Aurel Apriliani seorang adalah seorang guru olahraga yang disegani, karena ia tegas dan baik hati ia sudah banyak mengikuti lomba olahraga seperti taekwondo dan karate.
Tetapi ia malah meninggal hanya terpeleset karena meninjak kulit pisang dan kepalanya terbentur di beton.
Bukannya ke surga atau ke neraka setelah meninggal tapi malah masuk kedalam tubuh gadis lemah yang di tindas oleh keluarganya sendiri. Tahun 90an yang kekurangan makanan dan didesa terpencil pula
Gadis itu akan di nikahkan dengan anak kepala desa yang cacat, untuk menggantikan sepupunya karena tidak mau menikah dengan pria cacat tersebut.
Tanpa sengaja Aurel mendapatkan keberuntungan yaitu ruang angkasa dari gelang yang di pakai gadis itu juga gelangnya yang ada di dunianya dulu.
Bagaimana aurel menghadapi kehidupan nya ditahun 90an yang kurang makanan dan hidup didesa terpencil
***
Kisah ini hanya fiktif belaka, tidak sesuai dengan sejarah, kehidupan dalam cerita ini hanya berlatar belakang didalam didesa..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jasmine Oke, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Aurel marah kepada Fajri
"Aku mengerti kak, tapi mengapa aku main terlalu pagi, aku ingin membantu kakak menghidupkan api memasak makanan untuk keluarga paman" kata Bram juga ingin membantu kakaknya.
"Mulai sekarang kamu tidak boleh bekerja untuk paman lagi, kamu masih kecil, kerja mu hanya bermain dan belajar, nanti setelah kehidupan kita stabil kakak akan menyekolahkanmu ke kota dekat sini" kata Aurel tersenyum sambil mengelus kepala adiknya dengan sayang.
"Tapi, kalau aku pergi keluar kamu pasti sendirian di rumah" kata Bram lagi benar-benar ingin membantu kakaknya.
"Tidak, kakak bisa mengatasinya, pergilah sebelum mereka benar-benar bangun kamu tidak bisa lagi pergi" kata Aurel kepada adiknya dengan lembut.
Setelah mendengar perkataan dari kakaknya sungguh-sungguh, Bram mengepal tinjunya, untuk menenangkan hatinya, lalu ia pergi kerumah temannya yang sering bermain dengan nya selama ini.
"Baiklah kak, kamu harus hati-hati di rumah, aku pergi dulu" kata Bram lalu ia keluar dari rumah itu, Aurel hanya memperhatikan kepergian adiknya lalu ia menutup pintu kembali kekamarnya.
"Aurel... Aurel bangun apa kamu tidak masak" kata seorang laki-laki muda dia adalah Fajri anak kedua pamannya, dia sedang menggedor-gedor pintu kamar Aurel.
Karena saat bangun dari tidurnya perutnya kelaparan, biasanya saat dia bangun makanan sudah tersedia tapi sekarang saat dia bangun tidak ada makanan dia sangat marah.
Bruk...
Bruk...
"Aurel sialan buka pintunya masak sekarang aku lapar" katanya marah sambil menggedor-gedor pintu kamar Aurel makin kuat, membuat semua orang di rumah itu bangun, termasuk siska.
"Ada apa Fajri" kata Lina saat melihat anak nya itu menggedor pintu Aurel.
"Aku lapar bu dia belum masak, makanya aku di sini menyuruhnya masak" kata Fajri kepada ibunya.
Tidak lama setelah itu, pintu kamar Aurel terbuka ia melihat drama keluarga itu, dengan sinis.
"Akhirnya kau buka juga pintunya ngapain saja kamu di dalam, masak sana apa kamu tidak tahu aku lapar" kata Fajri marah saat melihat Aurel hanya berdiri di pintu.
"siapa kau menyuruhku memasak seharus kau yang memasak bukan hanya penumpang saja di rumah orang, mulai sekarang kalian masak sendiri bersihkan rumah sendiri, kamu sebagai anak laki-laki seharusnya kerja sudah menumpang tapi kayak tuan rumah" kata tegas kepada semuanya juga kepada Fajri sambil menunjuk kepada Fajri.
"Aurel kenapa kamu berbicara seperti itu, kami juga keluarga kamu" kata bibi lina dengan lembut, sebenarnya dia sangatlah marah, tapi demi putrinya dia menahan emosinya.
"Keluarga, apa kalian selama ini menganggap ku keluarga, tapi saat aku melawan justru kalian pura-pura baik disini mengaku-ngaku sebagai keluarga" kata Aurel dengan dingin lalu dia memandang pamannya
"Paman kamu adalah paman kandungku tapi kamu juga ikutan dengan keluargamu menindasku, kakek nenek pasti kecewa padamu, karena kamu sudah melupakan ajarannya" kata Aurel kepada pamannya, Antoni hanya terdiam mendengar ucapan Aurel.
"Baiklah, karena kalian tidak ingin tinggal dirumahku lagi, nanti aku pergi kerumah kepala desa mengatakan semuanya supaya kamu kembali lagi kerumah lamamu" kata Aurel lalu ia masuk lagi ke kamarnya dengan santai.
Siska cemas kalau dia kembali kerumah lama dia pasti dianggap oleh keluarga kevin, rumah itu adalah hanya rumah tua reyot dia tidak mau kembali kesana.
"Ibu apa rumah kita, lalu kenapa ibu mengatakan bahwa rumah ini adalah rumah kita" kata Joni juga mendengar ucapan dari Aurel dia juga cemas jika dia di usir dari rumah ini.
"Jika saja benar rumah ini akan menjadi rumah kita, kalian tenang saja kembali ke kamar masing-masing, biar ibu yang masak hari ini, kalian jangan mengganggu Aurel lagi, sebelum kita mendapatkan rumah ini" kata Bibi Lina kepada anak-anak, lalu anaknya kembali ke kamar.
"Cepat ya bu soalnya aku sudah lapar" kata Fajri lalu ia kembali kekamarnya, dengan linglung dia terkejut perubahan Aurel berani membentaknya juga memarahi dirinya, selama ini dia hanya takut dan pengecut.
"Ibu nanti keluarga kevin datang melamarku, kamu harus masak yang enak untuk menyambut keluarga meraka jangan malu-maluin" kata Siska kepada ibunya.
"Hari ini, tidak jadi hari sabtu, lalu bagaimana dengan kepala desa jika keluarga mereka tahu, habislah kita" ucap lina cemas karena ia masih memegang surat pertunangan belum diputuskan.
"Ibu tenang saja nanti setelah ini ibu pergi ke rumah kepala desa katakannya padanya bahwa Aurel lah yang menikah dengan keluarga mereka, jadi kita tidak melanggar aturan, mereka pasti setuju saja karena meraka hanya mencari pengasuh untuk putra nya" kata siska kepada ibunya lalu ia memberikan uang 1.000 kepada lina
"Untuk apa ini, ibu masih punya uang dan dari mana kamu mendapatkan uang sebanyak ini" kata lina tidak mengambil uang pemberian dari siska.
"Uang ini untuk membeli bahan-bahan makan yang akan dimasak hari ini dan jangan lupa beli juga sedikit daging juga beras, tentu saja uang ini dari kevin" kata siska sambil tersenyum.
"Sungguh baik nak kevin, belum nikah saja sudah memberikan kamu uang sebanyak ini" kata Lina tersenyum, bagi siska uang seribu bukanlah banyak karena dia sudah melihat uang sebanyak 30.000 rupiah dan uang itu ada dalam sakunya sekarang, tapi ia kesal mengingat bahwa uang itu akan ia berikan kepada Aurel 20.000.
"Sudah ya bu, jangan lupa sebelum kamu belanja pergi kerumah kepala desa" kata siska lagi.
"Iya ibu pasti kesana, tapi apa anak itu sudah setuju" kata Lina sambil melihat kearah kamar Aurel.
"Iya, dia sudah setuju dengan kehebatanku bisa membujuknya, jadi bu sebelum dia pergi dari rumah ini kamu harus tahan emosi, setelah dia menikah kamu bisa menguasai rumah ini juga dapat pembantu gratis yaitu adiknya" kata siska memberikan saran kepada ibunya.
"Iya kamu benar, istirahat saat kevin datang kamu kelihatan cantik" kata lina lalu ia memasak kedapur di dapur hanya sisa ubi kemaren lalu ia hanya bisa masak ubi.
Mereka tidak tahu pembicaraan mereka sudah di dengar oleh Aurel, wajah Aurel berubah dingin seketika dan juga marah, karena mereka ingin menyiksa adiknya.
"Kalian ingin menguasai rumahku, juga menyiksa adikku, kalian hanya bermimpi, bersenang-senanglah sebelum aku membalas kalian" gumam Aurel lalu ia masuk kedalam ruangnya untuk mandi dia berencana hari ini kekota, untuk membeli mesin penumbuk padi.
Jika dia tidak mempunyai bagaimana dia membuat beras, tapi sebelum itu dia pergi menemui siska untu meminta uangnya, kalau tidak ada uang bagaimana cara dia pergi ke kota.