NovelToon NovelToon
Air Mata Terakhir Istri Pertama

Air Mata Terakhir Istri Pertama

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Janda / Selingkuh / Pelakor / Trauma masa lalu
Popularitas:309.5k
Nilai: 5
Nama Author: RahmaYesi.614

Lisna seorang istri penyabar dan tidak pernah mengeluh pada sang suami yang memilih menganggur sejak tahun ke tiga pernikahan mereka. Lisna dengan tulus menjadi tulang punggung keluarga.

Setelah tujuh tahun pernikahan akhirnya sang suami terhasut omongan ibunya yang menjodohkannya dengan seorang janda kaya raya. Dia pun menikahi janda itu atas persetujuan Lisna. Karena memang Lisna tidak bisa memberikan suaminya keturunan.

Namun istri kedua ternyata berhati jahat. Dia memfitnah Lisna dengan mengedit foto seakan Lisna sedang bermesraan dengan pria lain. Lagi lagi suaminya terhasut dan tanpa sadar memukul Lisna bahkan sampai menceraikan Lisna tanpa memberi kesempatan Lisna untuk menjelaskan.

"Aku pastikan ini adalah air mata terakhirku sebagai istri pertama kamu, mas Fauzi." Ujarnya sambil menghapus sisa air mata dipipinya.

Bagaimana kisah selanjutnya?
Saksikan di serial novel 'Air Mata Terakhir Istri Pertama'

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RahmaYesi.614, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pelakor

Beberapa hari terakhir Fauzi jadi jarang pulang, dia sibuk mengurus persiapan pernikahannya dengan Wulan. Meski hatinya mengatakan untuk tidak menyakiti Lisna, tapi ternyata semuanya terjadi juga. Dia bukan hanya menyakiti hati Lisna tapi juga menghancurkan mental Lisna yang sudah susah payah di perbaikinya sejak menikah dengan Fauzi.

Sebelum menikah dengan Fauzi, Lisna hanyalah gadis yang memiliki gangguan mental. Dia mudah emosi dan sangat temperamental. Tapi sejak bertemu Fauzi, dan saat Fauzi berjanji untuk menjaganya, mencintainya memberinya kasih sayang, saat itulah Lisna menahan diri untuk tidak menjadi gila lagi. Dia berusaha keras menjadi wanita penyabar dan penyayang.

Malam ini Lisna tidur di rumah mama mertuanya. Dia hanya tidak ingin sendirian di rumah yang terasa semakin sepi dan membuat hatinya semakin hancur.

"Lis, kamu belum makan malam, makan dulu gih nanti sakit."

Itu suara Fatimah yang mencoba mengingatkan agar menantunya itu segera makan malam karena kini sudah jam sepuluh malam. Dan Lisna masih setia di depan laptopnya.

"Aku tidak lapar, ma. Lagi pula pekerjaanku cukup banyak dan harus diserahkan besok pagi pagi sekali." Jawab Lisna tanpa menoleh pada mertuanya.

Sebenarnya, ada rasa iba di hati fatimah saat melihat raut wajah datar Lisna saat tiba di rumahnya. Dia tahu Lisna sedang terluka karena Fauzi akan segera menikah lagi. Tapi, Fatimah memilih berpura pura tidak mengetahui tentang hati Lisna yang hancur. Obsesinya untuk menimang cucu dari Fauzi membutakan mata hatinya.

"Ya sudah, kalau begitu mama tidur duluan saja. Kamu juga jangan terlalu lama bergadang, kamu butuh istirahat."

Kata kata manis itu benar benar menyentuh andai saja Fatimah adalah mertua yang baik. Sayangnya Lisna tahu mertuanya itu hanya sekedar basa basi semata. Sehingga yang bisa dilakukan Lisna hanyalah beristighfar dalam hatinya berulang kali.

Fatimah sudah kembali ke kamarnya. Rumah itu mendadak jadi sepi kembali. Lisna pun berhenti menatap layar laptopnya. Direbahkannya punggungnya disandaran kursi untuk membuat tulang punggung itu merasa sedikit nyaman.

Tiba tiba ada notif pesan masuk ke handphonenya. Segera saja Lisna melihat siapa pengirim pesan itu. Rupanya nomor baru yang tidak dikenalnya. Hanya saja karena itu dikirim melalui WA, Lisna bisa melihat profil pemilik nomor baru itu.

"Inikah janda yang digilai mas Fauzi?" Gumamnya menatap foto Wulan yang mencium pipi Fauzi.

"Hah, pelakor. Apa yang dia kirim padaku?"

Lisna langsung membuka kiriman video dari Wulan. Begitu video itu di putar, rupanya itu sengaja Wulan kirim untuk memperlihatkan bahwa dia dan Fauzi sedang memilih gaun pengantin.

"Astaghfirullah. Sabar Lisna.. sabar."

Lisna menarik napas dalam dalam, lalu menghembuskan perlahan berulang kali hingga dia merasa lebih nyaman dan bisa mengontrol emosinya.

Namun, saat itu juga Wulan mengirim lagi kali ini foto mereka sedang berciuman mesra di dalam kamar Wulan di rumahnya.

Wulan:

#Malam ini mas Fauzi tidur di kamarku, mbak Lisna.

Bukannya marah atau menangis, Lisna malah tersenyum membaca pesan itu.

Lisna:

#Silahkan. Aku setiap malam selama tujuh tahun selalu tidur disamping mas Fauzi. Dan rasanya sudah membosankan.

Benar saja jawaban Lisna membuat Wulan kesal dan tersulut emosi. Dia bahkan memperlihatkan balasan pesan dari Lisna itu pada Fauzi.

Tanggapan Fauzi berbeda dengan Wulan. Kata 'silahkan dan membosankan' yang diucapkan Lisna membuat hatinya terluka. Entah mengapa rasanya saat Lisna malah mengizinkan wanita lain tidur dengannya membuat hatinya terluka. Padahal memang ini yang diinginkannya.

*

*

*

Sore ini, Lisna kembali pulang kerumahnya setelah pulang dari kantor. Dia merasa malas untuk kembali menginap di rumah mama mertuanya yang tidak mengatakan apa apa tentang rencana pernikahan Fauzi dan Wulan.

Mendapati mama mertuanya yang berakting seakan tidak terjadi apa apa membuatnya patah hati dan mulai merasa bahwa dirinya benar benar sudah tidak dianggap kehadirannya oleh mama mertua yang dianggapnya sebagai pengganti mamanya.

"Berat ya Allah, sakit… Apakah aku memang dilahirkan untuk di benci? Dulu, mama dan papa juga sangat membenciku karena aku terlalu cengeng. Tapi, saat aku berubah menjadi pribadi yang tidak cengeng lagi, mereka malah mengataiku anak nakal bahkan mereka menuduhku menjadi wanita malam. Dan kini, dikeluarga suamiku, aku juga tidak berguna karena menjadi wanita yang tidak bisa hamil."

Lisna sungguh sudah tidak kuat menghadapi ujian yang datang sekaligus dengan tingkat yang luar biasa tingginya.

"Hamba tahu ya Allah, ujian yang Engkau berikan pada hamba-Mu tidak pernah melewati batas kemampuan hamba-Mu. Tapi, aku tidak sekuat itu untuk menerima dan menyelesaikan ujian ini sendirian dengan terus bersabar seperti ini ya Allah…"

Sebentar Lisna mencoba untuk mengendalikan emosinya seperti biasa dengan menarik napas dan menghembuskan berulang kali sambil beristighfar. Tapi kali ini rasanya sudah sangat tidak bisa. Dadanya terasa sesak dan seakan hendak meledak sekarang.

Aaakkkhhrrrrggggg…

Lisna berteriak cukup lantang, bahkan sampai terdengar oleh tetangga komplek rumah kontrakan.

"Aku benci kamu mas, aku benci. Aku tidak pantas hidup, harusnya aku mati saja waktu itu…" Pekiknya memaki mengeluarkan segala rasa sesak yang terus terus ditahannya selama ini.

"Aku kurang baik apa lagi sama kamu, mas? Aku rela melakukan semuanya agar tidak kamu tinggalkan. Aku rela menahan semua rasa marahku, karena aku takut kehilangan kamu mas, sudah cukup aku kehilangan kedua orangtua dan kakakku karena aku memaki mereka." Celoteh Lisna dalam tangisannya namun dengan suara yang semakin melemah dan dia tidak lagi berteriak.

Jarum jam terus berputar, Lisna masih terus menangis bahkan sampai terisak isak. Tapi dia tidak lagi memaki ataupun berteriak. Hanya saja kini tatap matanya kosong menatap sebilah gunting yang terletak diatas meja riasnya.

Haruskah aku menyusul kalian?

Ya, aku harus meninggalkan dunia ini. Disini tidak ada tempat untukku kembali. Semua orang membenciku…

Lisna berdiri dari posisi duduknya di lantai, kakinya melangkah cepat mendekati meja rias, lalu tangannya meraih gunting tajam itu dan…

Gunting itu dia ayunkan sangat kuat untuk menusuk tepat di jantungnya. Matanya terpejam sangat kuat menunggu gunting itu tiba di jantungnya.

Selamat tinggal dunia…

Disaat Lisna mencoba mengakhiri hidupnya, Fauzi yang sedang menyantap makan malam bersama Wulan di rumah mamanya pun tersedak makanan.

Uhhuuukkk… uhuukkk…

"Minum dulu, sayang." Dengan cekatan Wulan mengulurkan segelas air putih saat Fauzi tersedak.

"Makanya makan itu jangan buru buru." Celetuk Fatimah dengan wajah khawatirnya.

Fauzi pun minum sampai air putih itu habis segelas. Tapi kemudian dia masih terbatuk batuk. Wulan pun membantu menepuk nepuk punggungnya untuk membantu meredakan batuk Fauzi.

"Mau minum lagi?"

Fauzi menggeleng sambil terus terbatuk, sampai akhirnya dia muntah mengeluarkan semua makanan yang tadi ditelannya. Muntahnya bahkan sampai menyembur mengotori meja makan. Wulan dan Fatimahpun ikut terkena cipratan muntah yang keluar dari mulut Fauzi sambil terbatuk.

1
Ulya Hermansyah
aaaammmmpuuun daah/Drowsy/
Ulya Hermansyah
g krja sok sok an nikah lagi,realistis dooong.
Evy
kenapa meninggal Thor.. walaupun tak bersama Lisna seharusnya Erwin juga bisa bahagia dan sembuh dari penyakitnya..
Evy
Karena selalu berdoa minta sabar...maka Allah memberikan cobaan yang memang membutuhkan kesabaran yang extra tinggi..
Evy
Ada ya suami yang modelan seperti itu..
uh..ampun dah..
Dessy Christianti
Luar biasa
Soritua Silalahi
jgn pernah menghina seseorang yg blm bisa hamil Krn kamu ga tau kedepannya hidupmu seperti apa
Handayani sutani
ada ya istri kaya lisnaa di dunia nyataa
guntur 1609
bagus tuh lisna. movr on dari keluarga toxic yg gak tahu diri
guntur 1609
gak usah diladeni org sepwrti meteka lisna
biarkan metrka berusaha dengan keangkuhanya dulu
Neulis Saja
try again Lio, don't be afraid to try ✊
Neulis Saja
reader are moved
Neulis Saja
next
Neulis Saja
forever happy 🙏
Neulis Saja
sepertinya harta segalanya buat Fitri sehingga memilih saudagar kaya betusyti empat selamatlah fitri
Neulis Saja
lisna, finnaly you are pregnant
Neulis Saja
ya akhirnya akan mempermalukan diri sendiri disti
Neulis Saja
next 😀
Neulis Saja
niat jahat itu tak kan abadi, satu saat akan ketahuan juga
Neulis Saja
congratulations to both of you 🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!