NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Pewaris Tahta

Terjerat Cinta Pewaris Tahta

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Mafia / Konflik etika / Masalah Pertumbuhan / Tamat
Popularitas:15.5M
Nilai: 5
Nama Author: Shan Syeera

Sebuah tragedi penyekapan membuat Maharaya bertemu dengan seseorang yang berhasil merenggut kesuciannya.
Seorang pria dingin dan kejam, pimpinan mafia bawah tanah yang sangat ditakuti.

Dia juga dibawa masuk ke dalam kehidupan pria itu yang ternyata bukanlah orang biasa, laki-laki kejam itu adalah seorang putra mahkota dan calon raja masa depan.

Sejak itulah perjalanan hidup Maharaya berubah drastis. Dia dipaksa masuk ke dalam kehidupan yang diluar bayangannya, dipenuhi oleh kekerasan, ketakutan, kesedihan sekaligus kesakitan, sampai akhirnya dia mengenali dirinya sendiri.

Mampukah Maharaya bertahan dengan kehidupan kerasnya dan mendapatkan cinta sejati dari pria dingin itu yang nyata-nyatanya masih dibayangi oleh cinta masa lalunya?

Yuuk... kita ikuti saja kisah selengkapnya di sini..!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Permintaan

❤️❤️❤️

Ruang pertemuan khusus...

Semua orang kini terdiam, duduk menunduk

dengan suasana tegang dan kaku. Rasa tidak

percaya karena mendapat kunjungan dadakan

dari sang Presdir membuat orang-orang yang

memegang jabatan penting di perusahaan itu

tampak dalam kondisi canggung.

"Aku datang kesini menginginkan sesuatu.!"

Akhirnya sang Presdir bersuara membuat

semua orang mengangkat kepalanya dengan

segan, melihat sebentar kemudian tertunduk

kembali.

"Apa yang bisa kami berikan untuk anda

Presdir ?"

Sean mencoba bertanya masih dengan wajah

yang tertunduk hormat.

Sang Presdir melirik kearah asisten pribadinya

yang langsung mengangguk faham.

"Berikan data karyawan terbaik yang bisa kau

rekomendasikan untuk menjadi sekretaris

pribadi Tuan De Enzo.!"

Semua orang mendongak, menatap terkejut

kearah sang Presdir yang terlihat datar saja.

"Sekretaris Pribadi Presdir ?"

Sean mencoba meyakinkan dengan tatapan

bingung penuh tanda tanya.

"Beliau menginginkan hal itu. Perusahaan

cabang ini cukup memunculkan banyak

karyawan berpotensi.!"

Asisten pribadi Presdir menegaskan. Sean

saling pandang dengan dewan direksi.

"Tapi Yang Mulya, apakah anda tidak akan

kecewa dengan orang-orang yang akan kami

pilihkan, sebab bidang pekerjaan nya bukan

terpaku sebagai seorang sekretaris saja."

Salah seorang dewan direksi berbicara. Dia

cukup mengenal siapa itu sang Presdir.

"Berikan saja datanya, Tuan sendiri yang

akan memilih dan menilainya.!"

Ujar Sang Asisten tegas tidak ingin di bantah.

Sean tampak nya masih terkejut dengan apa

yang di inginkan oleh Tuan nya itu. Kenapa

beliau harus repot-repot mencari sekretaris

pribadi dari tempat ini.? Bukankah kantor

pusat adalah gudangnya orang-orang dengan

tingkat kecerdasan dan kemampuan di atas

rata-rata.?

"Apa yang kalian tunggu.?"

Kembali terdengar suara Sang Presdir yang

kali ini lebih dingin dan terkesan tidak sabar.

"B-baik Yang Mulya, akan kami siapkan

datanya sekarang juga."

Sean melirik pada asisten pribadi nya yang

langsung mengangguk, kemudian menunduk

di hadapan Sang Presdir setelah itu membuka

laptop baru dan menyerahkan beberapa file

penting berisi data para pegawai pilihan.

"Silahkan anda menilainya sendiri. Mereka

semua adalah orang-orang terpilih yang

sudah mendapat surat rekomendasi untuk

segera di pindah ke kantor pusat Yang Mulya."

Sean menerangkan sambil menunjuk satu-

satu fhoto profil para pegawai yang menjadi

rekomendasi nya. Tatapan mata elang Sang

Presdir jatuh pada satu profil yang paling

bersinar di antara yang lainnya.

"Aku memilihnya. Siapkan ruangan ku untuk

beberapa hari ke depan.!"

Tunjuk sang Presdir pada satu profil yang

membuat Sean membelalakkan matanya

tidak percaya. Kenapa harus dia ?

"Ta-tapi Yang Mulya, dia berada di bidang

keuangan.."

"Itu bukan masalah untuk Tuan..!!"

Debat Sang asisten pribadi Presdir dengan

wajah yang tampak sedikit mengeras. Wajah

Sean langsung berubah tidak nyaman. Apa

yang harus di lakukan nya untuk mencegah

keinginan Tuan nya ini memilih wanita yang

di impikannya itu.?

"Kau siapkan saja semuanya.! besok Tuan

akan memulai pantauannya di tempat ini.!"

Kembali Sang asisten memberi perintah.

"Baik Yang Mulya, akan kami laksanakan."

Sang Presdir tampak berdiri, merapihkan jas

nya sambil menatap sekilas kearah Sean.

"Panggil aku dengan wajar, jangan berlebihan.!"

Sean dan para dewan direksi langsung berdiri

sambil kemudian membungkuk dalam.

"Baik Presdir.."

Tanpa kata lagi Sang Presdir beranjak keluar

dari ruang pertemuan di ikuti oleh asisten

pribadinya di susul oleh yang lain.

***

Waktu makan siang kini telah tiba...

Seperti biasa Raya dan Jessica yang punya

jabatan sebagai manager pemasaran itu lebih

memilih datang langsung ke kantin agar bisa

menikmati udara bebas. Dan seperti biasanya

kehadiran Raya di tempat itu selalu menjadi

magnet tersendiri bagi para pegawai lainnya

yang hampir 60 % adalah laki-laki. Mereka

tampak semangat menikmati acara makan

siang nya karena di suguhi pemandangan

indah di depan mata.

Selama ini Raya adalah icon perusahaan ini

karena kecantikan dan kecerdasannya dalam

memimpin divisi nya. Namun seperti biasa

Raya selalu acuh terhadap kegaduhan suasana

karena kehadirannya. Dia seolah tidak peduli

dengan semua itu. Selama mereka tidak

mengganggu kenyamanan nya dia juga tidak

keberatan berada satu lingkungan dengan

para karyawan lain nya. Lagipula selama ini

tidak ada yang berani mengganggu atau pun

mendekatinya, karena mereka semua tahu

bahwa Sang kepala divisi keuangan itu adalah wanitanya Direktur Sean Sebastian.

"Bagaimana, jadi kita bertemu dengan Mr

Sean setelah ini.?"

Jessica membuka perbincangan saat mereka

menunggu makanan pesanannya datang.

"Jadi, kebetulan pekerjaanku sudah selesai.

Aku juga ada perlu dengan nya."

Raya meminum jus jeruk yang ada di depan

nya. Namun tiba-tiba saja matanya melebar

saat melihat keberadaan Griz yang entah

kapan datang nya, tahu-tahu wanita itu sudah

ada di belakangnya, mengawal nya. Wajah

Raya berubah tidak nyaman.

"Griz , kenapa kamu ada di sini.?"

Raya menoleh dan menatap wanita berwajah

datar itu dengan tatapan tidak sukanya.

"Maaf Miss, ini adalah tugas saya, memastikan

anda mengkonsumsi makanan dan minuman

yang baik untuk kesehatan tubuh anda."

"Astagfirullah..Griz, sebenarnya yang punya

tubuh ini siapa sih.?"

Raya tampak kesal, suaranya di tekan kuat

mencoba menahan kekesalan nya. Jessica

menatap bingung kearah wanita asing di

samping Raya yang terlihat sedikit nyentrik itu.

"Raya.. siapa wanita ini.?"

Raya melirik kearah Jessica, baru sadar kalau

sahabat nya itu belum tahu soal Griz.

"Dia..dia yang aku ceritakan tadi. Mata-mata

orang jahat itu.!"

"What.? jadi kamu di buntuti.?"

Mata Jessica tampak membelalak kearah Griz

yang terlihat datar saja tanpa ekspresi.

"Entahlah apa namanya.! Aku sungguh tidak

mengerti apa maunya laki-laki jahat itu.!"

Decak Raya di telan kekesalan. Jessica kini

memperhatikan Griz yang berdiri tegak dengan

tampang lurusnya. Ini sangat aneh memang,

kenapa pria pemerkosa itu harus melakukan

hal se protektif ini pada Raya ? Sebenarnya

apa yang di inginkan oleh orang itu.?

"Apa dia menginginkan sesuatu darimu.?"

Raya mendongak, saling menatap dengan

Jessica yang terlihat menyelidik. Seorang

pelayan datang membawakan pesanan Raya

dan Jessica. Seperti biasa Raya memesan

makanan kesukaan nya, gado-gado.

"Mohon maaf Miss, saya harus mengecek

kebersihan nya terlebih dahulu."

Dengan sigap dan gestur tubuh penuh hormat

Griz meraih piring dari hadapan Raya membuat

gadis itu melebarkan matanya, terlebih lagi

Jessica, dia benar-benar terkejut melihat apa

yang di lakukan oleh wanita penjaga itu. Griz

mulai mengecek makanan tersebut.

"Apa-apaan ini.? Kenapa harus seperti ini?"

Jessica tampak mendumel sambil menatap

geram kearah Griz yang Kembali meletakkan

piring itu di hadapan Raya. Sementara saat ini

ekspresi Raya sudah tidak terbaca. Antara

kesal, malu dan tidak terima semua aturan

ini. Tuhan..apa sih maunya orang itu.?

"Silahkan Miss, semuanya aman.!"

"Ya iyalah aman, semua makanan yang ada

di tempat ini sudah melalui proses seleksi

ketat terlebih dahulu.!"

Debat Jessica sewot yang sontak mendapat

tatapan tajam dari Griz dan menciutkan nyali

gadis itu. Raya menarik nafas dalam-dalam.

"Griz, sungguh aku sangat terganggu dengan

caramu yang seperti tadi. Aku tahu apa yang

terbaik untuk diriku sendiri.!"

Raya mengeluarkan unek-unek nya sambil

menekan sendok ke piring makanan nya.

"Maafkan saya Miss, akan saya sampaikan

keluhan anda pada Tuan."

Griz menundukkan kepalanya. Jessica hanya

bisa melongo tidak percaya dengan apa yang

sedang berlaku di depan matanya itu. Raya

sudah tidak ingin berbicara lagi, dia memulai

makan siang nya walaupun selera makan nya

kini sudah menghilang.

"Gila, sebenarnya apa sih yang di inginkan

oleh orang itu Ray, kenapa dia melakukan

semua ini padamu.? "

Jessica tampak masih belum bisa bisa

menerima semua nya, matanya tampak

masih menatap kesal kearah Griz.

"Sudahlah Jes, ayo nikmati makan siang mu,

kalau kita memikirkan semua ini tidak akan

pernah ada habisnya.!"

Raya mencoba mengalihkan kekesalan

Jessica. Dan wanita itu kini terpaksa mulai

menikmati makan siang nya sambil sesekali

matanya menatap geram kearah Griz.

Suasana tampak sedikit gaduh saat melihat

kemunculan asisten pribadi Direktur ke tempat

itu. Pria berkacamata dengan rambut klimis

dan penampilan rapi itu langsung menghampiri

Raya yang terlihat menatap heran kearahnya.

Pria itu berdiri tegak di samping Raya.

"Bu Raya, mohon maaf menggangu makan

siang anda."

"Ada apa pak Alan ? ada yang bisa saya bantu.?"

"Mr Sean memanggil anda ke ruangan nya,

di tunggu sekarang juga."

Raya tampak terdiam, saling pandang dengan

Jessica yang terlihat mengangkat bahu. Raya

meletakkan sendok makan nya membuat Griz

yang berdiri di samping nya bereaksi.

"Miss Raya, sebaiknya anda menuntaskan

makan siang nya terlebih dahulu.!"

Raya melirik kearah Griz lalu menggeleng pelan.

"Urusan pekerjaan lebih penting. Kau tunggu

aku di bawah, jangan mengganggu lagi.!"

Ujar Raya sambil kemudian meraih ponsel

dan dompetnya.

"Pak Alan, apa aku boleh menemaninya.?"

Jessica ikut berdiri dan mengakhiri makan

siang nya. Asisten direktur mengangguk .

"Tapi Jes, kamu belum menghabiskan makan

siang mu, sudah kau di sini saja.!"

Raya tampak keberatan, tapi Jessica sudah

keburu menyambar tangan nya di bawa keluar

dari ruangan itu. Semua orang hanya bisa

menatap kepergian mereka dengan berat.

Tiba di dalam ruangan Direktur Raya melihat

Sean masih duduk di kursi kebesarannya.

Masih berkutat dengan segala kesibukannya.

Pria muda berwajah tampan dan pembawaan

yang tenang itu langsung menyambut Raya

dengan tatapan lembut dan senyum manis

yang kali ini terkesan sangat di paksakan.

"Duduk lah Ray.."

Sambut Sean dengan tatapan tidak lepas dari

wajah Raya, hatinya begitu berkecamuk saat

ini, dia benar-benar tidak sanggup melepaskan

wanita idamannya ini untuk berada di samping

Sang Presdir, di bawa terbang ke negaranya.

"Ada apa Tuan.? Apa kau tidak makan siang.?"

Raya menatap Sean, keduanya saling melihat

dengan sorot mata yang sama-sama rumit.

Sementara Asisten direktur dan Jessica

tampak berdiri sedikit jauh dari posisi mereka.

"Aku tidak berselera.! Raya..ada yang ingin

aku sampaikan padamu."

Sean tampak berat, meremas kepalanya kuat

membuat Raya semakin bingung di buatnya.

"Sean..apa aku melakukan kesalahan dalam

pekerjaan.?"

Wajah Sean terlihat semakin berat mendengar

Raya menyebut namanya dengan intim tanpa

embel-embel Tuan atau apalah yang lain.

Perlahan Sean menggengam kuat tangan

Raya , menatap wajahnya semakin lekat.

"Raya..aku sangat mencintaimu.! Aku ingin

kita menikah secepatnya.!"

Wajah Raya berubah pucat. Dia segera menarik

tangannya dari genggaman Sean. Kepalanya

menggeleng kuat, dia bangkit berdiri dengan

tatapan tidak percaya. Jessica dan asisten

pribadi Direktur juga tidak kalah terkejut nya.

"Sean..kau tahu sendiri keadaan ku saat ini

seperti apa.! Aku masih belum bisa.."

"Kau akan di mutasi ke kantor pusat, tapi tidak menempati posisi di departemen keuangan.!"

Raya mematung, menatap Sean penuh tanda

tanya dan keterkejutan.

"Kau di tarik menjadi sekretaris pribadi

Presdir.!"

"Apa.?? Sekretaris pribadi Presdir..??"

Raya dan Jessica berseru bersamaan dengan

wajah yang terlihat terkejut bukan main..

***

Happy Reading...

1
Merlani Hidayat
baca ulang ke 3x nya
Anonymous
Buat authornya 💗💗😭😭makasih udah bikin cerita sebagus ini plisss pengin jadi raya aron bener bener keren bgt karakternya jatuh cinta arghhhhh😭😭😭😭
Putu: Aku juga dari th 2025. Untung ketemu judulnya. Udah dari SMA love bgt sama ini😭
total 1 replies
Anonymous
Baper banget plis udah 5 tahun baca ini ga bosenin 😭😭
soso
Luar biasa
Momy Haikal
dari semua novel author aku suka cerita Agra kiran Devan Sherin dan raya aron sisanya aku kurang srek sm pemeran laki lakinya
Lismawati Salam
Luar biasa
☘️⃟🆑🍾⃝🎐⃟ͧC͠ʜᴀᷫғͧɪᷠɪ̽ɴⷡᴛᷧ͜ᴀͤ
dibaca berapa x pun tetap nyangkut dan serasa terhanyut dlm cerita ini
Teh Lis Putri
woooo kerean
Naila fikri sho Fiya
luar biasa karyamu thor
Sri Suhartati
Biasa
Sri Suhartati
Buruk
Naila fikri sho Fiya
Kecewa
Naila fikri sho Fiya
Buruk
Ita Setiana
Luar biasa
Sur Tini
sebener nya kenapa yah..ap aroon susah punya anak sampe terkejut begitu
Serevina Simanjuntak
Luar biasa
𝓛𝖊𝖊𝖈𝖍𝖞𝖗𝖆
cerita menarik klo bisa ada lanjutan nya donggg
Naila Azmi
kk mau kelanjutan kisahnya keanu donk kk
pasti lebih seru
Heti Supriyati Laela
luar biasa bikin yang baca ketagihan
Naila Azmi
gk bisa ngebayangin thor gmna tampannya seorang marvel de enzo 😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!