AKU PELAKORNYA

Alvaro yang sedang duduk di sofa hotel, sambil memperhatikan Nayla yang tertidur nyenyak. Nayla seperti seseorang yang tidak memiliki kekuatiran dalam hidupnya. Ia terus saja memandangi Nayla ketika ponsel nya berdering melihat siapa yang sedang menelepon, Alvaro langsung mengangkat telfon tersebut.

"ya"

"Lakukan sesuai keinginan ibuku". Ujar Alvaro setelah mendengar semua perkataan asisten Leo.

"Baik tuan muda"

---

Klik! Blitz kamera menyala disudut koridor. Tepat ketika Alvaro berdiri disisi ranjang dengan Nayla yang berbaring memegang tangan nya.

Seseorang segera mengirimkan foto itu ke redaksi media gosip dengan keterangan:

"CEO MUDA ALVARO DIMITRI, KEDAPATAN MEMBAWA WANITA MISTERIUS KE KAMAR HOTEL. SIAPA DIA? BAGAIMANA DENGAN ARTIS DINA YANG MERUPAKAN ISTRINYA?"

Beberapa jam kemudian, berita itu menyebar cepat di media sosial. Foto Alvaro menggendong Nayla di lobi hotel menjadi viral, menimbulkan spekulasi liar.

Alvaro yang melihat berita tersebut dari ponsel ditangan nya. Terdiam dengan sedikit senyum tipis, yang hanya dia yang tau.

---

Cahaya matahari baru saja menembus tirai kamar hotel. Udara dingin dari pendingin ruangan masih menyelimuti. Di atas ranjang Nayla masih tertidur lelap, wajahnya tenang, dengan rambut yang terurai di atas bantal. Disampingnya Alvaro masih memejamkan mata.

Tepat pada saat itu pintu kamar hotel di gendor keras,

DUG DUG DUG

"ALVARO! BUKA PINTUNYA! INI MAMA!"

Suara itu berhasil membuat Nayla terlonjak kaget, ia langsung bangun. Jantungnya berdebar kencang, matanya membulat, belum sempat memproses apa yang sebenarnya terjadi.

Nayla kembali dikagetkan dengan suara pintu yang di buka dari luar. seorang wanita setengah baya yang langsung masuk dengan emosi membara diwajahnya. Dibelakangnya seorang pria, — ayah Alvaro — berdiri dengan rahang mengeras dan tangan mengepal.

Nayla mencoba bangun namun selimut yang membungkus tubuh, membuatnya semakin merasa tertekan. "Apa yang sebenarnya terjadi?". Tanya bingung Nayla dalam hati.

"Alvaro, kamu gila!?. Nyonya Rika menutup mulutnya dengan tangan. mencoba terlihat senatural mungkin. Ia yang merencanakan penggerebekan ini. Tapi ia juga yang tidak pernah menyangka, bahwa Alvaro bisa benar-benar mengkhianati istrinya-Dina.

"Alvaro kalau kau masih menganggap dirimu anak ayah, maka turuti perintah ini. Ayah tak perduli bagaimana caranya-kau harus menikahi nayla. Harga diri keluarga ini lebih penting dari egomu". ucap ayah Alvaro tegas tak terbantahkan.

---

Flashback on

Nyonya Rika begitu melihat Alvaro menggandeng tangan Nayla dan meninggalkan Dina bersorak penuh kemenangan dalam hatinya. Ia merasa rencananya akan berhasil.

"Tunggu sebentar". Berdiri meninggalkan suaminya menuju kamar untuk mengambil ponselnya.

"drrrt.. drrrt.."

"ikuti Alvaro, dan lihat dia bawah kemana Nayla?". Perintah nyonya Rika pada orang suruhannya.

Nyonya Rika kembali keruang tamu, seolah tidak terjadi apapun.

"mana Dina?" bertanya pada suaminya yang masih ada dalam ruangan itu.

"Baru saja pergi, ia marah saat mengetahui Alvaro meninggalkan nya". Jawab tuan Dimitri

"haha biar ajah dia marah. Biar tau rasa". Berkata sambil duduk.

"Aku harap kau tidak melakukan sesuatu yang akan kau sesali nantinya". Ujar tuan Dimitri seolah mengetahui rencana istrinya.

"Kau pikir aku akan melakukan apa?". Nyonya Rika berkata sambil berdiri melangkah pergi dari ruangan tersebut. Begitu melihat ponselnya berbunyi.

"Hallo". Mengangkat begitu melihat tempat itu aman

"Apa?" nyaris berteriak "Mereka ke hotel, dan hanya Alvaro dan Nayla didalam kamar itu". Nyonya Rika buru-buru mengecilkan suaranya.

"Aku tidak mau tau, buat kejadian hari ini seolah keinganan Alvaro. Aku juga ingin agar media mengetahui nya". Ucap nyonya Rika tersenyum senang. Ia langsung mematikan teleponnya

"hahaha aku tidak perlu bekerja terlalu keras untuk memisahkan Alvaro dan dina. Sepertinya Alvaro sudah tertarik dengan nayla