Penderitaan yang di alami Lara di masa lalu membuatnya mendekap dalam penjara, namun beruntungnya Lara memiliki seorang kakak tiri yang tegas namun baik hati, akankah Lara jatuh hati pada kakak tirinya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon weta anjelina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 12 Aku membunuhnya
Pov Lara
Setelah teman-teman kakak tiriku itu memuaskan nafsu bejatnya, lalu mereka keluar dan meninggalkan ku tergeletak tak berdaya di sudut kamar itu.
Cahaya samar terlihat di celah dinding rumah itu, kulihat jarum jam sudah menunjuk pukul lima sore
Seluruh tubuhku begitu remuk, bibirku mengeluarkan sedikit darah segar
"Tuhan aku lelah, tidak ada gunanya lagi aku hidup!"
Tangisku mulai pecah, rasanya tak kuasa menahan penderitaan ini lagi.
"Thanks ya bro, lu punya adik mantap bner rasanya!"
"Yoi bro, tapi lu janji ya ngak bakal keceplosan, atau berabe urasan kita!"
"Lu tenang aja bro, ngak mungkinlah gue ceritain!"
"Bagus!"
"Cabut duluan bro!"
Terdengar suara kakak tiriku berbincang dari ruang tamu, rasanya hati ini begitu teriris, sakit ini tidak akan mungkin bisa terobati lagi.
Rasanya diriku sudah hancur, kehormatanku telah di renggut olehnya, dia lah penyebabnya, Iya laki-laki bejat itu yang tidak lain adalah kakak tiriku sendiri yang bertanggung jawab atas penderitaan ku ini.
Aku menghapuskan air mata yang sudah membasahi pipiku, aku berusaha berdiri dan bangkit dari tempatku terjerumus itu
"Tidak ada gunanya aku hidup lagi, jika aku mati itu lebih baik, tapi sebelum itu kau juga harus mati kakak ku!"
Aku menuju dapur dengan terhuyung-huyung, kulihat laki-laki bejat itu sibuk menatap gawainya tampa menoleh ke belakang.
Pelan-pelan aku meninggalkan kamar neraka itu, aku bergegas menuju dapur.
Di sana aku melihat beberapa potong kayu bakar tergeletak di sudut ruangan, akal sehatku mulai tidak berkerja lagi
Di dalam pikiranku hanya ada balas dendam, keinganku untuk membunuhnya begitu besar sekali
Aku nengambil sepotong kayu bakar yang berukuran cukup besar itu, aku gengam kayu itu dan pelan-pelan aku berjalan mendekatinya
Sementara laki-laki bejat itu terus saja menatap gawainya
Aku berdiri di belakangnya dengan sekuat tenaga aku memukul punggungnya
Bluk,,
Satu pukulan mendarat di punggungnya, kulihat kakak tiriku itu terjatuh tak berdaya di lantai, bergegas aku memeriksanya ternyata kakak tiriku itu tidak lagi bergerak
"Kau pantas mendapatkan ini kakak ku, penderitaan ku dan juga kebahagiaan mu merusak hidup wanita selama ini sudah berakhir!
Aku menangis di hadapannya, entahlah aku sudah sangat berdosa sekali karena telah membunuh saudaraku sendiri, di sisi lain aku terpaksa melakukannya.
"Apa-apaan ini?" Ujar ibu dari Ara depan sembari mengagetkan ku.
"Ibu!"
"Tolong,, tolong,, pembunuh kau!"
Aku terus saja mengelengkan kepala, ingin mengatakan yang sebenarnya terjadi, namum apalah dayaku jika ku ceritakan mereka tidak akan ada yang mempercayai ku
Sementara ku lihat ibu jatuh tersungkur ke lantai, sembari nengucang-ngucang tubuh laki-laki itu
"Bangun Rendi, bangun nak, ibu mohon jangan pergi tinggalkan Ibu Rendiiiii,, hik,, hik!"
"Ibu kak Rendi kenapa Bu?" Tanya Lili dari balik pintu dan berlari ke arah laki-laki itu
"Ada apa ini Bu? dan kak Rendi, dia kenapa Bu? Tanya Kak Wendi sembari mengucang bahu ibu.
"Pembunuh kau,hik,hik,,,tolong,,,!"
Seketika kerumunan warga sudah memenuhi halaman rumah, ku lihat tatapan ibu begitu murka kepadaku
"Dia orangnya yang telah membunuh putraku!"
Sebagian warga melemparkan begitu banyak peetanyaan padaku, sementara yang lain sibuk mengurus kakak tiriku itu
"Tuhan bantu aku kali ini saja!"
Gumamku sembari meneteskan air mata
Satu jam peristiwa itu terjadi, ku lihat di halaman rumah sudah ada polisi yang siap mengintrogasi ku