NovelToon NovelToon
Sang Penakluk Playboy

Sang Penakluk Playboy

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:7.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Syifa Sifana

Info novel ada di ig syifa_sifana

Kelanjutan dari novel Terpaksa Menikahi Mantan

Niat kembali ke tanah air untuk melanjutkan kuliah, namun malah menguakkan sebuah rahasia besar.

Pertemuan yang tak disengaja membuat mereka saling memusuhi karena sebuah kejadian yang memalukan. Bersumpah tak ingin mengenal malah terjerat sebuah ikatan.

Inilah lika liku sepasang kekasih yang mejilat air ludahnya sendiri.

Bila cinta sudah berbicara, seberapa hebat dan sombongnya kamu maka akan tunduk pada orang yang kamu cintai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syifa Sifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pelarian Kiano

Kiano sudah sangat kesal dengan sikap kedua orangtuanya yang terlalu memaksakan kehendak mereka tanpa memperhatikan perasaannya. Tak ingin terlalu dipusingkan dengan masalah itu, ia langsung pergi keluar rumah tanpa berpamitan dengan kedua orangtuanya.

“Kiano, kamu mau kemana?” tanya Raka menatap Kiano yang berlalu di depannya.

“Keluar. Cari angin,” jawab Kiano sekilas dan terus berjalan.

Raka duduk kembali di atas sofa dan memijat pelipisnya. Jujur saja saat ini ia sangat dipusingkan dengan keputusan Kiano yang menolak Farah dengan mentah-mentah. Satu sisi ia tidak ingin memaksakan perjodohan itu, tapi satu sisi lainnya ia teringat dengan Melisa. Jika Melisa ada disisinya ia pasti ingin melihat Farah bersatu dengan Kiano. Siska adalah sahabat Melisa, sedangkan Tommy adalah sahabat Raka, sudah pasti mereka ingin menguatkan ikatan mereka menjadi saudara dengan mempersatukan anak-anak mereka dalam ikatan pernikahan.

“Kiano mau kemana dia? Kenapa terburu-buru seperti itu?” tanya Talita menatap Raka sambil melirik Kiano yang sudah keluar dari rumah.

“Dia keluar, Mom. Sepertinya dia kesal dengan keputusan kami untuk menjodohkan dia dengan Farah,” jawab Marisa menatap Talita.

Talita duduk di sofa, lalu menatap mereka dengan serius. “Kenapa seperti itu? Bukannya dia setuju dengan perjodohan ini?” tanya Talita bingung.

“Karena seorang wanita, dia memutuskan hubungannya dengan Farah.” Jawab Raka.

Dari jauh Gunawan tidak sengaja mendengar percakapan mereka. Ia pun langsung datang menghampiri mereka.

“Kalian jangan coba-coba memaksakan Kiano untuk menikah dengan wanita pilihan kalian,” tegas Gunawan sambil duduk di samping Talita.

Semua orang menatap Gunawan dengan penuh tanya. “Sudah cukup Raka yang menjadi korban dari perjodohan kami. Jangan biarkan Kiano merasakan hal yang sama. Biarkan dia menemukan kebahagiannya.” Ucapan Gunawan langsung menusuk hati Marisa yang sedang duduk di samping Raka. Ia langsung menundukkan kepalanya. Hatinya sangat sakit, tidak seharusnya ia terus berada disisi Raka, tapi apalah daya cinta yang membutakan dirinya.

Talita tersadar dengan segala tindakan dirinya. Ia tau semua yang terjadi pada Raka karena ulah dirinya. Ia terlalu memaksakan kehendak dirinya, sehingga Raka yang menjadi korbannya. Raka harus menanggu semua keegoisannya.

Raka pun tersadar, tidak semestinya ia membuat Kiano mengalami apa yang dialami dirinya selama ini.

Kiano masih merasa kesal dengan keputusan kedua orangtunya itu. Kali ini ia mengumudi mengitari kota Jakarta tanpa tau arah dan tujuannya. Tanpa terasa, hatinya menuntun dirinya menuju ke sebuah rumah besar. Iya, kini ia sudah sampai di depan pintu gerbang rumah Amel.

“Haish... Kenapa gue malah kesini?” gumam Kiano tersadar dan bingung.

Melihat mobil Kiano, Pak Satpam langsung menghampirinya.

Tok... Tok...

Kiano membuka kaca mobil dan menatap Pak Satpam.

“Den, mau cari siapa?” tanya Pak Satpam.

“Aku ... mau ketemu Amel. Iya. Amelnya ada?”

“Nona Amel ada di dalam. Tunggu sebentar saya bukakan pintu.” Pak Satpam menyelesaikan ucapannya dan beranjak pergi untuk membukakan pintu gerbang.

“Makasih, Pak ya,” ucap Kiano tersenyum sekilas, lalu mengendarai mobilnya masuk ke dalam perkarangan rumah Amel.

Kini mobil Kiano sudah berada di depan rumah Amel. Ia mengatur nafasnya, lalu turun dari mobil. Langkah kakinya terus berjalan hingga tiba di depan pintu rumah.

“Ok Kiano. Lo sekarang ada di depan pintu. Sekarang tekan belnya,” gumam Kiano menguatkan dirinya. Tangannya di arahkan ke arah bel, lalu menekannya.

Ting... Tong...

Krek...

“Assalamu’alaikum,” ucap Kiano.

“Wa’alaikumussalam.” Bibi Sri menatap Kiano dengan seksama.

“Tampan sekali anak ini. Apa dia pacarnya nona Amel ya?” gumam batin Bibi Sri tersenyum.

“Ayo Den, masuk!” titah Bibi Sri membukakan pintu dengan lebar.

Kiano langsung masuk. “Nona Amel sedang ada di dapur. Ayo Bibi antar Den temui nona Amel.”

“Bibi ini kenapa bisa tau gue kesini cari Amel? ... Ah, sudahlah!”

Tanpa bertanya Kiano mengikuti Bibi hingga ke dapur.

“Bi, siapa yang datang?” tanya Amel menoleh.

“Lo!” Amel tersentak kaget saat melihat Kiano yang datang.

“Sebaiknya Nona temani pacar Nona. Biar Bibi yang lanjut masak,” ucap Bibi jalan mendekat.

“What? Pacar?” Amel tersentak kaget. Bibi cengengesan dan menganggukkan kepala.

“Bibi jangan pikir yang aneh-aneh deh. Dia itu bukan pacarku,” ucap Amel serius.

“Bibi benar kok. Kami ini sudah jadian,” sambung Kiano tersenyum polos.

“Kiano, lo jangan tebar gosip!” tegas Amel menatapnya serius.

“Loh, kok tebar gosip? Itu realita loh. Lo lupa saat lo nembak gue duluan?”

“Lo!” Amel kesal dan menggepal tangannya.

“Sudah-sudah! Kalian jangan bertengkar. Sebaiknya kalian ngobrol di ruang tamu, biar Bibi yang masak,” ucap Bibi menengahi.

“Bibi aja yang temani dia. Aku mau lanjut masak,” balas Amel kembali fokus memotong sayuran.

“Gak boleh gitu! Nona temani dia sekarang juga!”

“Gak apa-apa, Bi. Biar aku duduk di sini aja,” ucap Kiano langsung duduk di kursi mini bar.

“Eh, lo ngapain duduk di situ? Pindah!” protes Amel.

“Gue mau lihat pacar gue masak,” jawabnya santai.

“Serah lo dah,” balas Amel tak ingin berdebat dengannya.

Kiano tersenyum dan terus menatap Amel tanpa berkedip.

“Dia cantik juga kalau lagi masak.”

Kiano tersenyum sendiri. Tiba-tiba pikirannya mulai menjelajahi masa depan dimana mereka sudah menjadi sepasang kekasih. Menikmati harinya bersama dengan penuh cinta.

“Istriku, masak apa hari ini?” tanya Kiano sambil memeluk Amel dari belakang.

“Kwetiau goreng seafood. Pasti Suamiku suka deh,” ucap Amel memegang pipi Kiano dengan lembut.

“Apapun yang dimasakin Istriku pasti aku menyukainya,” balas Kiano mencium pipi Amel. Tak hanya mencium pipinya, Kiano mulai menggodanya dengan mencium tengkuknya.

“Suamiku, jangan ganggu! Aku lagi masak ni,” keluhnya.

“Ya udah deh, aku gak ganggu kamu,” ucap Kiano melepaskan tangannya yang melingkari pinggang Amel. Amel tersenyum dan miriknya dengan cinta.

“Sini biar aku bantu aduk!” pinta Kiano mengambil spatula dari tangan Amel*.

Amel bingung saat melihat Kiano senyum-senyum sendiri. “Lo kenapa senyum-senyum sendiri?”

“Kamu cantik sekali Istriku,” gumam Kiano.

“Lo ngomong apa?” tanya Amel tidak mendengar dengan jelas.

“Hah..” Kiano tersentak kaget dan lamunannya seketika membuyar.

“Lo ini kenapa sih?” tanya Amel bingung.

“Eng..enggak kenapa-kenapa kok. Gimana udah matang makanannya?” tanya Kiano berdalih.

“Hampir,” jawabnya singkat. Kiano turun dari kursi dan jalan menghampiri Amel.

“Mana? Sini biar gue lihat!”

“Kayak lo bisa masak aja,” sahut Amel.

“Iya, walau gue gak bisa masak, tapi bisa ngebedain juga antara makanan mentah sama yang sudah matang,” jawabnya.

Kiano mengambil sendok dan mencicipi makanannya. “Aw.. panas,” jeritnya.

“Lo bodoh banget sih! Tiup dulu baru makan,” hardik Amel khawatir. Amel mengambil makanan dengan sendok, ditiup lalu menyuapi Kiano.

“Panas gak tuh?” tanya Kiano trauma.

“Enggak. Udah aku tiup,” jawab Amel. Kiano dengan perlahan mencicipi makanan itu.

“Asin,” ucap Kiano bohong.

“Yang benar?” Amel kaget dan mencicipi makanannya sendiri dengan sendok bekas mulut Kiano.

"Ini enak kok, gak asin,” jawab Amel polos.

“Emang enak,” sahut Kiano menyeringai.

“Ih, bohong banget,” Amel kesel dan memukul dada Kiano.

"Aww..." Jerit Kiano memegang dadanya seakan ia sedang sakit.

"Lo baik-baik aja? Tadi gue mukulnya gak kencang kali, kan?" tanya Amel khawatir.

"Aww... Sakit banget." Kiano mulai berakting.

"Dimana sakitnya?"

"Di sini. Di hatiku," jawab Kiano menggodanya.

"Kiano!" pekik Amel menggepal tangannya.

"Apa sayang?" jawab Kiano lembut.

Amel sudah kesal setengah mati, ia mengambil centong dan ingin memukul Kiano. Kiano langsung kabur, Amel terus mengejarnya. Mereka terlihat seperti kucing dan tikus yang sedang berlari-larian.

1
Momed Wullur Dzaky
oq
Egik
Lumayan
Nispu Wati
Thor jadi kiano sama Amel,atau kiara
Itu bersaudara.
Tarwiyah Nasa
Fans Rico Mera hadirrr
YuWie
baju muslimah gaul itu yang seperti apa jal 🤔
buk e irul
padahal kangen banget ma kiano 😍😍😍
buk e irul
sehat sehat terus ya cah ayu Syifa 😘
buk e irul
kenapa yang bagus bagus pindah ke sana hiks hiks hiks
abc
kalo kisah ini menimpa another kayanya seru
Anonymous
sangat menarik
Ridha Tamara
siska bilang kesalahan kecil ??? hello... yg sepemikiran dengan siska...masih waras ???😁
"honey and bee" panggilan itu mengigatkanku pada seseorang, seseorang yg tidak pernah mungkin kumiliki, seseorang yg kumiliki dengan wktu yg singkat, dan juga yg paling menoreh luka paling dalam.
"honey and bee" adalah panggilan paling terkesan in my life.
panggilan itu, aku tidak bisa melupakannya sampai sekarang.
jika aku merindukannya aku sangat berdosa, tp apa yg harus aku lakukan? maafkan aku tuhan, i really miss him:')
aku cuma syg marisa, disini dia korban keegoisan, peluk online marisaaa
jujur, disini marisa hanyalah korban, dan aku kasihan!
Tri Haryani
ini mah besty
mamah cantikk
rico sm mera aja thor
mamah cantikk
hohoho jalang teriak jalang
mamah cantikk
kpn ketauannya sih udh g sabar lg nih
mamah cantikk
apa kabar tmn² kampus 2K ya koq ngilang gtu ja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!