NovelToon NovelToon
Reign Of The Shadow Prince

Reign Of The Shadow Prince

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Transmigrasi / Fantasi Isekai
Popularitas:553
Nilai: 5
Nama Author: ncimmie

di khianati dan di bunuh oleh rekannya, membuat zephyrrion llewellyn harus ber transmigrasi ke dunia yang penuh dengan sihir. jiwa zephyrrion llewellyn masuk ke tubuh seorang pangeran ke empat yang di abaikan, dan di anggap lemah oleh keluarga, bangsawan dan masyarakat, bagaimana kehidupan zephyrrion setelah ber transmigrasi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ncimmie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 12

"Pangeran, penjagaan di Istana Pusat sangat ketat. Saya yakin jika Yang Mulia Raja dan Ratu mengetahui Anda berkeliaran di sana… mereka tidak hanya marah, tapi bisa menghukum Anda," ujar Alaric, suaranya tegang.

Valerian menyalakan api biru di telapak tangannya. Ruangan yang tadinya gelap kini tersinari cahaya dingin yang menari-nari, memantulkan bayangan panjang di dinding. Tatapannya tetap tenang, tetapi setiap kilau matanya seperti menyimpan perhitungan yang dalam.

"Menurutmu, siapa yang layak menjadi raja berikutnya, Alaric?" tanyanya, suaranya lembut namun membawa berat yang membuat udara terasa tegang.

Alaric menelan ludah, hati-hatinya menimbang jawaban. "Menurut saya… Yang Mulia lebih pantas. Putra Mahkota terlalu angkuh, sifatnya sama seperti Yang Mulia Ratu. Pangeran Kedua… tidak cukup cerdas untuk memimpin kerajaan."

Valerian tersenyum tipis, senyumnya seperti kode rahasia. "Bagus. Aku akan menjadikan kerajaan ini sebuah kekaisaran yang besar… lebih besar dari yang pernah mereka bayangkan. Tapi sebelum itu, kita harus memastikan memiliki pihak yang kuat untuk menghadapi para bangsawan yang memihak Putra Mahkota dan Pangeran Kedua."

Alaric menunduk, tak kuasa menyembunyikan kekagumannya. Meski masih anak-anak, Valerian berpikir seperti seorang penguasa ulung. Setiap kata dan gerakannya terasa terhitung, seperti pion di atas papan catur.

Valerian tahu, langkahnya tak akan mudah. Putra Mahkota dan Pangeran Kedua akan melakukan apa saja demi sekutu yang kuat, dan mereka licik dalam permainan politik. Hanya sedikit bangsawan netral—para Duke dan Count—yang bisa dijadikan teman… jika mereka melihat peluang yang tepat.

Ia menatap keluar jendela, menatap bayangan kota yang gelap. Dalam diam, ia mulai merancang strategi: membangun aliansi secara tersembunyi, mengamati musuh, memancing kesalahan mereka, dan perlahan-lahan mengubah keseimbangan kekuasaan. Setiap langkah harus teliti, setiap keputusan harus diam-diam, karena satu kesalahan kecil saja bisa menghancurkan segalanya.

Berdiam diri atau tunduk pada tekanan akan membuatnya lemah. Valerian menegakkan dagu, mata birunya menyala di cahaya api. Ia tidak hanya akan bermain dalam permainan ini—ia akan menguasainya.

####

Keesokan harinya, Valerian melangkah masuk ke Istana Pusat. Cahaya pagi menembus jendela besar, memantulkan kilau pada lantai marmer yang mengkilap. Setiap langkahnya tenang, penuh wibawa, seolah ia bukan anak kecil, tapi penguasa yang sudah menghitung setiap kemungkinan.

Saat Valerian memasuki ruang rapat negara, suasana langsung berubah. Para bangsawan yang sedang duduk terkejut, mata mereka melebar melihat sosok kecil itu. Mereka tidak mengenali Valerian sebagai pangeran—selama ini kerajaan diyakinkan bahwa Pangeran Ketiga telah meninggal, dan posisi putra mahkota yang semula milik Valerian kini diberikan kepada Pangeran Kael.

Di antara mereka, Duke Ravion tersenyum tipis. “Pangeran kecil ini… sudah mulai berani menapaki jalan yang berbahaya,” gumamnya dalam hati, kagum sekaligus penasaran.

Valerian menatap seluruh ruangan dengan tenang, tatapannya menusuk, membuat beberapa bangsawan menelan ludah. Ia mengangkat kepalanya dan bersuara, suaranya lembut namun tegas: “Salam sejahtera. Aku Valerian, Pangeran Ketiga.”

Seketika, bisik-bisik memenuhi ruangan. Para bangsawan saling berpandangan, beberapa menunduk karena rasa takut, beberapa menahan amarah. Raja menatap tajam, rahangnya mengepal, sedangkan Putra Mahkota Kael mengepalkan tangan, matanya menyala marah. Kedatangan Valerian jelas merupakan kejutan yang tidak mereka duga, bahkan bisa dianggap sebagai tantangan langsung.

Valerian tetap tenang, seperti tidak merasakan tekanan dari tatapan tajam mereka. Setiap kata dan gerakannya terukur, meninggalkan kesan bahwa meski kecil, pemikirannya jauh lebih dewasa dan berbahaya daripada yang mereka bayangkan.

Duke Ravion kembali menatap Valerian, kali ini dengan rasa hormat samar. Ia tahu, pangeran kecil ini bukan sekadar bayangan masa lalu—Valerian membawa potensi untuk mengubah keseimbangan kekuasaan, jika langkahnya tepat.

Valerian melangkah lebih dekat ke meja rapat, menyibakkan jubahnya perlahan. “Aku tidak datang untuk menentang, tapi untuk menunjukkan bahwa kerajaan ini membutuhkan arah baru… dan aku siap membawanya,” ujarnya tenang.

Ruangan itu hening sejenak. Raja dan Putra Mahkota masih mengepalkan tangan, napas mereka tersengal menahan amarah dan ketegangan. Beberapa bangsawan mulai bertukar pandang, menyadari bahwa permainan politik baru saja berubah—dan Pangeran Ketiga yang diyakini telah tiada, kini telah kembali.

Ruangan rapat masih hening, bisik-bisik perlahan menghilang digantikan tatapan penuh kecemasan. Raja menatap Valerian dengan amarah yang menetes dari matanya. "Pengawal! Tangkap Pangeran Ketiga itu dan bawa ke ruang tahanan!" perintahnya dengan suara tegas yang menggema di seluruh ruang rapat.

Segera beberapa pengawal kerajaan maju, langkah mereka mantap, pedang tersarung di pinggang. Para bangsawan menahan napas, yakin bahwa anak kecil ini tidak akan mampu melawan mereka.

Valerian tetap tenang, tidak bergerak sedikit pun. Mata emasnya menatap para pengawal, dan tanpa peringatan, api biru di telapak tangannya berkobar lebih terang, menyelimuti udara di sekitarnya dengan aura dingin yang menusuk.

Sekali gerakan tangan, gelombang energi biru itu menghantam pengawal yang maju, melemahkan tubuh mereka seketika. Mereka terhuyung mundur, beberapa terjatuh, pedang terlepas dari genggaman. Ruangan itu hening sejenak, lalu suara terkejut memenuhi ruang rapat.

Para bangsawan terkesiap. Beberapa menahan napas, tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka saksikan. Pangeran kecil itu—yang diyakini telah meninggal—bukan hanya kembali, tapi memiliki kekuatan yang menakutkan, cukup untuk melumpuhkan pengawal kerajaan dewasa dengan mudah.

Duke Ravion menatap Valerian dengan kagum dan penasaran, sementara Raja dan Putra Mahkota Kael masih mengepalkan tangan, wajah mereka merah padam menahan amarah dan malu.

Valerian melangkah maju perlahan, tanpa meninggalkan ketenangan sedikit pun. "Aku tidak datang untuk menimbulkan kekacauan… tapi jangan salahkan aku jika para pengawal mencoba menghentikanku. Aku hanya memastikan diriku aman saat menyampaikan maksudku." Suaranya tenang, tapi setiap kata menggema di telinga mereka seperti ancaman yang jelas.

Para bangsawan lain mulai saling bertukar pandang, menyadari bahwa kedatangan Valerian bukan sekadar kejutan—ia adalah pion yang jauh lebih berbahaya daripada yang mereka bayangkan. Beberapa mulai mempertimbangkan, dengan hati-hati, apakah mereka harus berpihak pada Putra Mahkota atau mencoba menjalin aliansi dengan Pangeran Ketiga yang baru muncul.

Setelah para pengawal mundur dan ruang rapat kembali tenang, Valerian menatap sekeliling. Para bangsawan masih terkejut, beberapa menunduk, beberapa menatapnya dengan hati-hati. Namun ada beberapa wajah yang menampilkan rasa ingin tahu — terutama para Duke dan Count yang selama ini netral.

Valerian melangkah ke tengah ruangan, suaranya tenang tapi terdengar jelas di seluruh ruang rapat. "Bangsawan sekalian, aku tidak datang untuk menggulingkan siapapun secara terbuka. Namun, kerajaan ini membutuhkan arah baru. Arah yang tidak dibatasi ambisi Putra Mahkota atau kekakuan Raja."

Seorang Count yang duduk di sudut menatapnya, sedikit ragu. Valerian mengangkat satu tangan, cahaya biru redup dari telapak tangannya menari di udara, membuat aura di sekitarnya terasa berbeda. "Jika kita terus diam dan membiarkan mereka memegang kendali penuh, para bangsawan yang ingin kemakmuran kerajaan… hanya akan terjebak dalam permainan ambisi yang sia-sia."

Duke Ravion mencondongkan tubuh, matanya berbinar. "Kata-katamu benar… Banyak di antara kami yang merasa terpinggirkan. Tapi anak kecil… apakah benar kau mampu memimpin?"

Valerian tersenyum tipis. "Usiaku mungkin kecil, tapi pikiranku jelas tidak. Aku menghitung setiap langkah, setiap aliansi, setiap risiko. Aku ingin kerajaan ini kuat, bukan hanya untuk para bangsawan tertentu, tapi untuk seluruh rakyat."

Beberapa bangsawan mulai saling bertukar pandang, ragu-ragu di mana mereka harus menaruh kesetiaan. Perlahan, Valerian mulai menargetkan mereka yang selama ini netral, berbicara secara halus tentang keuntungan aliansi dengannya, menyinggung kelemahan Putra Mahkota, dan menanamkan keraguan bahwa rencana Raja selalu berpihak pada yang salah.

Seorang Count menunduk, terlihat berpikir keras. "Jika Pangeran Ketiga benar-benar kembali… dan memiliki kekuatan serta kecerdasan seperti ini… mungkin aliansi dengannya memang lebih bijaksana."

Valerian menatapnya, senyum tipis tetap terpatri. "Aku tidak ingin memaksa siapapun. Tapi pilihanku jelas: aku akan bekerja dengan mereka yang berpikir untuk masa depan, bukan untuk ambisi pribadi semata."

Di sudut ruangan, Putra Mahkota Kael mengeratkan genggamannya, sementara Raja menatap Valerian dengan wajah merah padam menahan marah. Para bangsawan mulai menyadari bahwa kedatangan Pangeran Ketiga bukan sekadar kejutan, tapi ancaman nyata terhadap keseimbangan kekuasaan yang selama ini mereka kenal.

Duke Ravion mengangguk pelan dalam hati. Anak kecil ini… bukan hanya berani, tapi juga licik dan cerdik. Jika langkahnya tepat, ia bisa mengubah permainan politik ini lebih cepat daripada yang mereka bayangkan.

1
彡 Misaki ZawaZhu-!
Bingung mau ngapain setelah baca cerita ini, bener-bener seru!
Nori
Buku-buku sebelumnya sudah seru, tapi yang ini bikin aku ngerasa emosi banget.
Brian
Terpesona
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!