Luka hati yang begitu dalam dan bahkan hampir saja membunuh dirinya, membuat seorang wanita hampir saja menyerah, namun sebuah kenyataan di dapati, dimana dirinya akan membalaskan dendamnya dengan Cinta lama yang datang kembali.
Bagaimana seorang wanita bernama Victoria akan menjalani kehidupan selanjutnya, sanggupkah dia memberikan hatinya kembali setelah menerima pengkhianatan dari suaminya sendiri.
Victoria dengan semua luka dan putus asa, merubah takdirnya bersama dengan identitas baru sebagian Rosanda.
Salam sehat dan jangan lupa bahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
VicRos 35
Langkah kaki sedikit terburu, di barengi dengan tangan yang menarik beberapa helai kain bajunya untuk dirapikan, lalu kemudian terlihat Grey yang tengah menatapnya datang dengan senyuman.
"Hidangan penutup yang spesial, cobalah" ucap Grey pada Rosanda yang kini sudah duduk dihadapannya dengan senyuman.
"Hem, lezat" ucap Rosanda saat menyantap hidangan penutup yang sengaja di pesan oleh Grey.
"Benar kan, aku tak salah pilih"
"Terimakasih Grey" ucap Rosanda sebelum memasukkan hidangan terakhir di mulutnya.
Grey juga nampak menikmati, dan Rosanda akhirnya menyelesaikan.
"Tak terasa ini sangat larut, dan kita sudah banyak berbincang hal penting malam ini, kesepakatan juga telah kita buat, aku mengucapkan banyak terimakasih atas waktunya Grey"
Grey Harison tertawa, tawa yang bahagia, apalagi kini menyadari jika Rosanda sudah bisa memanggilnya hanya dengan sebutan nama saja.
Grey akhirnya memutuskan untuk segera pulang, tentu itulah yang saat ini sangat di harapkan oleh Rosanda.
"Aku akan mengantarmu" ucap Grey.
Kata hati ingin menolak, tapi sesuatu menganggu pikirannya, dimana keberadaan Grey di sampingnya dengan waktu yang lama untuk malam ini akan sangat menguntungkan baginya.
"Okey, Terimakasih"
"Naik mobilku" ucap Grey setelah melakukan pembayaran semua makanan yang telah di habiskan.
Tak mungkin untuk menolak, Gracia sendiri mencari keadaan yang bisa memastikan dirinya aman dari semua tuduhan jika memang malam ini harus ada hal seperti itu.
Anggukan di berikan, Grey tersenyum senang, lalu menghubungi jasa angkutan untuk mengamankan mobil Rosanda dan akan di antar ke tempatnya.
Di dalam perjalanan, Rosanda lebih banyak diam, bukan karena apa, tapi sesuatu telah menganggu pikirannya, rasa sakit semakin terasa di lengan kanannya, panas dan seperti terbakar.
Tak ada yang harus di sesalkan Rosanda menhan semuanya, lali kemudian berusaha untuk mengendalikan dirinya dari rasa sakit yang harus di sembunyikan untuk saat ini.
"Kita sudah sampai, wow Apartemen mewah rupanya" ucap Grey.
"Jangan bercanda Grey, harga apartemen ku bahkan masih kalah jauh dengan Hunian mewah mu bukan?"
"Mungkin, tapi sebagian wanita independen dan hidup sendirian, kamu luar biasa"
"Semua tergantung seberapa keras kita bekerja, mungkin Tuhan menginginkan ku untuk meraih semua ini setelah_" hampir saja Rosanda kebablasan, beruntung segera menghentikan kata-katanya.
"Kenapa tidak di teruskan?" tanya Grey yang sepertinya penasaran.
""Setelah aku bekerja sangat keras" Rosanda segera menemukan jawaban yang pas.
"Hem, kau memang istimewa Rosanda" ucap Grey dan kemudian melanjutkan Langkahnya bersama.
Setelah, sampai di depan pintu Apartemennya, Grey masih berdiri disana, melihat Rosanda membuka pintu Apartemen, mungkin berharap ada kata yang membuatnya untuk tidak segera pergi, tapi nyatanya Rosanda malah mengucapkan selamat malam dan terimakasih.
Grey segera pergi setelah beberapa detik yang lalu melihat pintu yang sudah ditutup rapat oleh pemiliknya.
Sementara Rosanda seketika meringis kesakitan sambil perlahan membuka baju atasnya, luka bakar terlihat di sana, sangat merah apalagi terkena oleh gesekan baju saat dipakainya.
Dan disaat Rosanda kebingungan dan sedikit panik melihat lukanya, tiba-tiba di kejutkan dengan suara seseorang.
"Ya Tuhan!" teriaknya,
Brug
Rosanda hampir saja terjatuh saking kagetnya, tak menyangka jika di Apartemen nya ada sosok lain.
"My God, Daries?"
"Iya Nona, maaf kita berjumpa lagi, dan kali ini anda benar-benar keterlaluan, apa yang sudah terjadi?, dan luka ini, Ya Tuhan ini bisa infeksi nona" Daries langsung menyambar lengan Rusanda dan mengobatinya.
"Kalau kamu tak ingin kena marah Tuan mu jangan ceritakan apa yang telah terjadi" sahut Rosanda dengan wajah serius nya.
Daries tak mampu menjawab, hanya duduk merawat luka Rosanda sambil berpikir keras,
"Baiklah Nona, Tapi saya mohon jangan ada drama seperti ini lagi, kepala saya bisa di penggal sama Tuan Regan"
Rosanda bukannya bersedih, dia tertawa lirih, dan meringis saat Daries memberikan sentuhan terakhir saat mengobati lengannya.
Duduk terdiam di balkon kamarnya, Rosanda menatap langit yang membentang diatas sana, ada senyuman di bibirnya saat mengingat apa yang sudah dilakukan beberapa saat yang lalu.
"Satu persatu, semua milikku akan kembali padaku, dan Sella_" terdiam kembali, Rosanda mengingat terakhir yang di sampaikan oleh Gracia, hatinya penuh luka saat mengingatnya.
"Kalian akan membayar nya!" ucapnya dengan lantang, kepalan tangannya erat menggenggam, dan setelah itu Rosanda mengambil ponselnya, menghubungi seseorang untuk mencari informasi akan sebuah kelompok Mafia yang ada sangkut pautnya dengan Grey dan juga Gracia.
Sementara di tempat lain, Grey terkejut mendengar kabar akan keadaan Gracia yang berada di Rumah sakit, berlari di lorong jalan menuju kamar perawatan insentif.
"Apa yang terjadi dokter?" tanya Grey saat berada di depan kamar Gracia dan bertemu dengan dokter yang merawatnya.
"Luka bakar yang cukup serius di tubuhnya, dan beruntung Nona Gracia bisa segera di selamat kan, beliau sudah sadar, dan apa anda Tuan Grey Harison?" tanya sang dokter.
"Iya benar dokter"
"kebetulan sekali, dari tadi Nona Gracia menanyakan anda, setelah sadar kembali, mungkin Nona Gracia akan ada trauma setelah ini, saya harap Tuan Grey bisa membantunya mengatasi hal ini "
"Tentu saja akan saya usahakan dokter".
Penjelasan yang dirasa sudah cukup, setelah dokter melanjutkan langkah untuk tugas selanjutnya, Grey segera masuk.
"My God!" ucap Grey yang terkejut akan keadaan Gracia.
"Grey_?" Rosanda memanggil pelan, Grey segera mendekat namun tetap berjarak, melihat keadaan kulit Gracia yang terbakar hampir lima puluh persen di tubuhnya, bahkan wajahnya mengerikan untuk di pandang.
"Aku disini Gracia, bagaimana keadaan mu?" tanya Grey.
"Aku tidak baik-baiknya saja Grey, sakit dan lihat aku, seperti monster, aku takut grey, aku takut_" ucap Gracia sambil menangis, bahkan tubuhnya terguncang dalam tangisan.
"Sudahlah, kau masih selamat dalam kebakaran itu, apa yang terjadi Gracia?" tanya Grey yang masih tidak habis pikir bagaimana kebakaran hebat itu bisa terjadi, mengingat di Rumah mewah Gracia banyak peralatan dan juga penjaga di sana.
"Kejadiannya begitu cepat, aku tidak tau apa yang terjadi, dan yang pasti aku melihat_" diam, nampak mata Gracia menunjukkan ketakutan luar biasa.
Grey penasaran dengan ucapan selanjutnya,
"Melihat apa?, siapa?" tanya Grey.
"VICTORIA"
DEG!
"Apa?!" Grey terkejut dan lebih mendekat lagi dengan terpaksa.
"Aku melihat Victoria, dia ada di kamarku, mendatangiku saat itu, di dalam kobaran api yang meluap di dalam rumah, dia tertawa grey, dia membalaskan dendam, dia ada di sekitarku grey, dia_"
"Diam!, apa kau gila Gracia?, Bahkan kita sendiri yang memastikan mayat Victoria ada di dalam peti sebelum di masukkan ke dalam liang kuburnya, dan kau bilang sekarang Victoria yang melakukan ini semua?"
"Aku tidak bohong Grey, dia Victoria!"
"Cukup!, istirahat lah Gracia, aku akan mengurus nya"
Gracia mengangguk pelan, lalu kemudian melihat Grey keluar, dalam hati menangis, karena tak lagi pelukan atau sentuhan menenangkan dari laki-laki yang bahkan tidak pernah sungkan meminta kehangatan tubuhnya.
Jangan lupa waktunya Kasih VOTE VOTE VOTE.
Bersambung.
"
.
.