Cerita ini adalah sekuel dari BOSS GILA KU, jadi biar mengerti alurnya mending baca dulu aja BOSS GILA KU.
"Aku gak benci sama kamu, aku cuma gak mau ada sangkut pautnya sama kamu. Apapun itu." Rena
"Tapi aku mau dan aku akan bikin kamu terus tersangkut sama aku." Roby
Rena seorang gadis manis nan polos, belum pernah berpacaran. Namun hatinya kini terpaut pada sosok sang ASISTEN kepercayaan boss tempatnya bekerja. Pria misterius yang sikapnya sulit ditebak, sampai dimana peristiwa membuatnya membenci dan menjauhi pria itu.
Roby sang ASISTEN yang memiliki latar belakang keluarga suram, masa lalu yang rumit dan suram harus dia jalani semasa remaja. Hingga dia bertemu dengan pemilik RENS CORP dan menjadikannya asisten kepercayaannya.
Roby harus kembali berurusan dengan masa lalu dan orang-orang yang membuat hidupnya berantakan.
Bagaimana kelanjutan kisah cinta R couple, mampukah menghadapi lika-liku peliknya percintaan.
Area 21+
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andriana vhe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kritis
Willard menunggu dengan tidak sabar Jeni yang datang dengan gaya yang membuat gairahnya langsung bangkit.
Meskipun usianya sudah tidak muda lagi, tapi Jennifer memiliki bentuk tubuh yang tetap ideal. Wajah Asianya dengan ciri khas rambut yang hitam, membuat kulit putihnya nampak sangat berkilau.
Willard membuka kancing lengan kemejanya dan melipat lengannya hingga ke siku. Kemudian dia membuka 3 buah kancing bajunya dan memperlihatkan bulu-bulu halus di dadanya.
Jenni mendekati Willard dengan tatapan menggoda, dia menaruh kedua tangannya tepat di dada bidang Willard. Kemudian Jenni memainkan tangannya disana, dan mengusap-usap dada Willard.
"Ternyata kamu sangat macho, tubuhmu sangat menggairahkan." Jenni berbisik tepat di daun telinga Willard.
"Kau memancing ku." Willard menarik pinggang Jenni, membuat tubuh keduanya begitu rapat.
"Bagaimana lagi?, aku tidak bisa menahan diri." Jenni menggigit kecil telinga Willard.
"Ahhh, kalau begitu mari kita mulai." Willard mulai mencumbui Jenni dengan rakus.
Roby yang mendengar percakapan antara Jenni dan Willard hanya bisa memejamkan matanya, dia sangat tidak rela kalau ibunya harus disentuh pria brengsek macam Willard.
Ingin sekali rasanya Roby menghajar Willard saat itu juga, namun dia tidak bisa melakukan apapun untuk saat ini. Karena dia juga harus merasakan nyeri karena beberapa tulang rusuk di bagian punggungnya patah.
Sedangkan Willard saat ini sedang asik mencumbui Jenni.
"Sayang sekali kau harus menikah dengan Deinard dan sekarang kau harus menjadi janda. Bagaimana kalau sekarang kau menikah denganku, aku pastikan kau akan hidup tenang, hidup senang dan penuh dengan kemewahan." ucap Willard yang tangannya terus bergerilya di sekujur tubuh Jenni.
"Kita bicarakan nanti, sekarang kita harus segera menuntaskan ini." Jenni mencoba mengalihkan pembicaraan.
Willard semakin bergairah mencumbu Jenni, saat itulah Jenni mengeluarkan sebuah suntikan yang selalu dia bawa di saku celananya. Kemudian dengan sepersekian detik, Jenni menancapkan sebuah suntikan semacam cairan pelumpuh saraf di bagian leher Willard.
Leher adalah bagian dengan susunan urat saraf terrumit dan terlengkap, karena di bagian itu banyak terhubung ke beberapa bagian lainnya. Sehingga apapun yang masuk melalui urat saraf di bagian itu, maka akan dengan cepat menyebar ke seluruh organ dalam tubuh yang lainnya.
Bahkan, jika kita menancapkan sesuatu kepada seseorang tepat mengenai urat saraf di leher, maka bisa dipastikan orang itu hanya akan bertahan hidup dalam waktu 30 detik.
Karena disana, darah akan mengalir lebih banyak, dimana darah akan mengalir sebanyak 10 ml/detik. Dengan kata lain, dalam waktu satu menit, darah akan mengalir disana sebanyak 600 ml atau sekitar dua kantung untuk transfusi darah.
Setelah Jenni berhasil menyuntikkan cairan itu pada Willard, dia langsung menjauhi Willard dan mendekat kembali kepada Roby.
Mereka melihat Willard yang sudah tidak kuat menopang berat tubuhnya, karena kakinya sudah merasakan lumpuh akibat saraf yang melemah.
"Sialan kau jalang." maki Willard geram pada Jenni.
"Bagaimana?, apa kau puas dengan pelayanan ku?" tanya Jenni mengejek.
"Brengsek. Mati saja kalian sekarang." Willard mengeluarkan pistol yang terselip di pinggangnya.
Sebenarnya Willard ingin melemparkan timah panas kepada Jenni, dia sangat marah karena Jenni sudah berani mempermainkan dirinya.
Namun sesaat sebelum timah panas mengenai Jenni, Roby mendorong Jenni dengan sisa-sisa tenaganya hingga tersungkur, hingga akhirnya timah panas itu mengenai tepat di dada sebelah kiri Roby yang berdekatan dengan jantungnya.
Jenni yang melihat Roby tertembak berteriak histeris, dia sangat menyesali kenapa lagi dan lagi Roby harus menyelamatkan nyawanya dan membuat dirinya sendiri juga terancam.
"ROBYYYYY." Jenni memeluk tubuh lemas Roby.
Willard ingin menembak sekali lagi, tapi efek suntikan itu sudah menyebar ke seluruh organ tubuhnya. Tiba-tiba pistol yang dia pegang terjatuh dan tubuhnya ambruk seketika.
15 menit kemudian, Willard sudah tidak bisa bergerak sama sekali dan sekujur tubuhnya lumpuh total seketika dan tinggal menunggu kematian.
Roby yang sudah mulai kehabisan darah, terlihat semakin pucat. Dia pasrah jika memang ini adalah akhir dari hidupnya. Yang penting sekarang ibunya sudah aman,
Namun masih ada satu hal yang mengganjal di pikirannya. Dia ingin mengetahui kabar dari Rena, karena sebelum dia masuk ke dalam hutan ini, Asgar mengatakan padanya bahwa Rena tengah hamil. Dia sangat yakin bahwa Rena sedang mengandung anaknya.
"Mom, sebentar lagi bantuan datang. Mommy i....ikutlah bersama me,,,reka, jangan pedulikan aku. Aku sudah ikhlas mom." ucap Roby sangat lirih, bahkan nyaris tak terdengar.
"Enggak sayang. Roby, bertahan sayang. Mama yakin kamu pasti bisa melewati ini." jawab Jenni dengan terisak dan sambil menekan tepat di bagian yang tertembak. Itu sebagai upaya memperlambat aliran darah yang keluar dari tubuh Roby.
"Mom,,, a,,, aku punya satu permintaan. Tolong, cari wanita yang bernama Rena Halim, di,,,dia ada di Indonesia dan sedang mengandung anakku mom." Roby menjeda ucapannya seraya menarik nafas menahan rasa sakit yang dia rasakan.
"Jika mommy sudah bertemu dengannya, tolong jaga dia dan anakku. Aku,,,, aku mohon sayangi mereka mom." sambung Roby dengan nafas tersendat-sendat.
Belum sempat Jenni menjawab, terdengar teriakan beberapa orang yang tengah mencari mereka bersama Gaby.
Setelah menemukan keberadaan Roby dan juga Jenni, Gaby membawa mereka semua ke rumah sakit terutama Roby yang dalam masa kritis.
"Kau siapa?" tanya Jenni pada Gaby saat sudah berada di rumah sakit.
"Saya Gaby aunty."
"Lalu, bagaimana kau berada disana?. Kenapa kalian baru datang?."
"Kami memisahkan diri agar cepat menemukan kalian?, dan kami mendapatkan lokasi kalian saat melihat asap hitam yang mengudara." jelas Gaby hati-hati.
Tak lama dokter keluar dari dalam ruang operasi yang sudah berjalan 4 jam.
"Bagaimana dok dengan pasien?" tanya Jenni tidak sabar.
"operasi pengangkatan peluru sudah berhasil, hanya saja karena peluru yang hampir saja mengenai jantungnya, maka kami harus ekstra hati-hati merawatnya."jelas dokter itu.
" Apa kami sudah boleh masuk?"
"Silahkan, tapi untuk sekarang pasien masih belum sadar. Besok kami akan kembali melanjutkan terapi penyambungan tulang rusuk."
......................
......................
Segini dulu ya, mataku udah gak sanggup.
Baby lagi agak sedikit rewel, tapi aku sempetin buat up.
Jadi tolong dong kasih suplemen yang menyenangkan author, seperti like, komen, vote dan hadiah.
Next
👏👏👏
💪💪💪💪💪💪