Sang Penakluk Playboy

Sang Penakluk Playboy

Prolog!

Di sebuah bandara terbesar di Indonesia, terlihat seorang wanita muslimah gaul memiliki paras cantik dan postur tubuh seperti model. Ia baru saja tiba dan berdiri di depan pintu keluar. Ia seperti sedang mencari seseorang, lalu ia melihat seorang lelaki sedang berdiri di depan mobil.

“Nona Amel, silakan masuk!” ucap Pak Fandi, sopir keluarganya–membukakan pintu mobil.

Amel menuruti perkataan Pak Fandi sembari tersenyum, sementara Pak Fandi menutup pintu dan memasukkan koper ke dalam mobil.

Perjalanan yang cukup jauh dari luar negeri tak membuat Amel kelelahan. Tapi sebaliknya matanya terus menatap ke luar jendela untuk melihat kota Jakarta yang sangat indah. Dulu hanya bisa melihatnya dari layar hp dan laptop. Kini ia bisa melihat dengan matanya sendiri dan rasanya tak ingin memejamkan mata. Takut akan melewatkan apa yang dilihatnya itu.

Sesampainya di rumah, Amel langsung di sambut oleh Bibi Sri, orang yang menjaga rumah itu.

“Selamat datang, Nona Amel.”

Amel tersenyum bahagia saat melihat rumah yang diberikan orangnya kepadanya.

“Mommy, thank you very much. I like it. Aku suka banget dengan hadiah mommy,” gumam Amel tak berhenti bersyukur memiliki seorang ibu yang sangat memahami dirinya.

“Nona mau minum apa?” tanya Bibi Sri yang sudah berdiri di samping Amel.

“Apa aja, Bi. Tapi tunggu, aku mau tau di mana kamar untukku?”

“Mari bibi tunjukkan.” Bibi Sri beranjak pergi yang diikuti Amel.

Di lantai dua, kamar paling sudut merupakan kamar yang sama besarnya dengan kamar utama. Bibi membuka pintu dan membiarkan Amel masuk.

“Wow... amazing. Mommy, is the best. Makin sayang sama Mommy.” Amel terkagum-kagum dengan kejutan demi kejutan yang diberikan ibunya.

“Sepertinya Nona sangat senang dengan hadiah yang disiapkan nyonya.” Bibi tersenyum.

“Iya, Bi. Ini sungguh luar biasa. Aku gak pernah berpikir mommy akan menyiapkan ini semua untukku.” Amel menatap Bibi sekilas, lalu kembali berjalan melihat-lihat seisi kamar.

“Nyonya sangat sayang pada Nona. Sudah semestinya nyonya menyiapkan semua ini untuk Nona,” sambung Bibi Sri.

“Iya, walaupun kadang ngeselin juga, tapi ini cukup bikin aku senang,” sahut Amel.

“Nona, sebaiknya istirahat! Bibi ke dapur dulu untuk membuatkan minuman.” Amel mengangguk kepala. Bibi mengakhiri ucapannya dan beranjak pergi.

Amel duduk di tepi ranjang, mengambil ponselnya, lalu menghubungi orangtuanya.

“Assalamu’alaikum.”

“Wa’alaikumussalam.”

“Mommy, thank you banget. Aku suka banget dengan hadiah yang Mommy kasih untuk aku. Ini benar-benar luar biasa,” ucap Amel tersenyum bahagia.

“Iya sama-sama. Kamu baik-baik disana ya. Ingat! Setelah kamu selesai kuliah, kembali kesini lagi. Mommy gak mau jauh-jauh dari putri bandel Mommy ini,” celetuknya menyeringai.

“Mommy, please! Stop deh! Jangan bilang aku bandel lagi.” Amel sangat kesal dan bibirnya seketika mengerucut.

“Iya deh. Tapi kamu harus ingat, sesuai dengan kesepakatan kita, batas maksimal kamu kuliah cuma 3,5 tahun. Kalau lebih dari itu, maka kamu harus kembali kesini dan menerusi bisnis Mommy.”

“Iya-iya Mommy cantikku. Aku ingat kok.”

“Bagus kalau kamu masih ingat. Sekarang kamu nikmati yang sudah Mommy kasih ke kamu, tapi ingat jangan bikin masalah di negeri orang, mommy gak bisa terus pulang pergi hanya untuk menyelesaikan masalah kamu,” tegasnya.

“Ok Mommy, ok.”

“Ya sudah, kamu istirahat sana. Mommy mau balik kerja lagi. Assalamu’alaikum.”

“Wa’alaikumussalam.” Amel meletakkan ponsel di atas nakas, lalu menghempaskan tubuhnya di atas kasur king size yang empuk itu.

“Pusing mikirin ocehan mommy. Mending aku tidur,” gumam Amel memejamkan mata.

...****************...

Amel meminta kunci mobil pada Pak Fandi. Ia ingin berjalan menikmati suasana malam hari di kota Jakarta. Semula Pak Fandi menolak dan menawarkan dirinya untuk menyetir mobil. Tapi Amel memberi berbagai alasan, hingga akhirnya Pak Fandi menyetujuinya.

Amel sangat kegirangan. Ia langsung menyetir mobil sport dan mengitari kota Jakarta.

Dari arah yang sama, tiba-tiba melanju sebuah mobil sport lamborghini gray dengan kecepatan tinggi menyelip mobil Amel.

“Oh, kamu pikir aku gak bisa ngebut juga? Lihat aja! Aku pasti bakal ngalahin kamu,” gumam Amel merasa tertantang. Lalu menambah kecepatan dan berhasil menyelip mobil itu.

Kedua mobil sport itu malah kebut-kebutan, hingga lamborghini itu berhenti secara tiba-tiba di depan mobil Amel. Ia tersentak kaget dan menabaknya.

Brak...

“Auw.. Dasar itu orang gak tau peraturan. Main berhenti sembarang,” gerutu Amel kesal.

Pengemudi lamborghini marah dan langsung keluar dari mobilnya.

“Gila! Dia keluar.” Amelia tersentak kaget saat melihat sosok pria tampan berjalan ke arahnya.

“Woi... keluar!” Kiano mengetuk kasar kaca pintu mobil Amel.

Amel mengatur nafasnya, lalu turun dari mobil.

“Ada apa?” tanya Amel dengan nada cuek.

“Ada apa–ada apa? Noh lihat! Mobil gue lo yang tabrak dari belakang.” Amel dengan santai menuruti perkataannya.

“Astagfirullah, mobilku!” terkejut saat melihat kondisi mobilnya yang sudah penyok.

Amel menoleh dan menatap Kiano dengan murka. “Dasar lo ya! Ketuk pintu mobil gue dengan kasar ... terus lihat ini! Gegara mobil lo, mobil gue udah penyok kayak gini. Bayar!” cerocos Amel emosi.

Kiano kaget dan melihat mobil Amel.

“Hahaha...”

“Apa lo ketawa-ketawa.” Amel semakin emosi.

“Mobil murah kalah sama mobil mahal milik gue, hahaha...” Kiano kembali tertawa saat menyelanya.

“Memangnya kenapa dengan mobil gue? Masalah buat lo? Sini ganti rugi!” cerocos Amel dengan tatapan murka.

“Bodo amat,” ucap Kiano spontan, lalu beranjak pergi.

Amel menggepal tangan. Lalu melempari Kiano dengan sepatunya.

Bruk...

Sepatu Amel mendarat di kepala Kiano.

“Auw..” pekik Kiano megusap kepalanya.

“Hahaha... emang enak.” Amel tertawa terbahak-bahak menyaksikan kekalahan Kiano.

Kiano menoleh dan menatap Amel dengan emosi. Ia mengambil sepatu yang terjatuh, lalu membuangnya ke sembarang arah. Langkah kakinya berjalan menghampiri Amel, Amel lari dan hendak masuk ke dalam mobilnya, namun ia kalah cepat dengan Kiano yang saat ini sudah berdiri di depannya.

“Mau kabur kemana lo?” tanya Kiano menahan pintu mobil dengan tangannya.

“Mau lo apa?” tanya Amel dengan tatapan menantang.

“Lo cewek berhijab, tapi kelakuan lo kasar,” protes Kiano dengan nada sinis.

“Iya, gue kasar sama orang sombong kayak lo,” ketus Amel.

Emosi Kiano semakin terpancing, lalu ia berjalan mendekat membuat Amel mundur dan punggungnya menempel di mobil.

“Dengar ya! Kalau bukan lo ini seorang cewek, gue habis lo malam ini,” kecam Kiano dengan tatapan ingin membunuh.

“Lo cowok, tapi perangai lo kayak cewek. Udah salah gak mau tanggung jawab lagi,” balasnya dengan tatapan tajam.

Kiano sangat marah dan memukul mobil membuat Amel terkejut. Namun ia tetap berusaha tegar dan tak ingin kelihatan ketakutan di depan lelaki.

Kiano mengambil dompet untuk mengeluarkan sejumlah uang. “Ini duit yang lo butuh, kan?” Kiano melempar uang pada wajah Amel.

Merasa terhina, Amel mengutip semua uang itu.

“Dasar wanita matre yang gak bisa lihat uang,” gerutu Kiano tersenyum sinis.

Amel buru-buru bangun dan kembali berdiri di depan Kiano. “Ini ambil uang lo! Gue gak butuh.” Amel melempar semua uang pada wajah Kiano, lalu masuk ke dalam mobilnya.

“Sialan ni cewek,” gerutu Kiano kesal.

Beep! Beep!

Suara klakson mobil membuat Kiano kaget dan menepi. Kiano hanya melihat mobil Amel pergi meninggalkannya. Akhirnya ia masuk ke dalam mobil dan beranjak pergi.

Terpopuler

Comments

YuWie

YuWie

baju muslimah gaul itu yang seperti apa jal 🤔

2023-01-19

0

Bu Fit

Bu Fit

seru

2022-01-12

0

Sucii Amidasarii

Sucii Amidasarii

simak..

2021-11-11

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog!
2 Pertengkaran
3 Jadian
4 Pamer & Kesal
5 Kiano dan Sebuah Novel
6 Taruhan
7 Kaget dengan Status Sosial
8 Kecemburuan seorang wanita
9 Kecemburuan seorang wanita 2
10 Benih Cinta
11 Dibalik Senyuman Raka
12 Ketegasan Kiano
13 Pelarian Kiano
14 Kejujuran Kiano
15 Kekalahan Kiano
16 Masa lalu Raka
17 Dinner
18 Kebahagian
19 Candaan
20 Kembalinya Melisa
21 Keputusan
22 Terbongkar
23 Kecelakaan dan Rahasia (1)
24 Kecelakaan dan Rahasia (2)
25 Kehangatan yang tertunda
26 Terbongkar
27 Waspada
28 Usaha Raka
29 Pertengkaran
30 Marah
31 Rencana Mera
32 Kecelakaan
33 Ketemu Siska
34 Kembali ke rumah sakit
35 Mengutarakan isi hati
36 Keputusan Mendadak
37 Kembali kampus
38 Kebersamaan 5 sekawan
39 Terciduk
40 Kebersamaan
41 Gagal
42 Pertemuan kedua kalinya
43 Gadis Hijab
44 Makan siang bertiga
45 Makan Malam Keluarga
46 Godaan Zigas
47 Kesal
48 Getaran Asmara
49 Tanda-tanda
50 Wanita pertama mendampingi Zigas
51 Terciduk warga
52 Keputusan Tersulit
53 Sah
54 Antara Lisan dan Hati
55 Kencan
56 Kecemburuan Seorang Wanita
57 Cemburu dalam diam
58 Kecemburuan yang terpendam
59 Kecemburuan yang terpendam 2
60 Godaan Kecil
61 Jangan sekarang!
62 Kepergok
63 Getaran Cinta (1)
64 Getaran Cinta (2)
65 Dinner romantis
66 Kejutan
67 Kemesraan
68 Hampir
69 Romantis
70 Pertengkaran Kecil
71 Merancang Jumlah Anak
72 Zigas Nakal
73 Selalu Ada Dia
74 Sembunyi-sembunyi
75 Terciduk Para Gadis
76 Hampir Ketahuan
77 Bahasa Kalbu
78 Menikmati Waktu di Luar
79 Lampu Hijau
80 Ada hati yang terluka
81 Dipergoki
82 Antara Bahagia dan Kecewa
83 Luka karenamu
84 Kemarahan yang mendalam
85 Kelembutan Melisa
86 Tobatnya Sang Playboy
87 Taktik Rico
88 Terbongkar
89 Setuju
90 Kerinduan
91 Melepas Rasa Rindu
92 Antara Mera dan Rico
93 Lupa waktu
94 Pesta Yang Melelahkan
95 Malu Malu Tapi Mau
96 Ending
97 Pengumuman
98 Pengumuman CDT2
99 Pengumuman Novel Baru Terbit Di NT/MT
100 Rico & Mera
101 Novel Kiano
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Prolog!
2
Pertengkaran
3
Jadian
4
Pamer & Kesal
5
Kiano dan Sebuah Novel
6
Taruhan
7
Kaget dengan Status Sosial
8
Kecemburuan seorang wanita
9
Kecemburuan seorang wanita 2
10
Benih Cinta
11
Dibalik Senyuman Raka
12
Ketegasan Kiano
13
Pelarian Kiano
14
Kejujuran Kiano
15
Kekalahan Kiano
16
Masa lalu Raka
17
Dinner
18
Kebahagian
19
Candaan
20
Kembalinya Melisa
21
Keputusan
22
Terbongkar
23
Kecelakaan dan Rahasia (1)
24
Kecelakaan dan Rahasia (2)
25
Kehangatan yang tertunda
26
Terbongkar
27
Waspada
28
Usaha Raka
29
Pertengkaran
30
Marah
31
Rencana Mera
32
Kecelakaan
33
Ketemu Siska
34
Kembali ke rumah sakit
35
Mengutarakan isi hati
36
Keputusan Mendadak
37
Kembali kampus
38
Kebersamaan 5 sekawan
39
Terciduk
40
Kebersamaan
41
Gagal
42
Pertemuan kedua kalinya
43
Gadis Hijab
44
Makan siang bertiga
45
Makan Malam Keluarga
46
Godaan Zigas
47
Kesal
48
Getaran Asmara
49
Tanda-tanda
50
Wanita pertama mendampingi Zigas
51
Terciduk warga
52
Keputusan Tersulit
53
Sah
54
Antara Lisan dan Hati
55
Kencan
56
Kecemburuan Seorang Wanita
57
Cemburu dalam diam
58
Kecemburuan yang terpendam
59
Kecemburuan yang terpendam 2
60
Godaan Kecil
61
Jangan sekarang!
62
Kepergok
63
Getaran Cinta (1)
64
Getaran Cinta (2)
65
Dinner romantis
66
Kejutan
67
Kemesraan
68
Hampir
69
Romantis
70
Pertengkaran Kecil
71
Merancang Jumlah Anak
72
Zigas Nakal
73
Selalu Ada Dia
74
Sembunyi-sembunyi
75
Terciduk Para Gadis
76
Hampir Ketahuan
77
Bahasa Kalbu
78
Menikmati Waktu di Luar
79
Lampu Hijau
80
Ada hati yang terluka
81
Dipergoki
82
Antara Bahagia dan Kecewa
83
Luka karenamu
84
Kemarahan yang mendalam
85
Kelembutan Melisa
86
Tobatnya Sang Playboy
87
Taktik Rico
88
Terbongkar
89
Setuju
90
Kerinduan
91
Melepas Rasa Rindu
92
Antara Mera dan Rico
93
Lupa waktu
94
Pesta Yang Melelahkan
95
Malu Malu Tapi Mau
96
Ending
97
Pengumuman
98
Pengumuman CDT2
99
Pengumuman Novel Baru Terbit Di NT/MT
100
Rico & Mera
101
Novel Kiano

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!