NovelToon NovelToon
Rahasia Antara Kita

Rahasia Antara Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Arip

"Rahasia di Antara Kita" mengisahkan tentang seorang suami yang merasa bahagia dengan pernikahannya, namun kedatangan sahabat masa kecilnya yang masih memiliki ikatan emosional kuat membuat situasi menjadi rumit. Sahabat masa kecilnya itu mulai mendekatinya dengan cara yang tidak biasa, membuat suami tersebut merasa tidak nyaman. Sementara itu, istrinya yang selalu menuntut uang dan perhatian membuatnya merasa terjebak dalam pernikahannya. Bagaimana suami tersebut akan menghadapi situasi ini? Dan apa yang akan terjadi jika rahasia sahabat masa kecilnya dan perasaannya terungkap?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Arip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Aku bertemu dengan Lidya di kafe yang biasa kita kunjungi. Kami duduk di pojok yang tenang dan Lidya langsung memulai pembicaraan.

"Aku rindu menghabiskan waktu denganmu, Rendy," katanya dengan senyum manis. "Aku merasa seperti kita sudah lama tidak bertemu."

Aku merasa sedikit tidak nyaman dengan pernyataan Lidya. "Lidya, aku sudah menikah," kataku dengan lembut. "Aku tidak bisa menghabiskan waktu denganmu seperti dulu."

Lidya memandangku dengan mata yang tajam. "Aku tahu, Rendy. Tapi aku tidak bisa membantu perasaan ini. Aku masih peduli tentang kamu."

Aku merasa bahwa Lidya tidak akan mudah menyerah. Dan kemudian, dia mengeluarkan sesuatu dari tasnya. "Aku memiliki sesuatu yang ingin kamu lihat," katanya dengan senyum misterius.

Lidya menunjukkan foto Sarah bersama seorang laki-laki yang tidak aku kenal. Aku merasa terkejut dan penasaran. "Siapa ini?" tanyaku.

Lidya memandangku dengan mata yang tajam. "Aku pikir kamu harus tahu tentang ini, Rendy. Ini tentang istri kamu."

Aku merasa bahwa Lidya sedang mencoba untuk memberitahu aku sesuatu yang penting. Tapi aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Aku merasa terkejut dan bingung dengan foto yang ditunjukkan oleh Lidya. "Apa ini?" tanyaku lagi, mencoba untuk memahami konteksnya.

Lidya memandangku dengan senyum misterius. "Aku pikir kamu harus tahu tentang hubungan Sarah dengan lelaki itu," katanya.

Aku merasa bahwa Lidya sedang mencoba untuk memberitahu aku sesuatu yang penting, tapi aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Aku baru saja mendengar pengakuan Sarah tentang lelaki tua di mall, dan sekarang aku melihat foto ini.

"Aku tidak mengerti," kataku, merasa bingung. "Apa hubungan antara foto ini dengan apa yang baru saja Sarah katakan?"

Lidya memandangku dengan mata yang tajam. "Aku pikir kamu harus tahu kebenaran tentang istri kamu," katanya.

"Aku tidak mengerti, apa hubungan antara foto ini dengan Sarah?" tanyaku kepada Lidya.

Lidya memandangku dengan mata yang tajam. "Aku pikir kamu harus tahu tentang ini, Rendy. Foto ini menunjukkan bahwa Sarah masih berhubungan dengan lelaki itu."

Aku merasa terkejut dan penasaran. "Apa maksudmu?" tanyaku.

Lidya memandangku dengan serius. "Aku tidak bisa memberitahu kamu lebih banyak lagi. Tapi aku pikir kamu harus tahu tentang ini."

Aku merasa bahwa Lidya sedang mencoba untuk memberitahu aku sesuatu yang serius, dan aku perlu tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Aku merasa bahwa aku perlu tahu apa yang sebenarnya terjadi antara Sarah dan lelaki itu. Aku memutuskan untuk bertanya langsung kepada Sarah ketika aku pulang nanti.

"Aku akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi," kataku kepada Lidya.

Lidya memandangku dengan serius. "Berhati-hatilah, Rendy. Aku tidak ingin kamu terluka."

Aku mengangguk, merasa bahwa Lidya peduli dengan aku. Tapi aku juga merasa bahwa aku perlu tahu kebenaran tentang Sarah dan lelaki itu.

Aku berpamitan dengan Lidya dan pulang ke rumah. Ketika aku tiba di rumah, aku langsung mencari Sarah dan bertanya tentang foto yang ditunjukkan oleh Lidya.

"Sarah, aku perlu tahu tentang ini," kataku, menunjukkan foto itu kepada Sarah.

Sarah memandang foto itu dan aku bisa melihat bahwa dia merasa terkejut dan khawatir. "Di mana kamu mendapatkan ini?" tanyanya.

Aku memandang Sarah dengan serius. "Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apa hubunganmu dengan lelaki itu?"

Sarah memandangku dengan mata yang khawatir. "Rendy, aku... aku tidak tahu apa yang harus aku katakan," katanya dengan suara yang gemetar.

Aku merasa bahwa Sarah sedang menyembunyikan sesuatu. "Sarah, aku perlu tahu kebenaran," kataku dengan serius. "Apa hubunganmu dengan lelaki itu?"

Sarah mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Lelaki itu... dia adalah teman lama aku," katanya dengan suara yang lembut.

Aku merasa bahwa Sarah tidak memberitahu aku semua kebenaran. "Teman lama?" tanyaku dengan skeptis. "Apa yang sebenarnya terjadi, Sarah?"

Sarah memandangku dengan mata yang basah. "Aku tidak ingin menyakiti kamu, Rendy," katanya dengan suara yang lembut.

Sarah menundukkan kepalanya, dan aku bisa melihat air mata yang mulai mengalir di pipinya. "Rendy, aku... aku tidak tahu bagaimana cara aku harus memberitahu kamu," katanya dengan suara yang terguncang.

Aku merasa bahwa Sarah sedang berjuang untuk mengungkapkan sesuatu yang berat. Aku mengambil tangannya dan memandangnya dengan mata yang penuh kasih. "Sarah, aku ada di sini untuk kamu. Apa pun yang terjadi, aku akan selalu ada di samping kamu," kataku dengan lembut.

Sarah memandangku dengan mata yang penuh air mata. "Terima kasih, Rendy," katanya dengan suara yang lembut. "Aku... aku akan memberitahu kamu semuanya."

Sarah mengambil napas dalam-dalam sebelum memulai ceritanya. "Lelaki itu... dia adalah teman lama aku dari masa lalu. Kami pernah memiliki hubungan yang sangat dekat, tapi aku sudah meninggalkannya karena aku merasa bahwa itu tidak baik untuk aku."

Aku merasa bahwa Sarah masih menyembunyikan sesuatu. "Apa yang sebenarnya terjadi, Sarah?" tanyaku dengan serius.

Sarah memandangku dengan mata yang penuh ketakutan. "Aku... aku tidak tahu bagaimana cara aku harus memberitahu kamu," katanya dengan suara yang terguncang. "Tapi aku rasa aku harus memberitahu kamu sekarang."

Sarah menarik napas dalam-dalam, "Rendy, aku harus jujur sama kamu. Lelaki itu... kita pernah pacaran dulu, tapi aku putusin dia karena dia punya kebiasaan yang nggak aku suka."

Aku merasa terkejut, "Kamu pernah pacaran dengan dia? Kenapa kamu nggak cerita sama aku?"

Sarah menggigit bibirnya, "Aku takut kamu bakal salah paham, Rendy. Aku sudah move on dari dia, tapi sepertinya dia masih belum bisa move on dari aku."

Aku memandang Sarah dengan serius, "Apa yang dia lakukan sampai kamu bilang dia nggak bisa move on?"

Sarah menundukkan kepalanya, "Dia sering ngirim pesan dan nelpon aku di tengah malam. Aku sudah bilang dia untuk berhenti, tapi dia nggak mau dengar."

Aku merasa marah, "Aku akan bicara sama dia. Ini nggak bisa dibiarkan."

Sarah memegang tanganku, "Rendy, jangan. Aku tidak ingin kamu terlibat dalam masalah ini. Aku bisa menangani sendiri."

Aku memandang Sarah dengan serius, "Sarah, aku tidak bisa diam saja melihat kamu dirugikan. Aku ingin membantu kamu."

Sarah menarik napas dalam-dalam, "Rendy, aku tahu kamu peduli sama aku, tapi ini masalah yang aku harus selesaikan sendiri. Tolong, jangan lakukan apa-apa dulu."

Aku memandang Sarah dengan penuh perhatian, "Baiklah, aku tidak akan melakukan apa-apa dulu. Tapi kamu harus berjanji sama aku bahwa kamu akan memberitahu aku jika ada sesuatu yang terjadi."

Sarah mengangguk, "Aku janji, Rendy. Aku akan memberitahu kamu jika ada sesuatu yang terjadi."

Sarah tersenyum lembut, "Terima kasih, Rendy. Aku merasa lebih tenang sekarang karena kamu ada di samping aku."

Aku memeluk Sarah, "Aku selalu ada untuk kamu, Sarah. Jangan ragu untuk memberitahu aku apa pun yang terjadi."

Sarah memelukku kembali, "Aku tidak akan ragu, Rendy. Aku percaya sama kamu."

Kami berdua berdiam sejenak dalam pelukan, menikmati kehangatan dan kenyamanan yang ada di antara kami. Lalu, Sarah menarik diri dan memandangku dengan mata yang penuh kasih.

"Rendy, aku ingin memberitahu kamu sesuatu," katanya dengan suara yang lembut.

Aku memandang Sarah dengan penuh perhatian, "Apa itu, Sarah? Kamu bisa memberitahu aku apa saja."

Sarah mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, "Aku... aku merasa bahwa aku sudah jatuh cinta sama kamu, Rendy. Aku tidak tahu kapan itu terjadi, tapi aku merasa bahwa aku tidak bisa hidup tanpa kamu."

Aku merasa terkejut dan bahagia sekaligus, "Sarah, aku juga merasa sama. Aku cinta sama kamu, Sarah."

Sarah tersenyum lebar dan memelukku erat, "Aku senang sekali, Rendy. Aku merasa bahwa aku sudah menemukan orang yang tepat untuk aku."

Kami berdua berdiam sejenak dalam pelukan, menikmati kebahagiaan yang ada di antara kami. Lalu, Sarah menarik diri dan memandangku dengan mata yang penuh kasih.

"Rendy, aku ingin kita bisa bersama selamanya," katanya dengan suara yang lembut.

Aku memandang Sarah dengan penuh kasih, "Aku juga ingin itu, Sarah. Aku ingin kita bisa bersama selamanya."

1
Amilawati
jelek ceritanya, dialog di ulang2 terus bikin pusing bacahya.. penulis pengen banyak bab tpw ndk materi mnkin jadinya dialog ya di ulang2 tetus
Amilawati
dialog yg jelk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!