NovelToon NovelToon
Menjadi Selamanya

Menjadi Selamanya

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:14k
Nilai: 5
Nama Author: Kiky Mungil

Divi hampir menyerah saat pengajuan pinjamannya ditolak, dengan alasan Divi adalah karyawan baru dan pengajuan pinjamannya terlalu besar. Tapi Divi memang membutuhkannya untuk biaya operasi sang ibu juga untuk melunasi hutang Tantenya yang menjadikan Divi sebagai jaminan kepada rentenir. Dimana lagi dia harus mendapatkan uang?

Tiba-tiba saja CEO tempatnya bekerja mengajak Divi menikah! Tapi, itu bukan lamaran romantis, melainkan ada kesepakatan saling menguntungkan!

Kesepakatan apa yang membuat Arkael Harsa yakin seorang Divi dapat memberikan keuntungan padanya? Lantas, apakah Divi akan menerima tawaran dari CEO yang terkenal dengan sikapnya dingin dan sifatnya yang kejam tanpa toleransi itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kiky Mungil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chap 13. Beban Perasaan

Divi memperhatikan bagaimana seorang perempuan bernama Arin itu dengan cekatan membantu Ibu Inna dan Divi di dalam kamar perawatan VIP yang ditempati Ibu Inna sekarang.

"Dia sangat cekatan ngurusin Ibu, sama kayak kamu, Div. Dia bilang, dulu juga dia yang ngurus bapaknya waktu bapaknya sakit, jadi sudah terbiasa, katanya."

"Tapi dia baik kan sama Ibu?"

"Baik banget, Div. Jangan khawatir." jawab ibu dengan senyuman hangat terlukis pada wajahnya.

Divi mengangguk sembari menyiapkan makan siang Ibu yang baru saja diantar perawat.

"Omong-omong, bagaimana pernikahan kalian?"

"Eh? Ya, begitu lah, baik kok."

"Kamu bahagia kan, Nak?"

Deg!

Hati Divi rasanya seperti diperas mendengar pertanyaan itu, dia harus berbohong lagi dan lagi pada Ibunya, dan itu menyakitkan. Divi bahkan sudah bisa membayangkan bagaimana dimasa datang, Ibu akan menyalahkan dirinya sendiri jika tahu pernikahan yang dijalani Divi adalah sebagai upaya agar ibu bisa mendapatkan pengobatan terbaik.

"Iya, Divi bahagia, Bu." jawab Divi.

"Syukurlah, Ibu lihat, Nak Arkael juga tulus mencintaimu."

Divi hanya tersenyum. Sayangnya yang Ibu lihat semua itu hanya akting, Bu.

"Ibu bisa tenang sekarang kalau melihatmu telah menemukan kebahagiaan, jadi, kalau pun operasinya nggak berhasil-"

"Ibu! Ibu ini bicara apa sih?! Operasinya akan berhasil, Ibu akan sehat, Ibu akan mendapatkan perawatan dan pengobatan terbaik!"

"Ibu hanya mengatakan kemungkinan yang terburuk di atas meja operasi."

"Nggak boleh! Arkael sudah menyiapkan tim dokter terbaik untuk Ibu, jadi Ibu harus yakin, Ibu harus semangat! Ibu nggak boleh tinggalin Divi sendirian!"

"Kamu nggak sendirian, sayang. Kamu sudah punya suami, sudah ada keluarga baru. Bukan hanya suami mu yang baik, tapi Tuan Argam juga, kamu mempunyai keluarga baru yang menyayangimu."

Divi mengangguk, seolah menyetujui ucapan Ibu. Walaupun kalau mengingat bagaimana niat mama mertuanya yang sangat ingin Divi berpisah dari Arkael dan menginjak-injak Divi seperti kain lap sungguh jauh dari kata menyayangi.

"Kamu juga masih ada Tantemu, biar pun begitu, dia itu juga keluarga."

Divi mendengkus kali ini, kalau ingat apa yang sudah dilakukan tantenya itu, ingin sekali Divi mencoret-coret wajah tantenya dengan gincu merkuri yang susah dibersihkan.

"Sekarang aja Divi nggak tau dia kemana setelah..."

"Setelah apa?"

"Setelah pinjam uang ke rentenir."

Ibu jelas terlihat kaget dengan kelakuan adik semata wayangnya itu. "Yeni pinjam uang ke rentenir? Untuk apa?"

"Nggak tau, tapi yang pasti jumlahnya besar, karena dia menjadikan aku jaminannya."

"Astaga!"

"Kalau bukan karena Arkael, entah bagaimana nasibku, Bu."

Ibu langsung memeluk Divi dengan perasaannya yang sangat hancur dan sedih. Bagaimana bisa, adiknya itu menjadikan Divi sebagai jaminan hutang pada rentenir? Padahal, Inna pernah meminta Yeni untuk menjaga Divi jika dia pergi selamanya karena tumor ini.

"Maafkan Ibu, Sayang! Maafkan Ibu."

"Ibu kenapa minta maaf? Ibu nggak salah apa-apa." ujar Divi lembut sambil mengusap punggung ibunya.

"Dulu, Ibu juga gagal melindungimu dari kebejatan ayahmu sendiri, sekarang Ibu juga gagal melindungimu dari Tantemu sendiri."

"Ibu nggak gagal, tapi mereka yang sudah gagal jadi manusia yang punya hati nurani."

Ibu semakin terisak dalam pelukan Divi, dan tangisan itu menular pada Divi, bahkan pada Arin yang mendengarkan.

"Dulu kamu sangat terluka, kamu sampai...sampai..."

"Sekarang Divi udah baik-baik aja, Bu."

"Ibu bersyukur kamu bertemu dengan Nak Arkael, Ibu yakin Nak Arkael akan melindungi dan membahagiakanmu."

Hatinya seketika merasakan nyeri.

* * *

Di perusahaan, suasana jauh dari kata mengharu biru, semua orang terkejut dengan kabar pernikahan CEO muda yang dingin itu dengan salah seorang pegawai kontrak yang bahkan belum satu tahun bekerja. Ada yang memberikan selamat secara tulus, ada yang hanya sekadar formalitas, ada yang tidak mengucapkan secara langsung, dan itu terjadi dikalangan karyawan.

Mereka justru menjadikan topik itu sebagai perbincangan hangat di kantin kantor sebagai gosip yang tidak bisa dilewatkan, tak lupa dengan tambahan bumbu penyedap hingga berita pernikahan Divi dan Arkael yang sangat tiba-tiba itu menjadi ajang untuk mencibir Divi.

"Lo percaya nggak sih kalo seorang kayak Pak Kael bisa suka sama si Divi itu?"

"Memang kenapa sih?"

"Lo tau nggak sih mantannya Pak Kael tuh siapa?"

"Memang siapa?"

"Itu loh, Arana, artis yang lagi naik daun, yang sering jadi model juga."

"Oh, iya iya, tau gue, cantik banget sih itu."

"Nah, mantannya aja secantik itu, yakali Pak Kael bisa kepincut sama si Divi kalo bukan karena ada sesuatu."

"Emang Lo tau Divi-Divi itu yang mana?"

"Tau lah, gue pernah ketemu beberapa kali sama dia, euh nggak banget deh pokoknya! Jauhhh banget dari Arana. Bagaikan langit dan selokan!"

"Dengar-dengar dia kan sempat mau ngajuin pinjaman, tapi ditolak. Eh, tau-tau malah jadi istri."

"Ih, jangan-jangan dia ngelemparin tubuhnya ke Pak Kael, trus pura-pura hamil."

"Bisa jadi tuh."

"Heh!" Seli berdiri seraya menggebrak meja tempat dimana karyawan-karyawan itu menggibahkan rekannya. "Nggak usah bikin yang aneh-aneh deh kalian!"

"Eh, lo siapa?!"

"Elo yang siapa! Kalo nggak kenal sama seseorang tuh jangan nyebarin fitnah! Kalo lo yang difitnah balik mau nggak?!"

"Eh kok nyolot sih!"

"Nyolot lah!" Seli melotot. "Lo nggak tau siapa Divi, nggak tau bagaimana struggle nya dia, dan sekarang ngomong seenak jidat lo!"

"Eh, bukan seenak jidat ya! Cuma lo pikir aja, ya kali aja Pak Kael mau sama cewek modelan kampung kayak gitu!"

"Memangnya kenapa kalo istri saya modelan kampung?" Suara dingin itu seketika mengubah atmosfer panas akibat perdebatan Seli melawan lima orang wanita itu menjadi gelap dan mencekam.

Arkael datang, diikuti Bimo di belakangnya. Langkah kakinya yang tepat dan menimbulkan bunyi monoton membuat kelima wanita yang tadi dengan semangatnya menggibahkan Divi menciut seketika.

Tatapan tajam Arkael menusuk jantung masing-masing mereka.

"Saya tanya, kenapa memang kalau istriku tidak berpenampilan sesuai dengan ekspektasi kalian?"

Seli tersenyum penuh kemenangan melihat bagaimana Arkael membela temannya.

"Saya...saya... Kami... Eh, maaf Pak! Saya minta maaf, Pak!" Pada akhirnya yang tadi paling bersemangat menjelekkan Divi membungkuk.

"Kami juga Pak!" Yang lain ikut membungkuk.

Semua orang di kantin itu tentu saja tak akan meninggalkan moment berharga itu tanpa dokumentasi. Kapan lagi melihat genk yang selalu paling merasa cantik itu diinjak langsung oleh CEO mereka.

"Jadi, ini mereka, Bim?"

"Betul Pak."

"Yang kamu bilang sudah pernah mendapatkan surat peringatan itu, kan?"

"Ya, Pak. Datang terlambat, bolos, tidur di jam kerja, bersantai dan hanya melimpahkan semua pekerjaan di karyawan-karyawan baru juga ke anak-anak PKL." Jelas Bimo dengan lengkap dan padat berisi, yang membuat kantin mendadak riuh dengan suara sumbang.

"Jadi," Satu kata keluar dari bibir Arkael membuat semua suara sumbang itu hilang seketika. "Laporan tentang kalian banyak juga ya."

"Maafkan kami, Pak. Kami janji nggak akan mengulangi."

"Dan sekarang kalian cukup bernyali menjelekkan istriku? Apa kalian sudah bosan hidup?"

"T-tidak, Pak. Kami minta maaf, kami hanya...hanya asal bicara..."

"Kalau kalian laki-laki, akan saya buat mulut kalian tidak akan pernah terbuka selama sisa hidup kalian, agar tidak pernah asal bicara lagi." Kalimat itu terdengar tidak seperti ancaman kosong, apa lagi sorot mata Arkael yang membuat diri ingin tenggelam saja.

"Maafkan kami Pak!"

"Bim!" Tentu saja permintaan maaf itu tidak mendapatkan tempat di telinga Arkael.

"Ya, Pak!"

"Pastikan mereka tidak akan pernah bisa bekerja dimana pun, sekali pun hanya untuk mengemis di jalanan."

"Siap, Pak!"

Tangis kelima wanita itu pun pecah seketika. Kesombongan mereka terbayar lunas hari itu.

"Dan kamu," Arkael kini beralih pada Seli, "Hari ini urus surat pengunduran dirimu."

"Ap-apa?" Jiwa Seli seolah lepas begitu saja dari tubuhnya.

"Karena mulai besok, kamu akan menjadi asisten pribadi istriku!"

Buru-buru Seli menarik lagi jiwanya yang masuk kembali ke dalam raganya.

"Tapi jika sekali saja kamu mengkhianati istriku, nasibmu akan lebih hancur dari mereka."

"Siap Pak!"

Langkah kaki Arkael pun akhirnya membawa pergi pria itu dari kantin yang hampir tidak pernah dia datangi. Meninggalkan kelima wanita yang tangis merananya tidak akan menyentuh hati siapa pun yang ada disana. Cibiran yang selama ini selalu enteng keluar dari bibir mereka untuk menjelekkan bahkan memfitnah sesama karyawan kini berputar balik menyerang mereka.

Kini, semua orang tahu betapa besar cinta yang ditunjukkan Arkael untuk seorang Divi, Arkael yakin sebentar lagi mereka yang merekam kejadian tadi akan mengunggah vidio saat Arkael begitu membela istrinya, dan ketika unggahan itu viral, hanya tunggu waktu sampai Rana melihatnya.

.

.

.

Bersambung~

1
Boma
😄😄ketauan boong,pasti kecelakaanya di sengaja
Boma
maksudnya ini apa ya,apa kecelakaan di sengaja biar divi maubalik lgi ke arkael
Muri
kok ada yaaa ayah bejat kaya gitu sama anak kandungnya sendiri.
Boma
mau ya divi moga kael mau nerima kamu sepenuhnya,walau pun kamu gak perawan lgi
Umie Irbie
yaaaah...divi udah ngg prawan sama ayah nya sendiri😏😫 kirain bisa di gagalin 😒😩 ternyata tetap di pake,😩😒😫 iyaaa itu mah ngg pantas untuk kael
Boma
ya ampun ayah kandung iblis itu mah
Boma
terus berjuang el,untuk meyakinkan divi
Boma
pasti divi salah paham,di kiranya akan mengakhiri pernikahan kontraknya
Boma
padahal kakek cuma ingin tau perasaan kael yg sesungguhnya
Boma
mending jujur aja divi,kalo perasaan itu ada,tapi sllu menepisnya,karna tak sepadan dgn arkael,moga kakek merestuimu divi
Boma
pasti rana,makin runyam
DwiDinz
Siapa tuh yg nguping? Rana atau divi? 🤔
Boma
kamu aja yg ambil,biar nanti terbiasa😄
Umie Irbie
kok ayah siiii thoooor 😱🤔🤔 punya
traumakah ????
Umie Irbie
othooooor random bangeeeet dewhhh,. masa rumahnya kael yg mewah ada tokek 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤪
Umie Irbie: wahhahahahahaha,. 🤣🤣🤣🤣🤣 di hotel pulaaaa 😒😒😒🤣🤪
Kiky Mungil: mending kalo di rumah, tapi ini di hotel kak, eh, tokeknya juga mau ikut bobo dihotel kayaknya 😅😅😅
total 2 replies
Boma
kirain ada yg ngetuk pintu,eh toke😄ada2 saja
Kiky Mungil: tokeknya jadi room service 😅
total 1 replies
Boma
apa dia bilang wc ya ujungnya😁
Umie Irbie
duuuuh,. bahasa inggris yaks😒😣 artinya apaan siii,. masa kudu copy paste dulu ke google transit 😏😣😒
Kiky Mungil: jangan kak...bahaya artinya 😋😋
total 1 replies
Umie Irbie
hahahaah,. baca nya sweet bangeeet siiiii 🤣🤭🤭
Umie Irbie
hahahaha,. hukuman nya kok enak sekali yaaaaa 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!