjalankan alat penggilingan itu. Semua orang yang melihatnya tampak kagum dan bangga karena ini pertama kalinya mereka bisa melihat alat yang luar biasa ini.
Matahari perlahan tenggelam. Kini sebagian singkong telah dihancurkan menggunakan penggilingan. Kini tinggal bubur singkong yang tersisa dan proses selanjutnya adalah pengendapan.
Raka meminta untuk mengumpulkan semua bubur singkong itu kewadah yang cukup lebar dan besar. Setelah itu mendiamkannya dalam waktu 8-12 jam atau semalaman agar air dan pati singkong terpisah.
Setelah itu mencuci semua alat dan penggilingan agar tidak menimbulkan bau dan menumbuhkan jamur dari sisa singkong.
Semua orang kembali kecuali Lisa yang masih bersama Raka didalam distrik itu.
"Tuan muda, apakah nanti itu bisa menjadi tepung seperti yang Anda katakan?" Tanya Lisa sambil menunjuk wadah berisi bubur singkong itu.
"Tentu saja, besok kita masih membutuhkan beberapa tahan agar bisa menjadi tepung yang sempurna." Jawab Raka.
"Anda memiliki pengetahuan yang luas melebihi semua orang Tuan Muda" Sanjung Lisa.
"Eh ngmong-ngomong bagaimana dengan ladang disebelah sana. Dan juga pembukaan ladang baru yang kuminta. Apakah ada kendala yang membuatmu kesulitan?" Tanya Raka.
"Semua berjalan lancar Tuan Muda, untuk panen sayuran. Hasilnya sangat baik diakibatkan tingkat kesuburan yang tinggi. Karena itu membuat kita bisa memanennya setiap hari. Dan juga untuk singkong, mungkin bulan depan baru bisa dipanen kembali" Ucap Lisa yang sedang melapor ke Raka dengan serius.
Bulan depan singkong sudah bisa dipanen, ini jauh lebih cepat dibanding duniaku sebelumnya yang membutuhkan waktu 8-12 bulan. Tidak perlu diherankan karena ini adalah dunia yang berbeda. Gumam Raka dalam hati.
"Tapi Lisa, aku tidak melihat Marsel, dan Alice hari ini. Apa kamu tau dimana mereka berdua?" Tanya Raka kebingungan.
"Tuan Muda, saat saya tiba disini. Saya melihat mereka berdua ada di kapal rampasan. Kalau tidak salah dari gerak geriknya, Tuan Marsel sedang memeriksa kondisi kapal itu" Ucap Lisa.
"Mengecek kapal ya... Kalau gitu terimakasih atas kerja kerasmu Lisa, aku pergi dulu. Ada banyak hal yang harus kulakukan" Kata Raka sambil berjalan pergi melambaikan tangannya ke Lisa.
"Hati-hati Tuan Muda, jangan paksakan dirimu ya" Teriak Lisa sambil membalas lambaian tangan Raka.
Tuan Muda, yang aku ingat dia terlihat seperti anak kecil yang polos waktu itu (pertemuan pertama di ladang). Kini sekarang dia sudah terlihat sangat dewasa bahkan sekarang dia mampu memimpin desa... Tidak... Kota ini. Aku hanya berharap agar mimpi yang kamu ucapkan waktu itu terkabulkan.
(Mimpi yang dimaksud itu pas pidato peresmian kota Nusantara ya, kalau gak tau berarti kamu lagi maraton/skip-skip)
Mampir juga novel ku masih pemula ni
Masih pemula dalaam buat novel😁
Meninggalkan Jejak 👣