Jessica Collins sangat bahagia ketika di nikahi oleh seorang duda tampan dan kaya raya, namun kebahagiaannya sirna saat mengetahui tujuan pria itu menikahinya hanya karena ia mirip dengan istri pertamanya dan rupanya pria itu tak benar-benar menyukainya.
"Apa di saat menyentuhku, kau sedang membayangkan istrimu yang lain ?"
Sungguh Jessica sangat sakit hati haruskah ia bertahan atau justru pergi menjauh di saat mengetahui dirinya sedang mengandung janin pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~13. Bertemu dengan wanita penggoda
"Siapa Je ?" ulang Jessica seraya menatap ke arah Mr Jason, sudah dua kali Jessica mendengar pria itu menyebut nama itu saat sedang menyentuhnya. Apa Je itu berarti dirinya?
Mendengar perkataan sang kekasih Mr Jason nampak merubah raut wajahnya menjadi datar tak menyiratkan ekspresi apapun. "Je? Jessica Collins, bukankah itu namamu ?" timpalnya lantas menarik sudut bibirnya menatap gadis itu.
"Hm." Jessica mengangguk kecil lalu membalas senyum pria itu, benar juga itu adalah awal namanya dan mungkin itu bentuk panggilan sayang padanya.
"Ayo rapikan pakaianmu, aku akan mengantarmu pulang !!" perintah pria itu kemudian.
"Tapi aku lapar." Jessica nampak berucap dengan manja, ia tiba-tiba merasa tak bertenaga setelah apa yang di lakukan oleh pria itu padanya.
"Baiklah, mau makan di mana hm ?" tawar Mr Jason seraya mengenakan kembali sefty belt milik gadis itu.
"Di mana saja." Jessica nampak mengedikkan bahunya karena ia tak tahu selera pria itu.
"Baiklah, aku tahu tempat yang bagus dan kamu pasti akan menyukainya." ucap Mr Jason, lalu segera mengemudikan mobilnya kembali meninggalkan tepi danau tersebut.
Sembari mengemudi pria itu nampak menghubungi seseorang melalui telepon selulernya. "Hm, semua yang terbaik dan spesial. Baiklah terima kasih." ucapnya lantas mengakhiri panggilannya dan Jessica yang sedari tadi memperhatikan pria itu nampak tak mengerti dengan maksud pembicaraannya.
Setelah menempuh beberapa menit perjalanan mereka telah tiba di sebuah restoran. "Bagaimana kamu tahu aku suka seafood ?" Jessica tak menyangka pria itu membawanya ke salah satu restoran favoritnya.
"Tidak ada yang tidak ku tahu tentangmu, sayang." sahut Mr Jason lalu menarik kursi untuk gadis itu duduki.
"Terima kasih." sahut Jessica setelah menghempaskan bobot tubuhnya di sana.
"Jadi kamu telah memata-mataiku ?" ucapnya kemudian.
"Tidak, aku hanya ingin tahu apa yang di sukai dan tidak di sukai oleh kekasihku." sahut Mr Jason, lantas mengangkat tangannya ke arah pelayan dan tak berapa lama beberapa pelayan terlihat membawa banyak menu makanan dan semuanya adalah kesukaan gadis itu.
Bagaimana Jessica tak meleleh hatinya jika pria itu memperlakukannya seperti seorang ratu, bahkan ia belum mengutarakan keinginannya tapi pria itu sudah tahu lebih dulu.
"Bagaimana kamu bisa tahu ini semua makanan kesukaanku ?" ucapnya penasaran, apa pembicaraan pria itu di telepon tadi untuk memesan semua makanan ini?
"Bukankah sudah ku bilang, aku tahu semuanya tentangmu. Baiklah ayo makanlah !!" timpal Mr Jason kemudian.
Rasanya Jessica tak bisa berkata-kata lagi semakin hari perasaannya tumbuh semakin besar seiring dengan perlakuan lembut pria itu padanya.
"Kamu tidak makan? aku tidak mungkin menghabiskannya seorang diri." ucap Jessica setelah melihat pria di hadapannya itu hanya terpaku menatapnya.
"Kamu memintaku untuk makan ?" tanya pria itu memastikan.
"Hm, tentu saja. Kamu bisa mencoba ini, ini ikan tim favoritku." dengan memakai sumpitnya Jessica nampak menaruh beberapa potong ikan di atas piring pria itu.
"Ini juga ada udang dan cumi, cobalah kamu pasti akan suka." imbuhnya seraya meletakkan beberapa potong lagi makanan kesukaannya tersebut.
Mr Jason nampak mengulas senyumnya ketika menatap gadis itu yang terlihat begitu bersemangat lantas beralih ke arah makanannya di atas piring, menatapnya sejenak lalu dengan ragu mulai memakannya.
"Bagaimana rasanya ?" tanya Jessica kemudian.
"Sangat enak." sahut pria itu, meskipun kini wajahnya mulai sedikit kemerahan. Entah mungkin karena kepedasan atau karena hal lain.
"Baiklah kalau begitu makanlah lebih banyak lagi." Lagi-lagi Jessica meletakkan beberapa potong ikan di atas piring pria itu dan mau tak mau Mr Jason menghabiskannya.
Tak berapa lama nampak seorang wanita cantik dengan tubuh tinggi semampai menghampiri meja mereka. "Jason? kau di sini juga ?" ucapnya sedikit terkejut saat menatap salah satu pelanggan teroyalnya itu.
"Hai Carol." sahut Jason menatap wanita itu, Carol adalah seorang j4l4ng yang sering ia bayar untuk memuaskan hasratnya.
"Bagaimana kabarmu? Kamu tahu, aku sangat menantikan teleponmu." balas wanita itu seraya mencium pipi kanan dan kiri pria itu dan itu tak luput dari perhatian Jessica.
"Kamu bersama siapa ?" tanya Carol kemudian lantas pandangannya beralih ke arah Jessica, gadis belia tanpa make up tebal seperti dirinya.
"Dia keponakanmu ?" imbuh wanita itu lagi dengan wajah ingin tahu.
"Dia...." ucapan Mr Jason terjeda saat Carol menyelanya.
"Astaga Jason, kamu makan seafood? bukankah itu sangat berbahaya bagimu ?" ucapnya dengan pandangan tak percaya dan tentu saja itu membuat Jessica langsung terkejut di buatnya.
"Berbahaya bagaimana? apa kau alergi seafood ?" tanya Jessica menatap ke arah Mr Jason.
"Jadi kamu tidak tahu dia alergi seafood? ponakan macam apa kamu itu? Astaga sayang, harusnya kasih tahu ponakanmu itu jika kamu tidak bisa makan seafood." Carol nampak khawatir saat melihat wajah Mr Jason semakin memerah.
"Aku baik-baik saja Carol, tolong hubungi Max untuk datang kesini !!" perintahnya kemudian dengan napas sedikit berat.
"Ja-jadi kamu alergi seafood? kenapa tidak mengatakannya ?" Jessica jadi merasa bersalah.
"Aku baik-baik saja." Mr Jason berusaha menenangkan gadis itu.
"Baik-baik saja bagaimana? kamu bisa henti napas jika tak cepat mendapatkan pertolongan." ucap Carol dan bersamaan itu Max nampak masuk ke dalam restoran dengan sedikit berlari.
"Anda baik-baik saja tuan, kebetulan saat Carol menghubungi saya berada di sekitar sini." ucap pria itu dengan wajah khawatirnya.
"Antar Jessica pulang, Max. Biar Carol yang mengantarku ke rumah sakit !!" perintahnya kemudian.
"A-aku ikut." mohon Jessica.
"Sudahlah kamu pulang saja, keberadaanmu hanya merepotkan saja. Ayo sayang apa kamu bisa jalan, aku akan membantumu." ucap Carol menatap sinis Jessica lantas membantu Mr Jason bangun dari kursinya lalu segera mengajaknya pergi dari sana.
Sementara Jessica yang di tinggal begitu saja nampak terpaku menatap kepergian mereka, ia menyesal karena telah membuat kekasihnya itu kesakitan. Namun ia juga bertanya-tanya siapa wanita itu, kenapa pria itu lebih mempercayai wanita itu untuk mengantarnya ke rumah sakit dari pada dirinya?
Apa wanita itu mantan istrinya? mungkin saja bahkan panggilan wanita itu terdengar begitu mesra.
"Nona, mari saya antar pulang." ajak Max setelah membayar tagihan di kasir.
"Hm." Jessica mengangguk kecil.
"Maafkan aku tuan Max, aku benar-benar tidak tahu jika Mr Jason alergi dengan seafood." ucap Jessica setelah mobil yang membawanya meninggalkan restoran tersebut.
"Tuan Jason alergi akut dengan seafood, nona. Selain membuat badannya bengkak, beliau juga bisa henti napas jika tak cepat mendapatkan pertolongan." terang Max dari balik kemudinya.
"Dia tidak mengatakan sebelumnya." ucap Jessica dengan wajah penuh penyesalan.
"Mungkin beliau hanya ingin menyenangkan anda, nona." sahut Max seraya melirik gadis itu dari spion depannya.
"Harusnya dia tidak perlu melakukan itu." gerutu Jessica.
"Tuan Max, apa aku boleh bertanya sesuatu ?" tanya Jessica kemudian.
"Silakan nona." sahut Max.
"Siapa wanita tadi? apa dia mantan istri Mr Jason ?"
keren karya tulis mu k🤗🤗🤗