Bagaimana rasanya menjalani pernikahan tanpa adanya cinta? Hana terpaksa menerima tawaran seseorang untuk menjadi istri dari anaknya karena hutang-hutang sang Ayah. Reputasinya sebagai model hancur karena Ibu dan adik tirinya.
Belum lagi ketidak perawanannya yang menjadi duri tajam yang terus menerus diungkit Kenaan Atharis, suami arogan yang selalu berlaku sesuka hatinya.
Disaat Hana berharap menikah adalah jalan lepas dari derita, Kenaan justru menganggapnya bak kertas kotor yang pantas dibuang.
Bagaimana akhir kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimah e Gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 - Luapan kesal Arka
'Jadilah orang baik karena memaafkan kesalahan orang lain tetapi jangan menjadi bodoh dengan memepercayai mereka lagi.'
Hana mengecek saldo tabungannya. Uang sebanyak itu lebih dari cukup untuknya sekedar hidup di sebuah apartemen sederhana di Kota Surabaya.
"Uang lima milyar ini, aku harus memanfaatkannya sebaik mungkin," gumam Hana.
Lalu berdecak sekali lagi, saat menyadari ia kabur hanya membawa ponsel tas dan uang yang ada di tabungan. Hana bahkan tak membawa baju-bajunya. Sungguh, ia terlihat menyedihkan sekarang.
Terbiasa sendiri dari dulu membuatnya tak ingin mempercayai siapapun.
Hana memutuskan menggunakan uangnya untuk menyewa apartemen selama setahun dan membuka usaha butik kecil-kecilan.
"Aku akan menikmati hidupku dengan baik mulai sekarang!"
***
Disaat Kenaan berusaha percaya bahwa Hana tidak akan kabur atau pergi jauh, lain halnya dengan Arka. Ia rela menelantarkan pekerjaannya demi memastikan langsung ke bandara apakah apakah ada nama Hana di data penerbangan sebelumnya. Merasa sia-sia, ia akhirnya menyerah setelah berhari-hari mengunjungi tempat-tempat favorit Hana dan terakhir di Bandara. Mantan kekasihnya itu bahkan mengganti nomor ponselnya hingga Arka kesulitan menghubungi.
"Sial, kamu dimana, Hana? Aku khawatir," decak Arka menjambak rambutnya. Hingga dering panggilan ponsel membuatnya semakin geram.
"Ada apa?" tanya Arka dengan suara datar.
"Apa begini caramu bicara dengan orang yang lebih tua?" kesal suara di seberang sana.
"Aku sedang pusing sekarang, Pa! Menikahlah, aku tidak akan menghalangi kalian lagi."
"Tapi ini..."
"Pa, aku banyak urusan!" tegas Arka.
"Pulanglah ke rumah Papa sekarang, ada hal penting sekali yang ingin Papa bicarakan!"
"Oke." Arka mematikan teleponnya, menghela napas panjang lalu memutar arah menuju rumah Papanya.
Arka menatap Papanya dan Wanita di seberangnya bergantian. Wanita yang sudah berumur akan tetapi masih terlihat sangat cantik dan anggun.
"Kamu ingat Tante Melysa kan?" tanya Papa Arka.
"Tidak." Arka mengedihkan bahu, sebab ia memang sama sekali tak ingat dengan perempuan yang saat ini menjadi kekasih Papanya.
"Arka, aku dan Mamamu bercerai karena keputusan bersama. Kita punya pilihan hidup masing-masing, dan kamu harus tahu? Tidak ada cinta yang bisa dipaksakan." Papanya Arka menarik sudut bibirnya sedikit, ia sangat yakin sang putra paham betul akan perkataannya.
"Aku tahu," jawab Arka datar.
"Jadi, apa kamu benar-benar merestui hubungan Papa dengan Tante Melysa? Kami akan menikah secara resmi. Ehm, itu artinya kamu akan kehilangan cinta kamu?" tanya Robert sekali lagi.
"Maksud Papa?" Kini kening Arka berubah mengkerut.
"Begini, Arka. Awalnya aku juga tidak setuju menikah dengan Papamu. Bagaimana mungkin aku menghalangi kebahagiaan putriku bersamamu. Tapi, saat aku tahu Hana menikah dengan pria lain. Papamu terus mendesakku untuk menerimanya."
"Jadi maksud, Tante?"
"Maksudku, karena Hana sudah menikah dengan laki-laki lain. Tidak ada salahnya jika kami menikah. Kamu dan Hana bisa jadi saudara."
"Saudara ya?" sinis Arka.
"Terus kenapa waktu itu Tante tidak datang di acara pernikahannya dengan Kenaan?" sambung Arka lagi.
"Aku datang, hanya tidak sampai masuk. Aku hanya melihatnya dari jauh," ujar Melysa.
Meski terlihat menyedihkan, Arka sama sekali tak merasa iba pada wanita yang mengaku Mama kandung Hana. Arka malah merasa heran dengan pola pikir wanita itu. Terlebih Papanya menjalin hubungan dengan Tante Melysa saat masih berstatus suami.
"Lalu kenapa selama ini Tante tak pernah mencoba perduli pada Hana? Apa Tante tahu kehidupan Hana setelah Tante pergi dari rumah?" tanya Arka dengan nada sedikit tinggi.
"Hana kan sudah ada Mama baru, jadi aku pikir..."
"Pikir apa?" potong Arka tak sabar.
"Arka cukup!" bentak Robert.
"Terserah jika kalian mau meresmikan pernikahan kalian, yang pasti aku akan tetap bersama Hana. Kalian mau bersikap bagaimana tentu sudah tahu! Toh selama ini kalian hidup sudah layaknya pasangan suami istri bukan?"
"Kami menikah sirih, Arka! Kau lupa, menikah sirih sudah bisa dianggap suami istri meski belum sah."
Sepeninggal Arka, Robert dan Melysa saling pandang lalu menghela napas.
"Aku minta maaf, mungkin benar! Aku harus lebih memikirkan kebahagiaan putriku!"
"Hana sudah dewasa, ia sudah bisa memilih jalan hidupnya sendiri tanpa bergantung Mamanya." Robert memegangi tangan Melysa.
***
"Temui aku di bar XX."
Kenaan tak menyangka jikalau Arka akan mengajaknya bertemu selarut ini. Di sebuah bar, disaat orang-orang sudah bersiap untuk tidur.
Meski malas, akhirnya Kenaan menemui laki-laki itu.
"Tuan," panggil Bibi.
"Ya, Bi?"
"Nona Hana?" tanya Bibi.
"Aku akan mencari Hana secepat mungkin. Bibi cukup rahasiakan ini dari Mama. Jangan sampai Mama tahu dan kesehatannya jadi turun. Aku tau akhir-akhir ini Mama sering mengunjungi makam Papa tapi Bi? Tolong masalah Hana untuk bilang ke semua jangan ada yang memberitahu Mama kalau Hana hilang."
Bibi mengangguk. Kenaan pun berlalu dan keluar rumah menggunakan mobil sport hitamnya. Hingga mobilnya berhenti di depan bar XX, Kenaan segera turun dan mencari keberadaan Arka disana.
"Tuan Kenaan, suatu kehormatan tempat kecil saya dikunjungi orang sehebat anda."
"Ck! Kau berlebihan. Dimana Arka?" tanya Kenaan tak sabar.
Pemilik bar membawa Kenaan ke arah ruang VIP dimana Arka sudah berada disana.
Pintu tertutup, Kenaan menatap datar Arka yang sudah menghabiskan hampir separuh botol minuman.
"Kenaan Atharis! Katakan, kau mau apa agar melepas Hana?"
"Aku tidak akan melepaskannya!" tegas Kenaan.
"Hahaha, aku membiarkannya denganmu! Tapi sekarang? Apa yang kamu lakukan? Kamu membuatnya kabur dan hilang dari pandanganku." Arka tergugu, ia sudah kehabisan akal mencari Hana kemana-mana.
"Apa kau memintaku kesini hanya untuk mendengar celotehanmu? Seorang Arka, terlihat sangat menyedihkan karena mencintai istriku," cibir Kenaan.
"Kamu sama sekali tak pantas jadi suaminya! Kalau saja aku tidak cacat, mungkin akulah pria beruntung yang akan menjadi suaminya," teriak Arka.
"Apa maksudmu?"
Arka mengusap wajahnya, ia bahkan sudah tahu Hana kabur dalam keadaan hamil dan pria di hadapannya saat ini masih begitu santai.
"Kau membiarkan Hana hamil dan pergi? Apakah sudah puas? Dimana hati nuranimu membuang istri dan darah dagingmu di luaran sana? Apakah dalam otak bodohmu itu tak pernah berfikir bagaimana Hanaku yang malang bertahan hidup?" cerca Arka.
"Darah dagingku, heeey bukankah itu anakmu?" teriak Kenaan menahan kesal.
"Anakku? Kalau itu anakku, mungkin saat ini kami akan jadi pasangan paling bahagia. Tapi kenyataannya, itu anakmu! Aku belum pernah melakukan apapun dengan Hana."
Glek!
Kenaan tertegun, ia bahkan mendengar dengan jelas perkataan Arka meski dentuman musik dj di luar sana sangat memekakkan telinga.
"Apa aku tidak salah dengar?"
"Tidak, kau tentu yang paling tahu persis Hana hamil karena siapa? Jika aku menemukannya lebih cepat darimu maka aku tak akan membiarkan kalian bersama lagi."
Deg.
"Aku pergi."
Kenaan pulang ke rumah, memikirkan perkataan Arka membuat kepalanya terasa berasap.
BETUL KATA LO, LO HRS JGA PRASAAN KENAAN, JGN SMPE KENAAN YG SDH MULAI JDI BAIK, KMBALI JDI IBLIS KEJAM.. DN INGAT JUGA SLALU PESAN MMA MARRY....
SI ALBERT DPT SIAL DGN SELINGKUH DN MNIKAHI MELYSA
TPI GK APA2 ANAK PRTAMA NYA KGUGURAN,, KRN HSIL PERZINAHAN, DMN BENIH ARMAN BRCAMPUR ALKOHOL, DN HANA JUGA PNGARUH OBAT PRANGSANG, YG MNA MNGKIN BSA PNGARUHI TUMBUH KMBANG BAYI.. SKRG SDH SAH SUAMI ISTRI, JDI BSA BUAT KMBALI DGN HALAL..