NovelToon NovelToon
Mengandung Benih Mantan Suamiku

Mengandung Benih Mantan Suamiku

Status: tamat
Genre:Cerai / CEO / Penyesalan Suami / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:56.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nadia_Ava02

Delia Aurelie Gionardo hanya ingin mengakhiri pernikahan kontraknya dengan Devano Alessandro Henderson. Setelah satu tahun penuh sandiwara, ia datang membawa surat cerai untuk memutus semua ikatan.

Namun malam yang seharusnya menjadi perpisahan berubah jadi titik balik. Devano yang biasanya dingin mendadak kehilangan kendali, membuat Delia terjebak dalam situasi yang tak pernah ia bayangkan.

Sejak malam itu, hidup Delia berubah arah—antara rasa ingin bebas dan kenyataan bahwa Devano tak pernah benar-benar rela melepaskannya. Cinta, luka, dan rahasia yang terkuak perlahan justru menyeret Delia kembali ke sisi pria yang seharusnya ia tinggalkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia_Ava02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MBMS - Bab 21 Masih Ada Waktu

Sore itu Liam menepikan mobilnya di depan sebuah restoran. Lampu-lampu mulai menyala, menandakan senja kian merambat malam.

"Kita perlu tenaga tambahan untuk mencari Nona Delia, Tuan," ucap Liam sambil memandang Dev dari kaca spion.

Dev mengangguk pelan. "Aku tidak lapar, Liam. Aku hanya ingin cepat menemukan Delia."

"Saya tahu," Liam menatapnya penuh pengertian. "Tapi kita takkan kuat kalau perut kosong. Setidaknya makan sedikit saja."

Dev menarik napas panjang, perutnya memang belum terisi sedikitpun sejak kemarin. "Baiklah," gumamnya, lalu turun dari mobil.

Di dalam restoran, mereka memilih meja paling dekat jendela. Dev hanya menatap makanannya. Beberapa kali ia menyuap, lalu berhenti.

'Kenapa makanan ini rasanya hambar sekali.' batinnya. Pikirannya terus pada Delia.

Diam-diam ia merindukan aroma masakan yang selalu Delia masak di dapur apartemen mereka dulu. Jika diingat, sebenarnya Dev dulu sangat ingin mencicipi masakan Delia, tapi hatinya terlalu keras untuk meluluhkan ego, hingga justru malah menyakiti Delia.

Liam menepuk pundaknya pelan. "Tenang saja, Tuan. Kita akan menemukannya. Nona Delia pasti masih di kota ini."

Dev mengangguk, sorot matanya penuh tekad. "Aku harap aku masih memiliki waktu untuk memperbaiki semuanya, Liam."

Malam turun. Setelah selesai makan, mereka kembali ke jalan raya yang lengang. Angin malam menerpa kaca mobil, suara hujan tipis mengiringi perjalanan. Meskipun tubuh dan pikirannya lelah, tapi tak ada sedikitpun waktu bagi Dev untuk bisa memejamkan matanya. Bayangan wajah Delia dan rasa bersalah begitu menghantuinya.

Karena malam makin larut, Liam menepikan mobil di depan sebuah hotel terdekat.

"Kita bermalam di sini saja, Tuan. Besok pagi kita lanjut lagi," kata Liam.

Dev hanya mengangguk, wajahnya tetap serius. "Baik. Besok aku ingin mulai mencari sebelum matahari terbit,"

Liam tersenyum kecil. "Baik, Tuan. Saya akan siapkan semuanya."

Setelah Liam memastikan semua keperluan siap, Dev memilih keluar ke balkon kamar hotelnya. Udara dingin menusuk, langit penuh bintang yang samar tertutup awan tipis.

Ia menyalakan sebatang rokok, menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Asap putih itu melayang ke udara, seolah mewakili berat di dadanya.

Sebuah hal yang sangat jarang Dev lakukan, ia bukanlah seorang perokok. Tapi disaat pikirannya yang saat ini tengah kacau, ia merasa membutuhkan sedikit pelepasan penat.

"Delia…" gumamnya lirih. Mata Dev menatap jauh ke arah langit yang gelap. "Aku bahkan tak tahu di mana kau berada sekarang… aku yang membuatmu seperti ini. Apa kau masih mau melihat wajahku?"

Rokoknya kembali diisap. Asapnya terasa pahit, sama pahitnya dengan penyesalan yang terus menggumpal.

Liam muncul di pintu balkon, tidak masuk tapi berdiri diam menunggu. "Yakinlah Tuan, kita pasti akan menemukannya. Besok kita mulai sejak pagi."

Dev mengangguk pelan tanpa menoleh. "Aku hanya berharap dia mau memaafkanku. Itu saja."

"Yang penting Tuan sudah berusaha," jawab Liam lembut.

Dev menghabiskan rokoknya, lalu memadamkannya di asbak. "Besok, Liam. Besok kita harus menemukan Delia."

Angin malam menerpa wajahnya. Ia menatap bintang sekali lagi, seakan berharap ada doa yang terkirim pada Delia melalui langit yang sama.

***

Pagi itu, sebelum sinar matahari muncul, Liam berdiri mengetuk pintu kamar Dev.

"Tuan, sudah waktunya kita berangkat," suaranya tenang.

Dev membuka pintu, wajahnya masih letih karena ia hanya bisa tidur dua jam, namun sorot matanya penuh tekad. "Ayo Liam, kita berangkat sekarang. Aku tidak akan menunda lagi."

Mereka berdua berkemas dengan cepat. Tanpa banyak bicara, Dev turun ke lobi, melangkah keluar hotel. Mobil Liam sudah siap menunggu. Sepanjang perjalanan, Dev hanya diam, pandangannya kosong menembus kaca jendela. Hanya sesekali ia mengepalkan tangan, seperti menahan sesuatu di dadanya.

Sekitar pukul sembilan pagi, mereka akhirnya sampai di depan rumah peninggalan orang tua Delia. Rumah besar itu terlihat sunyi, cat dindingnya agak pudar dimakan waktu. Dev turun lebih dulu, langkahnya cepat dan penuh harap.

"Delia!" panggilnya keras, tangannya mengguncang gerbang yang terkunci. "Delia, ini aku, Devano!"

Liam mencoba menenangkan, "Tuan, pelan-pelan…"

Tapi Dev tak mendengarnya. "Aku minta maaf, Delia! Tolong keluar! Aku butuh bicara!" suaranya serak.

Beberapa menit kemudian seorang pria paruh baya keluar dari sisi rumah, membawa kunci di tangannya. Ia adalah penjaga rumah itu.

"Maaf, ada apa ya?" tanya pria itu hati-hati.

Dev langsung mendekat, wajahnya penuh harap. "Delia ada di dalam, kan? Buka gerbangnya! Aku harus bertemu dia sekarang juga!"

Pria itu menggeleng. "Tidak ada siapa-siapa, Pak. Sejak pindah waktu itu, Nona Delia belum pernah kembali ke sini."

"Tidak mungkin…" Dev memaksakan senyum getir. “Dia pasti di sini…"

Liam ikut bicara, "Bapak yakin? Ini penting sekali."

"Saya yakin," jawab pria itu mantap. "Rumah ini sudah lama kosong. Saya hanya menjaga agar tetap bersih."

Dev mendadak mendorong gerbang yang baru dibuka penjaga, langkahnya cepat masuk ke pekarangan. "Aku harus lihat sendiri," ucapnya lirih.

Ia menelusuri tiap ruangan, ruang tamu, dapur, kamar, hingga halaman belakang. Semua hening, hanya debu dan aroma rumah kosong. Tidak ada jejak Delia.

Di ambang pintu kamar yang pernah jadi favorit Delia, Dev berdiri kaku. Tangannya menyentuh dinding, suaranya hampir tak terdengar. "Delia… aku harus mencari ke mana lagi…?"

Di belakang Dev, Liam hanya bisa memandang dengan tatapan sedih, menunduk. Penjaga rumah memandang mereka dengan iba, tak sanggup berkata-kata.

Dalam hati ia bergumam lirih, "Tuan Dev sudah menerima hukumannya, Nona Delia… kembalilah. Ia benar-benar sudah hancur sekarang…"

Liam menghela napas panjang, mencoba menata suaranya agar tetap tenang. Ia melangkah mendekat, lalu menepuk bahu Dev perlahan.

"Sudah, Tuan… ayo kita keluar dulu," ucapnya lembut. "Kita cari lagi, Tuan. Masih ada waktu, masih ada tempat yang belum kita datangi. Jangan berhenti di sini."

Dev menoleh dengan mata yang sembab, tapi tidak berkata apa-apa. Ia hanya mengangguk pelan, lalu mengikuti Liam meninggalkan halaman rumah itu.

1
Clarissa🌷
thor lanjut,😍
Niar Zahniar
semangat berkarya
Nadia_Ava02: terimakasih banyak untuk bintang sempurnanya Kaka....🤗🤗🤗
total 1 replies
ArchaBeryl
Lanjut kak🤭🤭🤭
ArchaBeryl: makasih kak🤗🤗
total 2 replies
Muchamad Ridho
ko gk ada cerita penyesalan ayahnya Giselle kak..
Dwi ratna
karyanya bagus kak
Nadia_Ava02: terimakasih banyak-banyak untuk bintang sempurnanya Kaka..../Kiss//Kiss/
total 1 replies
Ani Basiati
mksb thor
Nadia_Ava02: sama-sama Kaka..🥰🥰
total 1 replies
Atmita Gajiwi
/Determined//Kiss/
Nadia_Ava02: terimakasih banyak untuk bintang sempurnanya Kaka..😘😘
total 1 replies
ArchaBeryl
Karya yg sangat bagus dan gak ngebosenin,
banyak pelajaran yg bisa kita ambil dari cerita ini
terutama harus menghargai pasangan hidup kita
Nadia_Ava02: terimakasih banyak Kaka .. lope-lope youuuu sekandang kebon...🤣🤣🤣
total 1 replies
ArchaBeryl
Selamat hidup bahagia keluarga kecil Dev🤗🤗
terimakasih kak ceritanya bagus banget
akhir yg bahagia tentunya 🤭🤭🤭
Nadia_Ava02: siapp....😉
total 5 replies
Nadia_Ava02
Bab selanjutnya adalah bab akhir ya teman-teman.. jadi mohon yang sudah selesai membaca ceritanya untuk memberikan bintang lima berserta ulasan terbaik kalian.. terimakasih 🙏🏻🥰🥰
Dwi ratna
Gedeg sm s dev,eh mantan gk sok peduli loe
Ani Basiati
lanjut thor
ArchaBeryl
Menang banyak to Dev 🤣🤣🤣
cintanya terbalas tunai🤗🤗
Dwi ratna
duh berat bgd hamil sendiri tuh, kdng hamil punya suami yg GK peka jg berat
Nadia_Ava02: betul Kaka...🤧🤧🤧
total 1 replies
Dwi ratna
😭😭😭😭
Dwi ratna
mampir
Nadia_Ava02: silahkan Kaka... semoga ceritanya tidak mengecewakan..🤗🤗
total 1 replies
ArchaBeryl
manizzzz banget
sampai terhura aq🤗🤗🤗
selamat buat pernikahan nya ya Dev 🤭
Nadia_Ava02: asiaapp.....🤣🤣
total 5 replies
ArchaBeryl
Ahhh jadi terharu 🥹🥹🥹
Semoga bahagia selalu ya keluarga kecil DelVa🤗🤗🤗🤗
Nadia_Ava02: terimakasih banyak Kaka.....🤧🤧😄😄😄
total 1 replies
ArchaBeryl
Semoga Delia dan anaknya selamat
sabar ya Dev ini masih cobaan buat kamu
Nadia_Ava02: semoga begitu kak..🤗
total 1 replies
ArchaBeryl
Jangan cemburu buta dulu ya Dev 🤭🤭
Nadia_Ava02: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!