Kisah absurd pasutri, yang baru saja menikah. Bukan pernikahan berencana, melainkan pernikahan dadakan bagi Aleaa, sekretaris dari Angga Kusumo, yang harus menikah dengan bos nya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon auzuzah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13 : aku ngambek abang!
Setelah mandi aku langsung turun kebawah untuk bertemu dengan ibu mertuaku. Ingin menjelang malam, tentu saja bu kusumo pasti sedang memasak untuk persiapan makam malam hari ini.
Kucoba untuk melupakan sakit hatiku karena abang. Aku akan mendiaminya saja, akan ku acuhkan saja dia, lagipula acuhnya aku pun tidak akan berdampak apapun baginya.
Ia tidak akan menjadi rugi, dan sudah pasti ia akan senang karena tidak lagi di ganggu oleh ocehan ku. Huhh kesal sekali aku.
"Ibuu." sapaku setelah turun menuju dapur yang sudah dipenuhi oleh ibu mertuaku, beserta nenek dari abang.
Disana juga terdapat beberapa maid lainnya. Ada Layla juga yang saat itu merias ku, dan beberapa maid yang saat itu mendelik kearah ku, mereka semua menjadi tersenyum sopan.
"Aleaa, kau sudah kemari nak. Ayo sini.. " sambut nya lembut dengan gerakan tangan agar aku menghampiri nya kesana, aku mengangguk dengan semangat.
"Aleaa akan membantu ibu memasak. " ujarku cepat setelah melihat beberapa persiapan untuk memasak sudah berada di dapur yang tertata rapih.
"Kau bisa memasak?" tanya Nenek Kusumo dengan dahi menyeringit. Aku mengangguk sambil tersenyum lembut.
"Tentu bisa Nek, walaupun rasanya tidak akan seenak ibu yang memasak nya.. " ujarku menatap Bu Kusumo yang tersenyum lebar.
"Hahaha, kau benar sekali sayang, nenek saja yang sudah tua tidak bisa memasak seperti ibu mertuamu." puji nenek kepada Bu Kusumo yang hanya menanggapi nya dengan senyum.
Bu kusumo dan Nenek kusumo sangat baik, kukira mereka akan kejam dan jahat seperti tokoh-tokoh novel yang sering aku baca, namun ternyata tidak, mereka bahkan membuatku menjadi terbiasa dan tidak canggung lagi.
Aku mulai mempersiapkan alat-alat masak, ibu dan nenek sudah merebus sayuran, sedangkan para maid disini sedang membantu mereka, aku sedikit heran karena bukan hanya para maid yang bekerja, namun Bu Kusumo yang selalu terlihat bergelimang harta serta ke anggun an nya jika di depan kamera, menjadi terlihat berbeda jika di rumah.
Kita pun memasak dengan semangat. Penuh canda dan tawa. Sejenak aku melupakan abang, yang sudah membuatku malu terhadap diri sendiri.
...★★★...
Kulihat di jam dinding yang tertera sudah pukul tujuh malam, berarti sudah waktunya untuk makan malam.
Aku sudah berganti pakaian dan mandi terlebih dahulu, aku mengenakkan celana dan kaos yang terisi penuh didalam walk in closet kamarku dan Abang.
Hmm... Menyebut Abang, aku jadi mengingatnya, sejak tadi aku tidak melihatnya, mungkin memang butuh banyak waktu untuk bermain dengan wanita diluar sana.
"Aleaa.. "
Lamunan ku buyar saat aku menoleh mendapati ayah mertuaku yang baru pulang dari kantor, "Selamat datang, Ayah." sapaku sambil tersenyum.
Baru saja aku ingin memanggil ibu mertua, namun ia sudah keburu datang, "Aleaa.. Cepat siapkan makanan. Ehh, tapi Angga juga baru pulang, kau suruh dia istirahat dulu saja ya.." titah Bu Kusumo yang segera ku angguki.
Ketika ibu dan ayah mertuaku sudah pergi, aku hanya mengingat untuk mempersiapkan makan malam, namun panggilan itu kembali datang.
"Aleaa.. "
Tubuhku kaku seketika, bukannya itu suara abang? Tapi kan abang sedang bermain dengan wanita diluar sana, aku menggelengkan wajahku cepat, mungkin aku terlalu memikirkannya hingga ber halusinasi.
"Kau masih marah padaku?" aku menoleh kebelakang, mendapati abang yang sudah berdiri dengan pakaian yang sama, seperti yang aku lihat siang tadi.
"Abang?!" Pekik ku tanpa sadar, terkejut akan kehadirannya yang merentangkan kedua tangannya, minta dipeluk.
Eh?! Minta dipeluk?
"Kau tidak ingin menyambut suami mu ini?" tanya nya sedikit keras, dengan panik aku langsung menoleh kebelakang, mengitari pandanganku was-was.
Kakiku sudah melangkah ingin mendekat, namun aku mengingat hal yang sudah terjadi tadi siang. Aku menjadi mengurungkan niatku, namun aku berjalan dengan kesal kearah nya. Saat sudah berada dihadapannya, tanganku menarik tas kerja yang berada di genggamannya.
"Suami baru pulang, sambut dong." ujar nya tak terima, aku mendelik kearah nya.
"Abang bau! Aku sudah mandi!" balasku menggerutu, aku mendengar geraman yang keluar dari bibirnya, namun siapa yang peduli. Aku terlanjur kesal padanya.
kan blm jelas suaminya beneran mau nikah lagi apa gak... tapi kaya woles aja gitu....