Shifa dan Ilham sepasang kekasih, yang semua orang di tempat lingkungan rumah dan lingkungan kerja sudah tahu. Kalau mereka berdua kekasih yang telah berjalan tiga tahunan. Jadi orang akan berfikir kalau mereka berdua merupakan pasangan romantis sampai ke pelaminan.
Tapi siapa sangka. Hanya karena uang.. dan bujukan orang tua dari Ilham mereka akhirnya berpisah. Dan memilih menikah dengan gadis anak pengusaha batu bara di daerahnya. yang bernama Adis.
Shifa sangat kecewa sekali dengan sikap dan pilihan Ilham. padahal mereka sudah berjanji akan lanjut ke pelaminan Tahun depan. Tapi apa daya. Kehendak orang tuanya Ilham, membuatnya tidak berdaya untuk menolaknya.
Dia berusaha memberikan pengertian pada ke kasih. agar tetap menunggunya. Suatu saat ia akan kembali lagi.
Apakah Shifa mau menerima janji Ilham. atau malah pergi meninggalkannya. Kita baca selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon husnel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
masalah perut
Pagi subuh Shifa sudah bangun. kebiasaan selesai mandi dan sholat subuh. rutinitas dia pagi, maka Shifa akan mencari aktivitas lain untuk mencari kesibukan paginya.
Ia pun keluar kamar menuju dapur. di sana sudah ada ART yang akan menyiapkan sarapan majikannya.
"Masak apa mbok.?" Tanya Shifa hati-hati saat ART tersebut sedang memotong sayuran.
"Eh.. Mbak Shifa. anu.. tadi Masnya Faris mau minta buatkan Pical gitu." Jawab Mbok. Di wajan juga sudah ada kacang goreng untuk kuahnya.
"Boleh saya bantu Mbok?" Tanya Shifa yang dia anggukannya. Karena selama tinggal di sana. mbok Narti udah tahu karakternya.
Shifa mengambil alih menggoreng bahan untuk pecal. dan menghaluskan bumbu kacang untuk kuahnya. mbok hanya geleng-geleng kepala. padahal ia tidak ada memberi instruksi. tapi Shifa langsung mengerjakan sesuai yang akan ia kerjakan.
"Jika Mas Faris jadi nikah sama mbak Shifa. pasti mas garisnya bisa jadi gendut. Karena mbaknya pintar masak.he..he." Ucap Mbok terkekeh.
"Mbok bisa aja. siapa yang mau nikah mbok. saya ini orang sudah nggak punya siapa- siapa. juga nggak punya harta. beda dengan Mas Faris kan orang kaya, ganteng lagi. tentu banyak yang mau jadi pendampingnya." Jawab Shifa apa adanya.
Faris yang akan mengambil minuman berhenti. ia hanya mendengarkan percakapan keduanya tanpa ia ganggu.
"He.he.. mbak Shifa kan juga cantik. pintar pandai masak lagi. laki-laki mah mbak.. kalau udah ketemu dengan wanita yang bisa dia senang dan puas buat perut dan bawah perut. tak akan berpaling deh sama yang lain, walau wanita lain telanjang di depannya. takkan tergoda sama sekali mbak "Nasehat mbok Narti padanya.
"Eh. mbok kok ngomong gitu..?" Jawab Shifa malu-malu. Faris yang mendengarkan tersenyum dan duduk di kursi meja makan yang tak jauh dari keduanya bekerja.
"Mbak.. itu kenyataan. laki-laki mah nggak suka dengan barang obral. dia malah penasaran dengan barang yang tertutup dan di larang." Jawab Si mbok ambigu.
"Kayaknya mbok pengalamannya banyak juga ya. terus apakah mbok sudah nikah dan Dimana keluarga mbok." Tanya Shifa heran.
"Keluarga mbok di kampung mbak. suami mbok bertani. anak mbok ada tiga orang dan butuh biaya untuk sekolah... kalau andalkan suami saja dari hasil upah Tani. hanya dapat untuk kebutuhan sehari-hari saja. gimana dengan sekolah mereka." Jawab si mbok berkaca-kaca.
Shifa yang melihat merasa terharu sekali. " Moga anak-anak mbok jadi orang yang berhasil ya." Mereka asyik saja bercerita dan tak terasa masakan mereka selesai.
Sedangkan Faris terus saja duduk di sana. dengan main handphone Serta menguping. Ia sangat terharu mendengar cerita Meraka. ia makin sayang sama gadis tersebut.
"Wah. masak apa mbak..?" Tanya Gita yang sudah siap dengan pakaian seragam nya.
"Oh. buat Pical sama gorengan. kamu mau..?" Tanya Shifa menawarkan.
"Mau . buatkan juga mas ya mbak. kayaknya dari tadi nunggu antrian." Ledek Gita pada abangnya
"Udah tau Abang antrian dari tadi, kenapa kamu nerobos duluan" Sungut Faris jutek.
Baru juga Faris mau jawab. eh malah di cegah mamanya." Sudah. kalau kalian ribut terus. bawa aja ke sini semua mbok. biar kita buat masing-masing saja. Shifa duduk di sini lagi. udah cukup tuh bantu di mbok." Lina merasa kasihan dengan calon mantunya yang dari lagi sudah berkutat di dapur
Shifa tidak berani menolak. ia pun duduk di samping Lina dan Faris. "mbok membawa semuanya ke atas meja.* perintah Lina pad ART nya
Shifa pun membantu menatanya di piring masing-masing. setelah semuanya dapat. ia pun menyiapkan untuknya.
