NovelToon NovelToon
Mengulang Waktu Untuk Merubah Takdir

Mengulang Waktu Untuk Merubah Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Raja Tentara/Dewa Perang / Kelahiran kembali menjadi kuat / Romansa Fantasi / Time Travel / Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:709
Nilai: 5
Nama Author: Wira Yudha Cs

Di kehidupan sebelumnya, Max dan ibunya dihukum pancung karena terjebak sekema jahat yang telah direncanakan oleh Putra Mahkota. Setelah kelahiran kembalinya di masa lalu, Max berencana untuk membalaskan dendam kepada Putra Mahkota sekaligus menjungkirbalikkan Kekaisaran Zenos yang telah membunuhnya.
Dihadapkan dengan probelema serta konflik baru dari kehidupan sebelumnya, mampukah Max mengubah masa depan kelam yang menunggunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wira Yudha Cs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11 BANNESA DAN SURAT

Malam harinya, Kastil kediaman Duke Froger. Petugas penjaga pos pengiriman dan penerimaan surat, mendapati seekor merpati hitam dengan gulungan kulit di kakinya. Segera seorang petugas mengambil gulungan kulit dan membukanya. Mata petugas itu tiba-tiba membesar seketika.

"Siapa yang mengirimkan surat di malam hari?" tanya seorang petugas lainnya.

Petugas yang membaca surat masih setengah tertegun ketika membaca isi surat. Setelah mendengar suara sang rekan, rasa terkejutnya hilang begitu saja. Dia segera memandang rekannya dengan wajah pucat.

"Ini surat dari Tuan Muda Bannesa."

"Tuan Muda Bannesa? Apalagi yang kau tunggu?! Segera sampaikan surat itu kepada Yang Mulia Tuan Duke!"

Petugas yang memegang surat itu terperanjat ketika melihat reaksi rekannya. Segera dia memperbaiki kerah bajunya sebelum berlari tunggang-langgang menuju ruang kerja Yang Mulia Duke Froger. Sesampai di depan ruang kerja Yang Mulia Duke, petugas muda itu tampak gugup. Keringat dingin mengalir di pelipisnya. Lagipula dia langsung terintimidasi saat ditatap

tajam oleh prajurit yang berjaga di kedua sisi pintu. Prajurit-prajurit itu tentu saja lebih besar dan lebih tinggi darinya. Petugas muda dengan tubuh ramping itu pun tanpa sadar mundur beberapa langkah.

"Mengapa kau ke sini? Tuan Duke sedang sibuk berkerja." Salah satu prajurit penjaga pintu berkata dengan suara tegas, sembari menatap tajambpetugas pos yang diam-diam gemetar

ketakutan.

Meneguk saliva dan berusaha mengontrol pernapasannya. L Petugas muda itu memberanikan diri untuk balas menatap prajurit yang menatapnya sebelum dia mengatakan maksud dan tujuannya datang ke sini.

"Ada surat penting dari Tuan Muda Bannesa yang harus saya sampaikan kepada Yang Mulia Tuan Duke. Dapatkah saya mengantarkan surat ini secara langsung?"

Prajurit penjaga pintu terkejut kala mendengarnya. Biasanya petugas pos tidak akan pernah mengantarkan surat secara langsung seperti ini. Surat yang diterima, biasanya akan diambil secara langsung dan sekaligus oleh tangan kanan Yang Mulia Tuan Duke setiap tiga hari sekali. Namun, kali ini petugas pos itu tampaknya gelisah dan panik ingin segera menyampaikan surat yang diterimanya. Segera prajurit penjaga pintu meminta persetujuan Yang Mulia Tuan Duke dengan suara lantangnya.

"Yang Mulia Tuan Duke, ada seorang penjaga pos surat yang hendak mengirimkan surat secara langsung kepada Yang

Mulia. Surat tersebut dari Tuan Muda Bannesa. Apakah dia bisa menemui Yang Mulia?"

"Biarkan dia masuk." Suara bariton dengan nada tenang itu segera terdengar dari balik pintu. Prajurit penjaga pintu langsung membuka pintu ruang kerja Yang Mulia Tuan Duke dengan celah yang tidak terlalu besar. Petugas pos muda yang

berdiri tak jauh dari pintu sekali lagi menghela napas panjang dan mengembuskannya perlahan. Biar bagaimanapun, ini adalah kali pertama dia menghadap secara langsung kepada

sang penguasa Wilayah Utara. Alhasil, petugas pos tidak berani

menatap wajah Yang Mulia Tuan Duke. Dia terlalu gugup, hingga ketika dia berjalan mendekati meja kerja Yang Mulia, dia terus menunduk. Setelah meletakkan surat itu di meja, petugas

muda itu membungkuk dalam sebelum pamit undur diri. Dia merasakan aura mencekam di ruang mewah itu. Saat menginjakkan kaki di luar, petugas muda itu seger menghela napas lega dan kembali ke posisi semula.

***

Di ruang kerja Yang Mulia Tuan Duke Froger. Seorang pria dewasa yang tampak berusia 35 atau awal 40 tahunan,

sedang menatap gamang pada gulungan kulit harimau yang ada di atas meja kerjanya. Fitur wajah pria itu sangat tegas dan memancarkan aura kebangsawanan yang begitu kental.

Tampan dan sangat berwibawa. Dia adalah Arthur Froger. Kepala keluarga bangsawan Duke Froger generasi ketiga, sekaligus penguasa Wilayah Utara. Arthur mengembuskan napas lelah. Kemarin dia baru saja mengirimkan surat pada putra bungsunya agar anak itu segera pulang ke Utara. Namun, anak itu malah mengirimkannya surat balasan. Segera Arthur mengambil surat itu dengan tenang. Arthur bertanya-tanya, di mana anaknya mendapatkan kertas yang terbuat dari kulit harimau dengan kualitas terbaik ini? Jika ini diproduksi

secara massal, Arthur sangat yakin, bahwa kertas dari kulit harimau itu pasti akan laku keras di pasaran. Terlebih, di awal tahun baru nanti, akan ada banyak pelajar yang

mengikuti ujian kekaisaran. Baik itu kekaisaran Zenos maupun Kekaisaran negeri seberang. Para calon sarjana biasanya membutuhkan kertas berkualitas tinggi, agar pekerjaan

mereka tidak cepat rusak apabila terkena air dan sebagainya.

Arthur harus bertanya pada anaknya ketika bocah itu pulang.

Sekarang, mari baca terlebih dahulu. Apa yang ditulis anak itu menggunakan kertas kulit harimau ini. Arthur pun membuka gulungan itu dan segera kedua netranya menangkap aksara indah yang ditulis oleh sang putra.

[Salam hormat kepada Ayah. Saya Bannesa. Ada beberapa hal penting yang harus saya sampaikan kepada Ayah. Pertama, kemarin sore saya dan rombongan telah bergegas pulang ke

Wilayah Utara. Kedua, saat kami melewati perbatasan, prajurit penjaga perbatasan dari kekaisaran Zenos memberitahu kami mengenai rute tercepat untuk kembali ke Utara, yaitu melalui rute di tengah hutan. Alhasil, saat kami beristirahat, seekor binatang suci beruang raksasa yang sudah hampir mencapai ranah dewa, menyerang kami dengan sekuat tenaga. Paman Roberts, Kak Roland, Sepupu Emely dan semua pengawal yang saya bawa, tewas di tangan makhluk buas itu. Ketiga, saya dapat bertahan hidup karena ada yang menyelamatkan saya.

Saya bersyukur sekaligus merasa sedih karena hanya saya satu-satunya yang selamat dari insiden itu. Saya tidak tahu, apakah prajurit Zenos itu berkata benar atau mereka dengan sengaja menyesatkan kami. Mengenai hal itu, saya serahkan kepada Ayah untuk menyelidikinya. Kemudian, mengenai orang yang telah menyelamatkan saya. Dia adalah seorang pria muda yang saya rasa seusia dengan Paman Samuel. Namanya Max. Dia memiliki ibu dan seorang anak laki-laki dua atau tiga tahunan. Saat ini saya bersama dengannya menuju Utara. Dia

berkata, dia ingin migrasi ke wilayah kita untuk mencari kehidupan yang aman dan nyaman. Tampaknya, dia juga tidak memiliki kerabat di Utara. Ayah tidak perlu khawatir. Saat ini

saya sudah baik-baik saja. Diperkirakan, paling lama kami akan

tiba di Utara lusa pada siang atau sore hari. Untuk itu, saya ingin meminta tolong pada Ayah untuk menyiapkan 50 roti kukus isi daging. Saya telah berbuat tidak sopan karena memakan roti kukus miliki anak laki-laki Paman Max. Anak itu memarahi saya, hingga saya benar-benar merasa bersalah.

Terakhir, saya juga ingin meminta Ayah untuk mengundang Paman Alfons. Saya berjanji pada Paman Max untuk mengenalkannya dengan seorang yang bekerja di bidang

properti. Paman Max berkata dia ingin membeli rumah. Sampai jumpa, Ayah. Tolong, hal-hal ini jangan sampai terdengar oleh Kak Anna.]

Arthur menghela napas panjang setelah selesai membaca surat itu. Rahang pria itu mengeras dan sebelah tangannya mengepal dengan keras.

"Zenos... Apa kalian berusaha menyulut api peperangan melalui anakku?" Arthur berkata dengan tajam. Dia tidak tahu orang seperti apa yang telah menyelamatkan putranya. Namun, Arthur merasa bersyukur atas pertolongan orang itu. Tanpanya,

mungkin dia tidak akan pernah lagi melihat putra bungsunya.

"Max... seorang pemuda yang seusia dengan Samuel. Apakah dia menolong Bannesa karena suatu kebetulan atau itu sudah

direncanakan? Sebelum aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, aku tidak akan mempercayai siapapun. Termasuk orang yang telah menyelamatkan Bannesa." Setelah Arthur bergumam dengan penuh pemikiran, dia menjentikkan jarinya.

Seketika itu juga, sosok hitam menyerupai manusia muncul dari lantai di depan meja kerja. 'Salam hormat Yang Mulia Duke

Froger. Apakah Anda membutuhkan bantuan saya?" Sosok hitam itu bersimpuh dengan sebelah kaki tertekuk di lantai. Wajahnya sama sekali tidak terlihat, tertutup oleh aura hitam yang menyelimutinya. Arthur segera mengutarakan

perintah.

"Katakan pada orang-orang pertambangan, kita akan menunda

pengiriman minyak tanah ke Zenos dalam kurun waktu satu bulan. Selain itu, beritahu Kepala Penjaga Dapur untuk menyiapkan 100 roti kukus isi daging yang sangat lezat."

"Baik Yang Mulia. Segera saya laksanakan."

Setelah membungkuk hormat, sosok hitam itu melebur menjadi asap dan menghilang tanpa meninggalkan jejak.

1
Dewiendahsetiowati
hadir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!