AUTHOR TIDAK MENJAMIN KARYA INI ENAK DI BACA. TAPI YANG PENASARAN BISA MAMPIR
Nama adalah doa. Hal itu telah diketahui semua orang.
Banyak orang yang memberi nama anaknya sesuai dengan karakter tokoh idola masing-masing. Sama halnya dengan pasangan Reyhan dan Laura yang memberi nama anaknya Salman Alfarisi.
Keduanya berharap kelak putranya mewarisi segala kebaikan yang ada pada diri salah satu sahabat nabi yang di jamin masuk surga itu.
Namun apa jadinya, jika doa tulus itu di kabulkan Allah? Termasuk soal percintaannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ipah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Dering telepon
Fatih menatap wajah Aisyah cukup lama. Memperhatikan setiap anugerah yang Tuhan berikan padanya. Sampai akhirnya keinginan untuk mencicipi madu pernikahan kembali menghampiri Fatih.
"Jika kamu mengijinkan, malam ini aku akan menunaikan kewajiban ku padamu. Memberi nafkah batin. Apakah kamu bersedia?" bisik Fatih tepat di wajah Aisyah.
Gadis itu seketika tertunduk semakin dalam sambil mengangguk. Senyum mengembang di wajah Fatih. Lalu mengecup kening istrinya sambil berdo'a semoga di beri anak yang sholih dan sholihah.
Perlahan Fatih membantu Aisyah menanggalkan pakaiannya. Ia juga memberi sentuhan sentuhan yang membuat Aisyah merasa nyaman. Walaupun Fatih sendiri juga cukup gugup saat melakukannya.
Setelah sekian menit berlalu keduanya melakukan pemanasan, akhirnya senjata Fatih berhasil masuk ke dalam gua milik Aisyah. Yang membuat wanita itu merintih kesakitan.
Fatih pun memelankan gerakannya agar Aisyah kembali rileks. Setelah wanita itu cukup tenang dan nyaman, Fatih kembali mempercepat gerakannya, hingga akhirnya keduanya melenguh panjang.
Fatih jatuh di atas tubuh istrinya. Peluh bercucuran di wajah mereka.
"Terima kasih sudah melayani ku malam ini." bisik Fatih di telinga Aisyah. Wanita itu tersenyum dan mengangguk menanggapi ucapan suaminya.
Setelah kembali membersihkan diri, keduanya kembali ke ranjang tempat tidur.
"Boleh aku memelukmu?"
Untuk yang kesekian kalinya Aisyah mengangguk sambil tersenyum. Fatih pun melingkarkan tangannya di perut Aisyah. Dan tak lama kemudian, lelaki itu sudah terlelap tidur.
Sedangkan Aisyah masih belum bisa memejamkan matanya. Ia masih teringat akan hal yang baru saja ia lewati bersama suaminya.
'Semoga usaha kami malam ini berhasil ya Allah.' batin Aisyah sebelum tidur, sambil meraba perutnya. Ia pun menoleh menatap wajah suaminya, lalu mengusapnya perlahan. Sembari mendoakan kebaikan untuknya.
**
Pagi hari, Aisyah terbangun karena mendengar suara handphonenya yang berdering nyaring. Sambil mengerjapkan matanya, ia meraih handphone yang ia letakkan di atas nakas.
"Wulan." gumamnya sambil mengernyit heran.
"Halo Lan, ada apa?"
"Baby, suara terdengar berat. Apa kamu baru bangun tidur? Oh tidak, apa yang terjadi denganmu tadi malam?" kekeh Wulan.
"Apa kamu hanya berniat untuk mengganggu ku?"
"Oh tidak-tidak, sorry baby. Aku.... mau tanya sesuatu yang penting padamu."
"Hem, cepat katakan lah."
"Kamu tahu siapa nama lelaki yang kemarin bernyanyi saat kamu menikah kemarin?" Aisyah mengernyitkan dahi mencoba untuk berpikir, di tengah nyawanya yang belum terkumpul.
Perasaannya mengatakan jika kemarin tidak ada yang menyanyi.
"Dia pakai baju batik lengan panjang, rambutnya belah samping, di pipinya juga terdapat lesung." ucap Wulan menjabarkan fisik lelaki yang membuatnya tidak bisa tidur semalaman.
"Kemarin tidak ada yang menyanyi di tempat ku Wulan. Adanya cuma yang membaca Al Qur'an. Namanya mas Salman. Memang ada apa dengannya?"
"Salman?" ulang Wulan sambil mengingat-ingat nama itu.
"Eh, ngga ada apa-apa kok. Dia itu siapa mu."
"Anak teman umi ku. Sudah dulu ya Lan, aku mau sholat dulu." Telepon di tutup sepihak oleh Aisyah. Karena takut ketinggalan waktu sholat subuh. Bergegas ia menuju kamar mandi untuk mandi besar terlebih dahulu.
Sementara itu, jauh di seberang sana, Wulan mengerucutkan bibirnya karena belum selesai sesi wawancara soal lelaki itu, tapi telepon sudah dimatikan sepihak oleh Aisyah. Tak lama kemudian ia mengulas senyum sembari menyebut nama lelaki itu berulang kali.
"Salman? Anaknya temannya uminya Aisyah? Ah, aku bisa tanya lebih banyak soal dia kalau ketemu Aisyah lagi."
❤️❤️
Cuma yg baca kayaknya sedikit.
Mungkin revisi judul biar lebih menarik reader.
.
wkk.. wkk.. wkkk uda sam aja nie, kyk Leon lebih parah mala somplak nya... 😀😀😀
emang harus d ajarkan kepada anak untuk. mengenal lingkungan dan beradaftasi dengan baik, ya itulah tanggung jawab sebagai orang tua, serepot apapun itu yg terbaik untuk anak... Semangat Salman Wulan, menjaga baby Maryam...
😄😄😄
wkk... wkkk.. wkkk makanya jgn asal jgn nyosor aja Leon... g sabar amat si, masih bnyak waktu dan kesempatan, terpenting acara aqiqahan berjalan lancar.. 😀😀😀