Sekar dan Aryo menikah karena sebuah perjodohan. Akan tetapi rupanya Aryo adalah seorang duda. Sekar tentu sangat terkejut mengetahui fakta itu.
Namun, mereka memutuskan untuk menerima pernikahan mereka. Meskipun sikap dingin Aryo kadang membuat Sekar tidak habis pikir. Pada akhirnya Sekar membalas sikap dingin itu dengan sikap dingin juga. Disitu Aryo mulai kewalahan, dan berusaha meluluhkan hati Sekar.
Ketika keduanya mulai dekat, mantan istri Aryo tiba-tiba muncul. Bagaimana Sekar menghadapi sang mantan istri dari Aryo?
Apakah Aryo akan oleng dengan munculnya si mantan istri?
Saya tidak akan memaksa readers untuk suka dengan karya saya. Mau like atau tidak ya monggo. Terimakasih bagi yang membaca dan memberikan apresiasinya kepada saya. Jika memang tidak berkenan membaca, silahkan dilewati. Saya yakin dari sinopsis sudah bisa dilihat.
keberlangsungan karya ini juga ada pada readers semua. Terimakasih banyak bagi yang sudah membaca bab demi bab yang sudah author tulis 🙏.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pasangan Dingin 13
Di dalam ruangan miliknya, Sekar kembali memanggil Mondi. Dia memiliki sebuah ide untuk rencana ke depannya bagi departemen keuangan.
" Serius kamu akan melakukan itu Kar?" tanya Mondi meyakinkan?
" Iya, segera buat rancangannya. Jika bisa hari ini langsung masukkan ke Harian Batavia News. Aku ingin seminggu ke depan kita sudah bisa melakukan seleksi penerimaan karyawan baru itu."
Sekar sangat yakin, membentuk tim baru bagi departemen keuangan akan memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi. Bahkan hari ini juga dia akan melakukan sidak ke bagian tersebut.
Meskipun ini adalah rumah sakit, tetaplah bagian keuangan memegang peran yang penting. Setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang apapun, jika bagian keuangannya tidak beres maka akan mengakibatkan perusahaan tersebut jatuh lebih cepat.
Sekar tentu tidak mau, apa yang sudah dibangun oleh sang ayah hancur begitu saja. terlebih, Dewandaru begitu percaya pada dirinya untuk mengelola manajemen rumah sakit.
" Kamu mau kau temani ke departemen keuangan tidak?" tanya Mondi.
" Tidak Mon, kamu lakukan saja apa yang aku minta tadi. Alu alan pergi sendiri," jawab Sekar yakin sambil berjalan melenggang keluar dari ruangan. Mondi tentu patuh, meskipun usianya lebih tua dari pada Sekar, akan tetapi Sekar memang mempunyai wibawa sebagai direktur utaman RS Mitra Harapan.
Tak tak tak
Dengan sepatu pantofel nya, Sekar menyusuri lorong menuju ke departemen keuangan. Saat sampai di sana, semua orang sangat terkejut. Apalagi Dinda, wanita berusia 25 tahun itu merasa sangat ketakutan. Apalagi saat Sekar mengumpulkan mereka semua.
" Maaf jika mengagetkan Anda semua siang ini. Saya hanya ingin meminta laporan keuangan untuk minggu ini, apakah bisa?"
" Bi-bisa Bu Sekar. Sebentar akan kami kumpulkan."
Semua langsung menuju meja masing-masing. Salah seorang dari mereka yang menjabat sebagai kepala departemen langsung mengumpulkan apa yang diminta oleh sekar. Total ada 7 orang yang ada di sana. Dengan senyum ramah, Sekar menerima setumpuk laporan tersebut.
" Terimakasih semuanya. Maaf ya kalau mendadak. Selamat bekerja kembali."
Sekar melenggang keluar dan helaan nafas penuh kelegaan di lakukan oleh semua orang yang ada di sana.
" Ada apa ya, baru seminggu sudah diminta. Biasanya sebulan?" tanya salah seorang karyawan.
" Tidak tahu, tapi biarlah. Bu Sekar bebas melakukan itu. Ini rumah sakit milik keluarganya. Jadi beliau bebas meminta laporan mengenai apa yabg kita kerjakan," tukas ketua departemen itu cepat.
Mereka lalu kembali melanjutkan pekerjaan dengan tenang, tapi tidak dengan Dinda. Wanita itu sangat gusar. Ia bahkan tidak bisa kembali bekerja. Pikirannya sangat kalut, akhirnya Dinda pun izin keluar. Dia membuat alasan perutnya sakit dna ingin pergi ke toilet.
Rupanya Dinda bukannya pergi ke toilet, ia menghampiri Nirwan. Beruntung Nirwan juga sedang keluar dari ruang kerjanya. Dinda lalu menarik tangan Nirwan dan membawa sang kekasih ke sebuh tempat yang aman. Dinda memastikan tidak ada satupun orang yang melihat mereka.
" Ada apa sayang, mengapa begitu ketakutan. Apa tidak sabar untuk bersama nanti malam?"
" Tck, mas aku mohon serius sedikit. Aku sedang risau, tadi Bu Sekar tiba-tiba datang ke departemen aku dan meminta laporan keuangan minggu lalu. Padahal belum lama dia minta. Aku merasa dia mulai curiga. a aku harus mengundurkan diri secepatnya? Bagaimana ini mas?"
Nirwan terdiam, sepertinya kali inu kerisauan Dinda bisa jadi menjadi sebuah kenyataan. Ia pun mencoba untuk memikirkan solusinya.
" Gini, sekarang kamu kembali dulu ke ruangan mu. Aku akan memikirkan cara. Nanti malam kita bicarakan oke?"
Dinda mengangguk, ia patuh dnegan pengaturan Nirwan. Dinda pun kembali ke ruangannya, ia juga tidak bisa berlama-lama meninggalkan mejanya atau rekan satu departemennya akan curiga.
Sepeninggalnya Dinda, Nirwan juga kembali masuk ke ruang kerjanya. Sudah 3 jam lagi menuju pulang kerja, Nirwan masih terus memikirkan jalan keluar apa yang harus mereka tempuh.
" Apa mungkin memang harus segera keluar dari rumah sakit ini? Ya, sepertinya begitu. Nanti malam aku dan Dinda harus segera membuat surat pengunduran diri dan besok langsung diajukan."
Sepertinya keputusan Nirwan sudah bulat. Mereka tidak boleh berlama-lama lagi di RSMH, jika tidak segera mengajukan surat pengunduran diri maka mungkin akan ketahuan mengenai kecurangan yang sudah keduanya lakukan selama ini.
🍀🍀🍀
Pukul 17.00, Sekar sudah berada di depan lobi rumah sakit. Seperti yang dijanjikan oleh Aryo yang akan menjemput dirinya, Sekar pun menunggu suaminya itu. Awal-awal ia masih tersenyum, tapi setelah menunggu hampir setengah jam, senyum Sekar pun memudar.
" Ini orang kemana sih, sudah jam segini kok belum juga muncul."
Sekar sangat geram, ia merasa rugi karena percaya perkataan dari mantan duda itu.
" Huh, tahu gitu aku kan pulang dari tadi. Ini mau jalan juga nanggung dikit lagi magrib. Mau tidak mau, magriban di masjid rumah sakit dulu baru bisa lanjut pulang. Kalau memang nggak bisa jemput, jangan bilang mau jemput! Menyebalkan! "
Sekar menghentakkan kakinya kesal. Ia akhirnya menuju ke masjid yang ada di pekarangan RSMH untuk menjalankan kewajiban 3 rakaat yang sebentar lagi akan dimulai.
" Lho kok belum pulang Kar?"
Sekar terkejut saat mendengar suara orang yang tadi pagi baru menyatakan cinta kepadanya.
" Eh iya dok, tadi ada sedikit pekerjaan jadi pulang agak telat," jawab Sekar asal.
Dokter Syah hanya tersenyum simpul. Ia kemudian melepas sepatunya dan menuju ke bagian wudhu untuk laki-laki.
" Kamu bohong Kar, aku jelas mendengar apa yang kamu katakan tadi. Dan kamu sudah berada di lobi itu cukup lama. Kar, jika kamu tidak bahagia dengan pernikahanmu, aku siap untuk menunggumu," gumam Syah lirih.
Entah mengapa, Syah merasa pernikahan Sekar ini tidak berjalan sebagaimana mestinya. Tapi, meskipun dia mengatakan hal seperti itu, dr. Syah cukup tahu diri untuk tidak mengganggu maupun ikut campur. Dia akan melihat dan menunggu Sekar mengatakan sendiri mengenai kondisi rumah tangganya.
Usai ibadah magrib, Sekar segera menuju depan rumah sakit. Ia harus mendapatkan taksi untuk segera pulang atau bapak dna ibu mertuanya akan khawatir. Sekar tidak kepikiran untuk menelpon, yang ada dipikirannya saat ini adalah bergegas untuk pulang.
Dikediaman Suseno, Aryo pun baru pulang. Sebuah tatapan tajam dilayangkan Asriati kepada putra semata wayangnya itu saat melihat Aryo pulang sendirian.
" Lho yo, mana Sekar?"
" Sekar? Astagfirullaah Aryo lupa buat jemput Sekar."
" Aryooooo!!"
TBC
Masa direktur rumah sakit gk bisa mikir