Alea harus menerima kenyataan bahwa kisah cintanya bersama Robin harus berakhir karena sepupunya yang telah hamil gara-gara Robin.
Perasaan hancur dan merasa di sakiti benar-benar membuat Alea harus berjuang mati-matian untuk terus kuat menahan cibiran dan hujatan orang-orang yang mengatakan kalau Alea menjadi orang ketiga yang mengambil cinta Robin dari Clara yang telah menyebarkan fitnah kepada warga desa bahwa dia telah menggoda Robin kekasihnya.
Kecewa dan kesedihan di hati Alea tidak bisa di obati lagi, sehingga akhirnya Alea memutuskan untuk hijrah ke Jakarta dan memulai bisnis sendiri di sana.
Siapa yang tahu, hidup Alea berubah drastis dari tenang menjadi super rempong gara-gara seseorang yang sangat menyebalkan bernama Meyer, pria remaja yang selalu mengganggu dan mengejar dirinya setiap pulang sekolah.
Siapakah yang akan berhasil menaklukan hati Alea? Baca novelnya sampai tamat ya, dan jangan lupa dukungan pembaca semua dengan like, favorit, vote dan gift semampu kalian
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur hapidoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Penyelidikan
Keesokan harinya, aku menemui Ryan untuk memintanya mencarikan seorang detektif untuk menyelidiki tentang identitas Meyer.
" Bantu aku mencari seorang detektif yang handal!" pintaku kepada Ryan yang tampak bertanya-tanya mengapa aku meminta seorang detektif kepadanya.
Tampaknya Ryan ingin bertanya akan tetapi dia mengurungkan niatnya ketika melihat tatapanku yang mengintimidasinya.
" Baiklah non Alea saya akan melaksanakan pesanan Anda. Kapan Anda membutuhkan detektifnya?" tanya Ryan padaku.
" Secepatnya!" setelah mengatakan apa yang aku inginkan, aku langsung meninggalkan Ryan di kantornya tanpa memperdulikan dia yang sejak tadi seperti tidak mau aku pergi.
Seperti biasa Ryan selalu memendam apa yang menjadi bahan pertanyaannya. Mungkin aku yang selama ini terlalu ketus kepadanya. Sehingga membuat Ryan seperti menjaga jarak denganku.
" Oh ya Ryan. Carikan aku juga sebuah kampus yang bagus. Aku ingin melanjutkan kuliahku!" ucapku sambil tersenyum kepada Ryan yang senang karena aku menghadiahkan senyuman ku yang mahal untuk dirinya.
Mahal? Ya!! Karena selama ini aku selalu cemberut kalau bertemu dengan Ryan. Karena aku tidak mau kalau sampai nanti Ryan menjadi salah paham dengan keramahtamahan yang aku berikan kepadanya. Sesimple itu kan?
Setelah aku pergi, terlihat Ryan yang sibuk menelepon seseorang. Aetelahnya aku tidak peduli lagi dengan apa pun yang dia lakukan oleh Ryan.
" Kenapa lama sekali sayang? Dari tadi aku menunggumu loh!" tiba-tiba saja Mayer sudah berada di sampingku dengan senyumnya.
Aku terkejut melihat bayar yang tiba-tiba sudah ada di sampingku, yang entah dia datang dari mana dan bagaimana dia tahu kalau aku saat ini sedang berada di tempat kerja Ryan. Pasti Mang Cecep yang sudah memberitahukan Meyer.
Aku mendengar kesal melihat Meyer yang sekarang sedang meringis ke arahku.
" Mau apa kau datang kemari? Bukannya sibuk di sekolahan, huh?" tanyaku tanpa melirik ke arah Meyer.
Sejujurnya aku harus waspada dengan laki-laki yang tidak jelas asal-usulnya seperti Meyer. Jangan sampai nanti aku salah langkah dan akhirnya malah menyesal di kemudian hari.
Cukup satu kali aku mengalami patah hati gara-gara Robin yang b******* itu. Aku tidak mau terjatuh ke lubang yang sama dengan berhubungan, bersama orang yang tidak benar-benar tulus mencintaiku.
" Kamu kan tahu sayang, kalau aku sekarang sudah kelas 3. Apalagi ujian nasional sudah sebentar lagi banyak jam-jam kosong yang harusnya dilewati untuk les sebelum ujian!" ucap Meyer mencoba untuk menjelaskan keberadaannya di tempat ini.
Aku memutar bola mataku dan malas mendengarkan alasan yang begitu klise dari hobinya bolos sekolah.
" Cepatlah masuk aku akan mengantarkanmu ke sekolah! Awas aja satu kali lagi aku melihat kamu bolos sekolah, maka akan kujamin kau langsung aku tendang dari mansionku!" ucapku memberikan ultimatum kepada Mayer yang tampak meringis saja.
Aku tidak tahu apa yang membuat dia merasa takut dengan sesuatu. Akan tapi, sementara ini hanya itu yang bisa kugunakan untuk membuat dia menurut kepadaku.
" Baiklah sayang. Aku tidak akan bolos sekolah lagi. Bagiku yang penting kau harus rajin mengantar jemput aku. Ya? Supaya aku punya semangat untuk sekolah!" ucap Meyer.
Cup
Deg
Aku terkejut karena mendapatkan ciuman tiba-tiba dari Meyer. Aku malu sekali kepada Mang Cecep yang sontak tertawa ketika melihat Meyer melakukan hal itu padaku.
" Jaga sikap kamu, bocah ingusan!" ucapku dengan tatapan horor yang langsung menatap mata Meyer yang berwarna biru itu.
Akan tetapi yang ada bukan Meyer yang ketakutan, malahan aku yang tidak mampu untuk menentang matanya yang begitu indah.
Jantungku benar-benar tidak bisa untuk dikondisikan lagi, gara-gara berdekatan dengan brondong satu ini. Brondong yang mempunyai sejuta pesona yang membuat aku jungkir balik hanya karena dia tersenyum kepadaku. Ya Tuhan! Aku norak sekali kan?
Sungguh seumur hidupku baru kali ini Aku merasa seperti ini. Merasa tidak berdaya berhadapan dengan seseorang. Apalagi anak brondong yang usianya jauh di bawahku.
Ketika dulu aku berhubungan dengan Robin, sama sekali aku tidak pernah merasa segugup ini ketika berdekatan dengan dia.
Setelah sampai di sekolah aku langsung menyuruhnya turun.
" Sayang, Ayolah datanglah ke sekolahku dan temuilah kepala sekolah agar dia mau untuk memaafkanku karena tadi sudah membolos!" ucap Meyer sambil menarik tanganku untuk mengikutinya.
Karena aku pun sedang tidak memiliki kegiatan. Akhirnya aku mengikuti Meyer untuk masuk ke dalam sekolahannya.
Aku tersentak melihat kemewahan sekolah ini yang benar-benar di luar ekspektasiku.
Seketika aku merasa sanksi dengan status Meyer yang katanya orang yang tidak punya.
' Apakah anak bau kencur ini sedang menipuku tidak mungkin kalau orang yang tidak punya bisa sekolah di sekolahan ini! Aku yakin untuk masuk ke sekolahan ini pasti membutuhkan uang yang sangat banyak!' ucapku merasa kesal bukan main.
" Apa kau yakin kalau kau bukan orang berada dan kaya raya?" tanyaku sangsi dengan kejujuran seorang Meyer.
Meyer hanya tersenyum menanggapi pertanyaanku.
" Aku dapat beasiswa dari orang kaya yang memiliki kelebihan uang!" ucap Mayer begitu entengnya mengatakan hal itu.
Entahlah aku tidak tahu. Apakah aku bisa mempercayai apa yang dikatakan oleh Mayor atau kah tidak. Tapi yang jelas, semua kehidupan Meyer begitu misterius bagiku.
Meyer terus menggenggam telapak tanganku sampai kami masuk ke dalam ruangan kepala sekolah.
Aku bisa melihat banyak mata yang melihat sinis ke arahku melihat Meyer yang tidak mau melepaskan telapak tanganku saat kami masuk ke area sekolah yang luar biasa keren.
" Sekolahanmu ini sangat luar biasa aku yakin bulanannya tidaklah main-main!" ucapku begitu takjub melihat sekolahan Meyer yang terlihat sangat keren.
Ini hanya visual saja ya, bukan sedang iklan sekolahan itu. Jangan salah paham.
" Sudahlah kau jangan terlalu berlebihan. Ayo ikut dengan kau bertemu dengan kepala sekolah sebagai wali ku untuk sementara ini!" ucap Meyer yang terus menggenggam telapak tanganku.
Aku berusaha untuk melepaskan tanganku dari Meyer. Jujur aku sejak tadi merasa tidak nyaman melihat tatapan membunuh dari para wanita yang yang kami lalui saat kami berjalan ke ruangan kepala sekolah.
" Meyer Lepaskanlah tanganku! Apa kau tidak melihat mereka semua menatapku seperti seorang pencuri?" tanyaku pada Meyer yang sedang berjalan dengan begitu angkuh dan sangat percaya diri.
Entahlah aku merasa Meyer memiliki semacam Aura seorang pemimpin yang sangat kuat terlihat dari raut wajahnya dan rahangnya yang begitu tegas.
Aku semakin yakin kalau identitas Meyer Clarkson tidak lah sesederhana itu.
Aku sudah berusaha mencari namanya di internet. Tetapi tidak aku temukan apapun di sana. Seperti ada seseorang yang sudah menghapusnya dengan sengaja. Aneh bukan?
moga2 enggak yaa thorr.....