FOLLOW DULU SEBELUM BACA!
.
BUTUH HEALING? BACA ɪᴍᴀᴍᴋᴜ, ꜱᴜʀɢᴀᴋᴜ SOLUSINYA!
.
DINGIN IN PUBLIC, BUCIN IN PRIVATE🕊️
.
PERINGATAN! HATI - HATI, CERITA INI DAPAT MENYEBABKAN KEJANG-KEJANG DAN SENYUM-SENYUM SENDIRI!🦋
.
Allah itu maha romantis. Ada banyak cara untuk Allah mempertemukan kita dengan jodoh. Salah satunya Azalea. Berawal dari ketidaksengajaan nya yang menghilangkan berkas penting, berakhir dengan ia yang menjadi istri sang bos besar.
Awalnya, Azalea pikir pernikahannya itu tidak akan berlangsung lama ketika mengingat bagaimana awal mereka berdua bisa menikah. Namun ternyata tidak. Husain bukan laki-laki pengecut yang akan mempermainkan kesakralan sebuah pernikahan. Justru Husain akan menjadi lelaki gentle yang akan terus mempertahankan rumahtangganya atas izin Allah.
"Kamu tahu istriku, jika saja setan melihat senyuman manis kamu, Abang khawatir malah ia yang akan tersesat saat menggodamu," - Azzam Gibran Al-Husain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon its.syrfhlee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
(13). Pulangku, mengantarkan kepergian mu.
Azalea termenung. Pulangnya kali ini bukan lagi perihal melepas rindu pada orang rumah. Tapi pulangnya kali ini untuk melepaskan kepergian salah satu orang yang paling ia cintai di dunia ini.
Di setiap sudut rumah banyak kenangan yang seolah terputar ulang seperti kaset. Menampilkan banyak memori tawa, sedih, cemas dan takut. Azalea tersenyum tipis kala ia melihat sosok kecil dirinya yang berlari di setiap sudut rumah dengan sang ibu yang mengejar sembari memegang piring berisi makan siangnya.
Sejak tadi, banyak orang yang datang takziah ke rumahnya. Memberikan banyak belasungkawa dan semangat pada keluarganya. Azalea hanya menanggapi dengan senyum dan menjawab dengan sekenanya.
Husain tetap setia berada di samping Azalea yang masih tetap murung. Mata wanita itu bahkan sudah membengkak karena terlalu lama menangis di mulai sejak kepulangan ibu ke rumah hingga mengantarkan ibu ke rumah peristirahatan terakhirnya.
Tangannya selalu menggenggam tangan mungil Azalea. Ingin mengatakan pada semesta nya bahwa ia akan selalu ada untuknya.
Husain sedih.
Semesta nya yang selama ini hanya menampilkan raut wajah binar penuh bahagia, tawa nyaring yang terdengar lucu ditelinga nya dan senyum manis yang menjadi candu untuknya kini hanya menampilkan raut wajah sendu sambil menatap kosong ke arah lantai.
Ingin sekali Husain memeluknya sepanjang hari hanya untuk menenangkan dan menguatkan semesta nya. Namun ia tak bisa melakukannya sekarang karena masih banyak para takziah yang berdatangan.
Ibu Husain meletakkan makanan manis di hadapan Azalea yang lagi - lagi terlihat termenung.
"Nak, sedih boleh. Tapi jangan berlarut ya. Kasian ibu Aza yang udah tenang di surganya Allah," nasihat Ibu Husain.
Azalea menoleh. Segaris senyum terbit di bibir manisnya.
"Iya, Ibu, tapi izinkan Aza hari ini untuk bersedih. Karena setelah ini, Aza sudah berjanji pada ibu Aza kalau Aza akan bahagia,"
"Alhamdulillah. Mengingat yang sudah meninggal itu memang wajib, agar kita tahu bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. Selain itu, agar kita terus mengirimkan banyak doa untuk yang sudah mendahului kita. Apalagi itu orang tua kita,"
"Iya, Ibu. Doain Aza ya, supaya Aza bisa melewatkan cobaan ini dengan ikhlas,"
"Kamu bisa, sayang. Allah tidak akan memberikan hambanya cobaan di luar batas kemampuan hambanya. Karena kamu bisa, makanya Allah memberikan kamu cobaan dengan mengambil salah satu orang yang paling kamu cintai." sahut Husain.
"Husain benar, sayang. Kamu pasti bisa," tambah Ibu Husain.
Mendapat dukungan dan semangat dari keluarganya, membuat Azalea optimis bahwa ia bisa menghadapi cobaan yang Allah berikan untuk nya.
"Ya sudah, ibu mau ke depan dulu. Masih banyak tamu yang berdatangan untuk takziah,"
"Iya, Bu,"
Setelah kepergian ibu, Husain mengarahkan Azalea untuk menatap ke arah dirinya.
"Kenapa, Abang?" tanya Azalea bingung.
"Kamu harus makan. Tapi sebelum itu, kamu ganjal perut dulu dengan kue yang ibu bawa."
Tangan Husain mengambil satu potong brownies coklat lumer dengan taburan kacang almond di atasnya. Menyuapkan sepotong brownies itu pada Azalea.
"Kamu tahu apa yang lebih manis dari brownies yang kamu makan ini?" tanya Husain mencairkan suasana.
Azalea menggeleng.
"Aza enggak tahu, Abang. Memangnya apa?"
Husain tersenyum. Matanya menatap dalam ke arah mata Azalea.
"Senyum kamu. Tidak ada yang bisa mengalahkan manisnya senyum kamu. Bahkan gula yang dikategorikan paling manis saja kalah manis dengan senyum kamu,"
Azalea tiba - tiba saja tersedak akibat salting mendengar gombalan mendadak yang Husain lontarkan.
"Astagfirullahal'adzim, sayang. Minum dulu."
Husain memberikan Azalea segelas air putih untuk meredakan tenggorokannya.
"Ya ampun, sayang, kamu kalau salting cukup pipi kamu aja yang memerah. Jangan sampai tersedak gini. Nanti Abang jadi sakit," ujar Husain.
"Loh kok Abang yang sakit? Kan Aza yang tersedak,"
"Iya, soalnya kan kamu dan Abang itu satu. Abang ada di setiap tubuh kamu bahkan di setiap aliran darah kamu. Begitupun kamu, kamu ada di setiap tubuh dan aliran darah Abang. Jadi kalau kamu disakiti, Abang juga akan tersakiti," balas Husain genit.
Azalea yang salting mengalihkan pandangan ke arah lain. Enggan menatap mata Husain yang terlihat sedang ingin menggodanya. Karena terlalu salting, Azalea bahkan mengambil asal kue yang ada di hadapannya.
"Sayang, jangan dimakan." cegah Husain saat melihat Azalea ingin memakan kue di hadapannya.
"Kenapa?"
"Kamu kan gak suka kue bolu sarang semut,"
Azalea tersentak. Matanya langsung memandang ke arah tangannya yang ternyata sedang memegang bolu sarang semut seperti yang di ucapkan Husain tadi.
"Kamu kalau salting sekarang lebih brutal ya, sayang. Yang tadinya gak suka sama bolu sarang semut eh karena salting jadi pengen makan bolu sarang semut," kelakar Husain.
Azalea hanya meringis malu.
...-HUSAN dan AZALEA-...
Malam ini Azalea dan Husain menginap di rumah Azalea bersama dengan ketiga saudaranya yang lain. Mereka sepakat untuk menemani ayah beberapa hari supaya ayah tak merasa kesepian setelah ditinggal oleh ibu.
Azalea yang tadinya sedang melipat beberapa pakaian ibu, tanpa sengaja tertidur di lantai yang sudah di lapisi dengan karpet bulu. Karena Azalea melipat baju di samping Husain yang sedang melaksanakan sholat witir, kaki Azalea tanpa sengaja berada di atas sajadah Husain.
Hal itu membuat Husain yang sedang sholat dan ingin melakukan sujud, menjulurkan tangannya menyentuh kaki Azalea yang ada di atas sajadahnya. Dan secara naluriah Azalea langsung menarik kakinya dari atas sajadah Husain. Namun, setelah Husain selesai sujud, Azalea kembali menjulurkan kakinya di sajadah Husain. Hingga begitu seterusnya yang Husain lakukan ketika hendak sujud sampai ia selesai sholat.
Setelah Husain selesai sholat, Husain meraih kaki Azalea yang berada di atas sajadahnya untuk ia letakkan di atas pangkuannya. Sambil berdzikir, Husain memijat kaki Azalea yang berada di atas pangkuannya.
Azalea secara perlahan membuka kedua kelopak matanya. Setelah semenit terdiam, Azalea baru merasakan bahwa ada yang sedang memijat kakinya. Buru - buru Azalea menoleh ke arah kakinya.
Mata Azalea langsung melotot. Kakinya langsung ia tarik dari atas pangkuan Husain dimana hal itu membuat Husain cukup terkejut.
"Astagfirullahal'adzim, maaf, Abang. Aza enggak sengaja," sesal Azalea.
Husain tersenyum. Kembali ia raih kaki Azalea untuk ia letakkan di atas pangkuannya.
"Gapapa, sayang. Udah kamu tidur lagi aja, nanti kalau Abang udah selesai berdzikir dan berdoa, Abang gendong kamu ke atas ranjang,"
Azalea sebenarnya masih mengantuk. Matanya saja hampir kembali tertutup. Namun Azalea tak ingin merepotkan Husain yang pastinya juga lelah sama sepertinya.
Baru saja Azalea akan menolak ucapan Husain, Husain langsung memotongnya.
"Gapapa, sayangku. Gak usah sungkan. Abang itu suami kamu, bukan orang lain. Jadi wajar kalau kamu ngerepotin Abang," jelas Husain.
Tak ingin membantah, Azalea langsung merebahkan kembali tubuhnya. Tak lama setelah itu, mata Azalea langsung tertutup rapat dan bersiap menjemput mimpi indahnya.
Husain dibuat terkekeh geli melihatnya.
"Bahagia terus semesta nya, Abang. Kalau semesta nya Abang sedih, nanti abang bakal sedih. Love you, my universe."
- To Be Continue -