Kenapa Harus dia?

Rendi selaku Kaka iparnya merasa kesal juga dengan adik istrinya tersebut, sudah bikin malu dan kini ia melempar kesalahan pada Orang lain, jika dia menyebut Desi tidak punya harga diri ,lalu dia apa?? Apalagi saat dia sudah menanam benih pada orang yang bukan muhrimnya, lalu dia menyuruh orang tua nya untuk memberikan uang? pendek sekali pikiran Yudi ini.

“Aku gak mau pak! aku cuma mau Nisa, titik!” kekeuh Yudi, ia masih saja ngotot kalau dia tidak mau menikahi Desi.

“Rendi, kau kembali saja kerumah Fadil, dan bilang pada bapak nya untuk melaporkan Yudi kepolisi! lebih baik dia dipenjara daripada membuat kita malu!” tegas Ahmad, ia bingung harus mengatasi bagaimana lagi keras kepala nya seorang Yudi.

“Loh kok di laporkan polisi, bapak mau aku dipenjara?”

“Iya, aku mau kamu dipenjara, untuk apa kamu disini? egois!! gak mau mengakui kesalahannya, dan mau menang sendiri!”

“Tapi aku ini anak bapak loh! bapak tega biarin aku dipenjara!” tanya Yudi lagi, ia masih belum merasa bersalah sama sekali sejak tadi.

“Daripada kamu hidup bebas, tapi kerja nya hanya bikin malu, lebih baik dipenjara sekalian, pilihan ada ditangan mu Yud.. kau nikahi si Desi itu, atau kau masuk penjara!” ancam Ahmad lagi, ia berharap kali ini anak ini tidak ngeyel lagi.

Yudi terdiam, jelas ia tak mau dipenjara, akan jadi seperti apa nantinya hidup yang dia jalani.

“Oke! aku bakal nikahi Desi!”

*

Keesokan harinya, hari yang ditunggu-tunggu Desi pun tiba, yaitu hari pernikahan nya dengan Yudi, sudah sejak lama ia menantikan hal ini, karena Desi sudah mulai menyadari perasaan nya terhadap Yudi sejak Yudi bersama dengan Nisa, awalnya Desi hanya berniat menjodohkan Nisa dengan Yudi, tapi lama-lama timbul perasaan ingin memiliki dihati Desi, setiap senyuman.. candaan Yudi selalu membuat Desi terbawa perasaan.

Hingga suatu hari saat hujan datang dengan lebat, saat itu Desi dan Yudi sedang berada di pos kamling tempat biasa orang meronda, malam itu Desi dan Yudi baru pulang dari rumah Nisa, Yudi mengantar Desi pulang karena hari sudah malam, sudah pukul 21.30 malam.

Awalnya Yudi berjarak dengan Desi, tapi perempuan itu dululah yang punya inisiatif untuk menggoda iman Yudi, baju nya yang basah cukup menerawang, tadi nya ia menutupi dengan rambutnya yang panjang, namun karena Dia ingin menggoda Yudi, rambut nya ia kesampingkan, hingga tersembullah kedua p*y***a nya yang cukup besar itu.

Sebagai lelaki, tentu saja Yudi tergoda..

Ia melupakan jika dia sudah punya tunangan yaitu Nisa. Dan malam itu adalah kali pertama nya hubungan terlarang Yudi dan Desi dimulai.

Sejak saat itu, setiap kali Yudi menginginkan tubuh Desi, ia akan memintanya dimana pun, termasuk saat Desi tengah berada dirumah Nisa, karena kedua orangtuanya sedang pergi ke desa sebelah. Malam itu Desi sengaja tidak memakan pil KB punya ibunya atau memakai pengaman seperti yang ia lakukan saat ia bercinta dengan kekasih nya.

Kerena dalam hatinya, ia tak rela jika harus kehilangan Yudi, anak orang kaya dikampung nya.

**

“Udah siap kamu nduk!” tanya Nuriah yang baru tiba dikamar putri nya.

“Sudah Bu, gimana aku cantik gak?”

“Anak Ibuk selalu cantik, ibuk yakin Yudi pasti klepek-klepek kalau liat kamu.. body kamu bagus sayang, jauh lah menang kamu ketimbang si Nisa itu!” puji Ibunya lagi, yang membuat Desi jadi tersipu malu.

“Mas Yudi beneran akan kesini kan Bu!”

“Udah kamu tenang aja! kalau sampai dia gak datang, sumpah, ibu bakal bikin orang tua nya itu malu! enak saja dia, udah berbuat tapi malah gak tanggung jawab!” Desi menunduk, ia tampak berpikir keras meski saat ini ia sudah menggunakan baju pengantin lengkap dengan singer dikepala nya.

“Udah kamu gak usah mikir yang macem-macem, ada Ibuk yang selalu dukung kamu, pastiin aja Nisa itu bakal datang dan jadi pagar Ayumu!”

Setelah mengucapkan itu, Nuriah pergi lagi kedepan, karena acara akan segera dimulai, beberapa tamu undangan sudah mulai hadir, karena rencana nya Yudi dan Desi akan ijab Qabul lagi secara resmi sebelum prosesi resepsi dimulai.

Susan menutup pintu rumah nya, agar dia tidak melihat acara yang dilaksanakan tetangga sekaligus teman sekolah nya dulu. Dia saja sebagai ibu merasakan sakit luar biasa apalagi Nisa? apa kabar nya jika sampai benar ia menjadi pagar Ayunya gadis yang tidak tahu malu itu.

Nisa sedang bercermin di depan meja rias, ia sudah menghias dirinya untuk hadir dan turut serta diacara sahabat terbaik nya dulu..

Hari ini, ia menggunakan kebaya maroon lengkap dengan sanggul tipis nya, tak lupa ia menyempatkan mawar dengan warna senada dirambut nya membuat aura nya benar-benar berbeda. Sangat cantik!

Ini sudah benar..

Setelah hari ini, urusan ku dengan mereka berdua akan selesai,

Nisa memantapkan hatinya melangkah dengan anggun ke luar rumah. Ibu dan kakek nya pun tak sanggup menahan nya, itu sudah menjadi keputusan Nisa.

Diluar sudah ada Eka, Nining dan Yahya yang menunggunya, “Wow.. emezing banget sih elo Nis.. cantik bet!” puji Nining.

“Lo yakin bisa?” tanya Yahya.

“Tenang aja, aku bisa kok!”

“Pokonya kita selalu dukung elo Nis, apapun yang terbaik buat elo.”

Saat mereka tiba disana, ternyata rombongan keluarga Yudi juga sudah tiba disana, Yudi menatap Nisa dalam-dalam.. Bahkan ia tak berkedip sama sekali saat Saat Nusa melewati diri nya dan keluarga nya.

“Bu.. ” sapa Nisa pada Santi, ia tetap menyalami dengan takzim pada ibunya Yudi.

“Nisa, kamu cantik sekali nak.. ” puji Santi, ia tetap memuji gadis yang gagal menjadi menantu nya itu.

“Ibu juga cantik sekali hari ini, semoga acara nya lancar ya Bu!” Santi mengangguk, tanpa sadar ia menitikkan air mata nya, melihat Nisa saja ia merasa tak sanggup,bagaimana dengan Nisa yang menjalaninya.

“Nisa..” lirih Yudi pelan, namun Ahmad langsung membawa putra nya itu masuk kedalam ruangan ijab Qabul, Ahmad tak mau kalau sampai Yudi mengacaukan acara hati ini.

Terdengar bisik-bisik warga yang menyentil telinga nya, “Lihat.. Si Nuriah ini bangga sekali berpesta hasil dari merebut calon suami orang, dia itukan seorang ibu ya.. kok dia tega sih menyakiti anak gadis orang,anak nya juga gak tahu malu..”

“Udah putus kali Bu urat malu nya!” tambah yang lain lagi.

“Iya kan.. Entah bagaimana didikan si Nur itu, bisa-bisanya anak nya hamil diluar nikah, lalu di pestakan besar-besaran pulak!”