Sheila yang dibesarkan dari orang tua yang tak pernah menyayanginya dan selalu dianggap sebagai pembantu di rumah sendiri, dia tak pernah menyangka bahwa dia akan menikah dengan seorang pengusaha terkenal dan ternama juga seorang mafia yang sangat kejam.
Menikah dengan orang asing apa lagi dengan seseorang yang belum ia kenal sama sekali karena dia harus menggantikan kakaknya yang kabur di pernikahannya karena harus membayar hutang.
Brian seorang pengusaha terkenal di New York dan memiliki banyak bisnis di berbagai negara namun tidak banyak orang yang tahu bahwa dia juga seorang mafia kejam yang tak segan-segan untuk melenyapkan orang yang mengganggunya. Sedangkan Sheila wanita periang dan juga lemah lembut harus dipasangkan dengan mafia kejam yang bisa saja menyakitinya.
Bagaimana kelanjutannya???
Kalau kepo langsung baca ceritanya ya......
🥕🥕🥕
FOLLOW INSTAGRAM @LALA_SYALALA13
FOLLOW TIKTOK @LALA_SYALALAA13
FOLLOW FACEBOOK @LALA SYALALA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13_Kehangatan
"Selamat datang ya Sheila, semoga kamu betah tinggal di sini dan betah sama kelakuan anak papi satu ini!" sahut papi dengan nada lembut.
Sheila pun sedikit mulai nyaman berada di mansion besar ini, karena perlakuan yang mereka berikan sangat berbanding terbalik dengan perlakuan keluarganya di sana, jika saja keluarganya memperlakukannya seperti sekarang maka Sheila akan sangat bahagia.
"Iya, Pi. Terima kasih!" jawab Sheila dengan nada tak kalah lembut.
"Mami pertanyaan Brian dari tadi belum di jawab!" ucap Brian.
"Pertanyaan mana?" tanya mami Salma.
"Yang mami kenal sama Sheila," sahutnya.
"Oh, itu. Mami waktu itu pernah ketemu sama Sheila di pestanya om Willy itu loh dan mami di sana juga sudah tertarik sama Sheila mami malah rencananya mau kenalin Sheila sama kamu lebih jauh, eh ternyata kamu malah nikah sana Sheila, mami seneng banget!" ucap mami dengan gembira menggebu-gebu sambil melihat ke arah Sheila dan langsung memeluknya.
Sheila yang merasa di hargai di keluarga sini pun seketika langsung meneteskan air matanya tanda bahagia sedangkan Brian mami dan papi yang melihat pun di buat khawatir karena reaksi Sheila yang tidak diharapkan.
"Kamu kenapa?" tanya Brian khawatir namun Sheila hanya diam sesekali menyeka air matanya entah rasa apa yang ada di hati Brian.
Hingga mengkhawatirkan seorang Sheila karena jujur saat pertama bertemu Brian juga merasa seperti dia dan Sheila sudah terikat dan mungkin ini juga salah satu tanda bahwa memang dia lah jodoh Brian, Entah apa yang di pikiran Brian padahal dia sama sekali tidak percaya akan jodoh.
"Ada apa sayang?" tanya mami Salma melihat sang menantu malah menangis dan membuat papi Boni juga khawatir.
"Sheila hanya senang karena di terima di keluarga ini dengan baik, awalnya Sheila merasa bahwa Sheila akan di perlakukan seperti orang asing di sini!" ucapnya jujur.
Seketika mami Salma pun memeluk erat sang menantu, bagaimana bisa ia memperlakukan sang menantu yang sudah ia idam-idamkan dari dulu malah memperlakukannya seperti itu.
"Kamu ngomong apa sih, kami di sini sangat menunggu-nunggu kehadiranmu sayang, jadi jangan pernah berfikir seperti itu lagi ya!" ujar mami Salma dan mendapat anggukan dari Sheila.
"Udah gak usah sedih lagi, lebih baik sekarang kita makan, bi Nana sudah memasakkan makanan yang lezat untuk kita!" potong papi Boni agar keluarganya tidak sedih-sedih lagi.
"Iya, ayo kita makan ya!" balas mami Salma dengan menggandeng tangan Sheila dan berjalan duluan meninggalkan Brian yang masih terbengong dengan sikap sang mami..
Dia pun melangkahkan kakinya sendirian karena sudah di tinggal oleh yang lainnya.
"Ya anak itu siapa sih, aku apa Sheila sih sebenarnya!" ucap Brian sedikit menunjukkan wajah kesalnya kepada sang mami saat sudah sampai di meja makan.
"Astaga Brian, maaf mami lupa kamu kan juga sudah tahu tempatnya gak usah di gandeng kalau gitu." Mami Salma mencari alasan.
Brian pun hanya diam sebenarnya dia tidak marah sekali malah dia senang karena maminya malah menerima Sheila dengan lapang dada padahal awal Brian sedikit takut jika orang tuanya tidak setuju karena status atau keluarga Sheila.
"Sayang, kamu mau nambah lagi?" tanya mami Salma dengan antusias.
Brian yang melihat wajah maminya selalu tersenyum melihat Sheila pun juga ikut tersenyum.
"Gak usah mi, ini aja udah cukup kok!" sahutnya.
Makan malam pun berjalan dengan lancar sesekali mereka bercanda mengakrabkan diri, semuanya berjalan dengan lancar.
Bahkan para mafia (papi Boni dan Brian) juga ikut bercanda, sungguh pemandangan yang sangat indah, jika semua orang melihatnya maka mereka akan berfikir ini adalah keluarga yang sangat bahagia padahal dari dua pasangan salah satu pasangan adalah pasangan karena barter hutang, miris sekali kamu Sheila.
"Kalian kapan menikahnya?" tanya mami Salma saat mereka sudah selesai dengan acara makan malamnya dan masih di meja makan.
Mendengarkan hal itu Sheila pun di buat panik dan melihat ke arah Brian yang sangat santai seperti tidak ada masalah.
"Tadi pagi," jawab Brian dengan santainya dan meneguk minumannya.
"Tadi pagi?" tanya mami Salma lagi dan mendapat anggukan dari Brian.
"Bukannya kamu tadi pagi ada urusan di markas?" papi Boni pun ikut nimbrung karena penasaran juga.
"Iya, setelah dari urusan tadi langsung deh nikah!" sahut Brian berbohong padahal dia sama sekali tidak datang ke pernikahannya sendiri.
Lucu memang apa kah ada seorang pengantin laki-laki yang tidak hadir dalam pernikahannya sendiri hanya Brian lah seorang.
"Terus kenapa tidak kasih kabar ke kami!" protes mami.
"Kan tadi Brian udah kasih tahu kalau Brian mau buat surprise buat mami sama papi!" ucapnya beralasan sedangkan Sheila hanya diam saja tidak berniat untuk berbicara karena takut akan salah berbicara.
Saat Brian menjelaskan mami dan papi hanya menganggukkan kepalanya saja namun kemudian tersenyum gembira, buat mereka apa pun alasan Brian menikah tetapi kalau menantunya Sheila maka mereka dengan senang hati menerimanya.
"Terus kapan kalian mengadakan resepsi?" tanya mami Salma dengan penasaran.
Untuk hal ini Sheila pun lebih terkejut lagi, bahkan dia tidak berniat untuk menggelar resepsi, Brian hanya diam namun saat berbicara dia pun melimpahkan semuanya kepada Sheila.
"Aku ikut bagaimana keinginan Sheila saja mi," ucapnya dengan santai sambil melihat Sheila yang berada di sampingnya.
Seketika Sheila pun diam dan menatap tajam ke arah Brian sedangkan yang di tatap tak pernah peka.
"Dasar pria dingin, cuek, jutek." sarkas Sheila dalam hati sambil merutuki Brian di hati.
"Nah sayang, bagaimana menurut kamu?" tanya Boni yang juga antusias karena dia juga ingin memamerkan menantu cantiknya kepada teman-teman nya yang selalu pamer akan menantu dan cucu mereka, dan juga memperkenalkannya ke rekan bisnisnya dan anggota mafianya.
"Sebenarnya Sheila mau saja, tetapi mungkin tidak dalam waktu dekat ini mi, Pi. Karena masih banyak pekerjaan yang harus Sheila kerjakan, dan Sheila juga masih kuliah akhir jadi Sheila ingin fokus ke kuliah Sheila agar bisa segera wisuda!" jawab Sheila panjang lebar, meski pun Sheila tinggal ujian minggu depan tetapi itu kan juga masih di bilang kuliah bukan.
"Wah berarti bentar lagi dong kamu wisuda, wah mami sama papi bangga banget sama kamu sayang!" ucap mami dengan melangkah menuju ke arah Sheila dan memeluknya, sungguh Sheila merasakan kehangatan dalam keluarga ini.
"Terima kasih mi, Pi!" jawabnya dengan lembut.
Setelah selesai berbicara Brian pun mengajak Sheila untuk ke kamar karena Sheila belum istirahat dan juga dia belum tahu bagaimana kondisi kamar mereka.
Yap meski pun mereka menikah bukan karena saling cinta namun mereka tetap menikah secara sah sehingga Brian memerintahkan agar tetap tidur dalam satu kamar dan juga satu ranjang, Sheila hanya pasrah dan mengiyakan karena dia juga sadar sekarang posisinya seorang istri yang harus menuruti ucapan sang suami.
.
.
TBC
seharusnya mafia tu menegangkan
cari bini tu yg tegas bukan klemar kelemer kaya gorengan kecemplung air/Sleep/
gak ku lanjutin bacanya