Secret Alexa

Tak terasa hati-hati terlewat begitu saja, ini adalah hari di mana pesta ulang tahun Alexa akan di rayakan.

“Gimana? udah dapet undangan semua belum?”. Tanya Alexa di saat Sinta kembali ke meja nya dengan beberapa undangan yang ada di tanahnya.

“Tinggal punya Kenzo sama Evan aja yang belom”. Jawabnya lalu mengembalikan undangan itu kepada Alexa.

Alexa hanya berdeoh saja lalu berdiri dari kursinya.

“Mohon yang dapet undangan tolong ramaikan acaranya yah, tenang aja nanti banyak hiburannya kok”. Teriak Alexa sembari tersenyum.

Semuanya hanya menganggukkan kepalanya mereka dan beberapa menjawab ya saja.

“Lo gila?! serius Lo mau nembak dia pas dia ultah??”. Kenzo hampir tak percaya di saat mendengar rencana Evan.

Kini Evan dan Kenzo berada di kantin. Mereka makan bersama sembari membuat rencana untuk pesta Alexa nanti.

Beberapa waktu lalu setelah Evan mengaku jika dia suka dengan Alexa kepada Kenzo itu membuat Kenzo penasaran dan ingin membantu mereka berdua berpacaran.

Kenzo terus membantu Evan agar dia bisa dekat dengan Alexa.

Kenzo tak menyukai Alexa? dia suka dengan Alexa, tapi dia lebih suka Alexa menjadi sahabatnya saja karena jika suatu saat mereka berakhir itu pasti bakal ngebuat mereka berpisah.

Jadi Kenzo setuju membantu Evan untuk dekat dengan Alexa.

Tapi kini Evan malah mengatakan jika dia ingin mengungkapkan perasaanya di hari ulang tahun Evan nanti malam.

Itu benar-benar gila karena sudah pasti keluarga Alexa ada di sana menemani Alexa merayakan ulang tahunnya.

“Tapi cuman itu kesempatan gue men, kalau gak nanti malem trus kapan?”. Obsesi Evan mungkin sudah tak bisa di tahan lagi karena setiap hari dia selalu tersiksa di saat melihat Alexa tertawa dengan orang-orang tapi di saat dengan dirinya Alexa tak pernah tertawa.

Dia merasa mungkin saja Alexa tak suka dengannya.

“Lo yakin bro? Lo berani ketemu sama triple a?”. Kenzo tersenyum semirik dan itu benar-benar terlihat menjengkelkan.

“Yahhh.. kan gak mungkin gue bilang nya di depan umum kayak lamar nikah!”.

“Ehh~ mau di mana tuh?”. Kenzo tersenyum menyelidiki ke arah Evan.

“Gak usah mikir yang aneh-aneh!”. Ucap Evan lalu pergi meninggalkan Kenzo.

“Woy tunggu! lu narik gue ke sini tapi pulang nya udah kayak ****** kung aja gue”. Kenzo mengejar langkah Evan yang lumayan cepat.

Mereka berjalan bersama di koridor menuju ke kelas mereka.

“Lah, udah dateng nya kau!”. Alexa mengatakan itu di saat dia melihat Kenzo masuk ke dalam kelas mengunakan gelagat preman pasar.

“Eyakk.. Napa nih cari gue, kangen pasti yahhh”. Kenzo tersenyum lalu berjalan ke arah Alexa tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Padahal di belakangnya ada Evan yang sudah mengepal tangan kuat-kuat.

“Ini undangan buat kamu, Dateng yah.. ramein ultah aku”. Alexa mengerjapkan matanya membuat ekspresi imut di saat menyerahkan kertas undangan.

“Oh, liat nanti deh, soalnya gue gak suka datang ke acara ulang tahun cowok”. Jawab Kenzo sembari menerima undangan itu.

Alexa kaget di saat Kenzo mengatakan itu.

Kenzo tahu apa saja tentang masa lalu mereka, triple a juga sudah tahu kalau Kenzo itu adalah Kenzo ini.

Tapi Alexa masih belum tahu karena dia juga sudah samar-samar lupa dengan Kenzo kecil.

Jadi di saat ini dia kaget karena yang tahu dia suka menjadi laki-laki hanya kenzo kecil, teman masa lalunya.

“T-Tunggu, apa?”. Alexa terbata-bata dan enggan melepaskan undangan yang padahal sudah di pegang oleh Kenzo.

“Lepasin woy! niat ngasi kagak sih?!”.

Alexa tersadar, dia langsung spontan melepaskan kertas itu dan mendorong kenzo menjauh lalu kembali duduk di kursinya.

Kenzo dengan cengirnya itu pun kembali ke bangkunya.

Alexa merogoh laci mejanya, mengambil satu undangan lagi dari dua yang tersisah di sana.

“Kamu mau dateng ke acara aku?”. Tanya Alexa setelah memutar badannya dan melihat ke wajah Evan yang ada di belakang dirinya.

“Oh, liat nanti deh”. Jawab Evan dan mengambil kertas undangan tanpa ekspresi.

Tanpa sesiapa tau kecuali Kenzo, sebenarnya Evan benar-benar senang bahkan sampai ingin banting mantan rasanya.

Alexa mengerjapkan mata beberapa kali lalu berdeoh dan kembali mengarahkan pandangan nya ke depan.

...***...

Sudah jam 19.34 dan dekorasi gedung sudah selesai dengan sempurna.

Beberapa orang juga sudah datang termasuk Sinta yang sudah sedari awal sudah menempel dengan Alexa.

“Gimana? bagus gak?”. Alexa memutar-mutar gaun yang dia pakai, itu benar-benar sangat cantik dan manis saat di gunakan oleh Alexa.

“Wih gila cantik abis, boleh lah nih pinjem siap acara entar”. Sinta menjawab dengan candaan dan tersenyum ke arah Alexa.

Ayah, ibu dan triple a nya Alexa datang di acara itu, hanya saja kini mereka sedang ada entah di mana.

Acara itu benar-benar seperti sebuah acara pernikahan.

Ada kue di yang begitu besar dan ada banyak makanan di sana, tempatnya juga bagus, sangat bagus untuk anak-anak muda jadikan background foto mereka.

Musik-musik yang di bawakan oleh K-Pop juga sangat enak di dengar.

Acara ulang tahun ini benar-benar super keren karena bisa menyewah K-Pop dari Korea dalam waktu singkat.

Tak lama setelahnya akhirnya semua tamu datang ke acara tersebut, termasuk Evan dan Kenzo yang mereka bilang tadi lihat nanti, walau agak kesal tapi Alexa senang karena semua teman sekelasnya hadir di ulang tahunnya yang ke-15 ini.

Setelah di nyanyikan lagu ulang tahun dan meniup lilin lalu potong kue, akhirnya kini Alexa menyuapi keluarganya kue yang dirinya potong tadi.

Banyak yang heboh di saat melihat ayah Alexa mendekati anaknya.

Mereka tidak terlihat seperti anak dan ayah, tapi terlihat seperti sepasang kekasih karena wajah ayah Alexa yang benar-benar tampan.

“Poto Weh Poto!”.

“Wih gila! bakal viral nih GG men!!”

Beberapa orang berdiri dari kursi dan sofa untuk mendekat lalu mengambil beberapa foto di saat Alexa menyuapi ayahnya kue.

Kenzo dan Evan juga penasaran karena keributan yang ada di sana begitu ribut, terutama anak perempuan.

Kenzo melihat wajah ayah Alexa, wajahnya terlihat sama dari dulu dan hanya berubah sedikit saja di bagian rambutnya.

Dulu rambut ayah Alexa lumayan panjang, tapi sekarang rambutnya Benar-benar seperti lelaki pada umumnya.

Tapi, Evan merasa tak asing dengan wajah itu, dia seperti pernah melihat wajah itu, tapi dia lumayan lupa karena mungkin itu sudah bertahun-tahun lalu.

Semua orang kembali duduk di bangku mereka dan kembali melanjutkan makan kue atau camilan di saat ayah Alexa sudah pergi dari sana.