NovelToon NovelToon
PERJUANGAN PUTRI HUANG JIAYU

PERJUANGAN PUTRI HUANG JIAYU

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam
Popularitas:27.8k
Nilai: 5
Nama Author: Athena_25

Putri Huang Jiayu putri dari kekaisaran Du Huang yang berjuang untuk membalaskan dendam kepada orang-orang yang telah membunuh keluarganya dengan keji.

Dia harus melindungi adik laki-lakinya Putra Mahkota Huang Jing agar tetap hidup, kehidupan keras yang dia jalani bersama sang adik ketika dalam pelarian membuatnya menjadi wanita kuat yang tidak bisa dianggap remeh.

Bagaimana kelanjutan perjuangan putri Huang Jiayu untuk membalas dendam, yuk ikuti terus kisah lika-liku kehidupan Putri Huang Jiayu.

🌹Hai.. hai.. mami hadir lagi dengan karya baru.
ini bukan cerita sejarah, ini hanya cerita HALU

SEMOGA SUKA ALURNYA..

JIKA TIDAK SUKA SILAHKAN DI SKIP.
JANGAN MENINGGALKAN KOMENTAR HUJATAN, KARENA AUTHOR HANYA MANUSIA BIASA YANG BANYAK SALAH.

HAPPY READING...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Athena_25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEDAI MAKANAN DWINGHENG

Jiayu menatap Mei Yin dengan kebingungan yang jelas terpancar. "Apa maksudmu memintaku menjadi suamimu, sedangkan kau tahu aku seorang wanita?" protesnya.

Mei Yin menjawab dengan tenang, "Aku tahu. Yang kumaksud, ikutlah bekerja bersamaku ke desa Hautian sebagai pelayan. Kita hanya perlu menyamar sebagai suami istri. Kau mau, kan?" Belum sempat Jiayu menjawab,

Mei Yin segera menambahkan dengan nada tegas, "Kau harus mau! Ingat janjimu padaku untuk menuruti apapun keinginanku."

Menghela napas lelah, Jiayu akhirnya mengalah,

"Baiklah. aku akan mengikuti kemanapun kau pergi"

Namun, kelelahan dan rasa tidak nyaman segera mengambil alih,

"Tidak ada lagi permintaanmu? Aku ingin segera berendam. Bau badanku seperti bangkai tikus yang terpanggang matahari," ujarnya sebelum bergegas pergi meninggalkan Mei Yin.

Keesokan paginya, Jiayu menemui adiknya, Jiang, dan mengajaknya masuk ke kamar. Dengan penuh kekhawatiran, ia berpesan, "Jiang'er, mulai hari ini jie-jie akan bekerja di desa Hautian sebagai pelayan. Kau tetaplah di sini. Berlatihlah dengan sungguh-sungguh, serap semua ilmu dari Paman Lu Yan, dan jangan pernah keluar dari desa Shenzhen. Ingat, keberadaan kita tidak boleh diketahui pihak istana. Berhati-hatilah selama jie-jie tidak ada."

Jiang memeluk kakaknya erat-erat dan menjawab, "Baik, jie-jie. Aku akan berlatih dengan giat. Jie-jie juga harus berhati-hati, Desa Hautian sangat dekat dengan markas militer, jie-jie harus selalu waspada." Perasaan berat menyelimuti Jiang saat melihat kakaknya berjalan menuju gerbang desa Shenzhen.

Mereka belum pernah terpisah sejak tragedi yang merenggut keluarga mereka. Namun, ia teringat bahwa tujuan Jiayu bukan sekadar bekerja; ia juga pergi untuk mengumpulkan informasi terbaru tentang situasi di ibukota.

Mereka tidak bisa selamanya bersembunyi di desa Shenzhen. Rencana untuk membalas dendam atas pembunuhan keluarga mereka oleh Paman Kedua harus segera disusun.

🍒🍒🍒

Kedai Makanan Dwingheng

Di Kedai Makanan Dwingheng, Mei Yin mendekati sang pemilik.

"Permisi, Tuan, apakah Anda masih mengingat saya? Tempo hari saya datang ke sini mencari pekerjaan, dan Tuan menawari saya."

Pemilik kedai sejenak mengingat-ingat sebelum wajahnya berbinar teringat sesuatu. Teringatlah ia pada wanita muda yang beberapa hari silam memohon pekerjaan demi biaya membeli obat-obatan penting untuk sang kakek.

Hatinya tergerak oleh perjuangan wanita itu merawat kakeknya yang sakit

Padahal sebenarnya obat-obatan itu memang sangat dibutuhkan tetapi untuk mengobati orang lain bikan untuk kakeknya, karena kakeknya adalah seorang tabib,

"Aiya, Nona, wanita muda yang membutuhkan biaya untuk obat kakeknya! Ya, saya ingat," sahutnya.

Mei Yin lalu memperkenalkan Huang Jiayu, sebagai suaminya. "Saya mengajak suami saya bekerja di sini juga. Dulu dia bekerja di ladang, tapi pemiliknya menolak membayar upahnya," ujarnya dengan nada memelas.

Pemilik kedai, Dwingheng yang berhati lembut, segera menyetujui. "Baiklah, mulai sekarang kalian boleh bekerja di sini. Kalian juga boleh beristirahat di gudang belakang untuk tidur di malam hari, mengingat rumah kalian sangat jauh," tawarnya penuh kebaikan. Pasangan itu pun mengucapkan terima kasih dengan tulus.

Hari-hari berlalu cepat. Hampir sebulan Mei Yin dan Jiayu bekerja sebagai pelayan di kedai itu.

Jiayu bahkan banyak mendengar kabar seputar ibukota dari para pelanggan, termasuk rencana Istana Du Huang mengadakan pesta pernikahan Putri Huang Su dengan Pangeran Bei Liang dari Kekaisaran Bei Chu saat Festival Perahu Naga sepuluh hari lagi.

Kabarnya, rombongan dari Bei Chu akan tiba besok di gerbang perbatasan. Suatu siang, saat mengantarkan pesanan ke meja di ujung, pandangan Jiayu tiba-tiba terpaku. Dadanya sesak.

Deg...

"Kenapa bajingan itu ada di sini?" batinnya bergejolak.

"Tidak, aku belum boleh tertangkap. Ini belum saatnya kami bertemu!" Dengan cepat ia berbalik menuju dapur, menemui pemilik kedai, Tuan Si.

"Tuan Si, saya izin untuk beristirahat. Kepala saya tiba-tiba sakit sekali. Silakan potong upah saya," ucapnya tergesa-gesa sebelum berlari menuju gudang belakang. Tuan Si hanya mengangguk, mengizinkannya pergi karena Jiayu sendiri yang meminta potongan upah.

Saat jam makan siang, Mei Yin mencari suaminya ke mana-mana, namun tetap tidak ketemu, akhirnya ia bertanya pada Tuan Si. "Tuan Si, Apakah Anda melihatnya suami saya?"

"Dia tadi pamit istirahat karena kepalanya sakit," jawab Tuan Si.

Mei Yin segera menuju gudang. Saat masuk, ia terkejut melihat Jiayu sedang membereskan barang-barang mereka.

"Yu Jia, ada apa? Kenapa kau mengemasi barang-barangmu?" tanyanya penuh keheranan.

Jiayu menatapnya, tekad terpancar jelas.

"Mei Yin, aku akan pulang ke rumah. Kau mau ikut atau tetap di sini? Kalau ikut, kita pergi bersama. Kalau kau ingin tetap bekerja, aku akan pulang sendiri." Suaranya tegas; saat ini ia tak boleh tertangkap oleh Jendral Lan Guo—orang yang dilihatnya tadi, orang yang telah membunuh ibunya di depan matanya.

"Tapi kenapa mendadak ingin pulang?" Mei Yin masih bingung.

"Aku tidak bisa memberitahu alasannya. Maafkan aku," jawab Jiayu singkat,

lalu mengulang pertanyaannya, "Kau ikut atau tidak?"

Mei Yin menghela napas, memutuskan. "Baiklah, aku ikut pulang. Aku akan pamit kepada Tuan Si, bilang mau mengantarmu berobat agar dia tidak marah." Ia segera berbalik keluar gudang.

Jiayu, lega sekaligus bersemangat, dia pun segera meraih barang-barang Mei Yin untuk dikemas, berusaha mempersingkat waktu sebelum kepergian mereka.

🍒🍒🍒

Hembusan angin sore membawa aroma tanah basah dan dedaunan tua melalui hutan lebat yang membentang antara Desa Hautian dan Desa Shenzhen.

Langit mulai berwarna jingga keemasan, menebar bayangan panjang yang seharusnya memberi ketenangan. Tapi ketenangan itu pecah oleh lima sosok besar yang melompat keluar dari semak belukar, menghadang jalan Jiayu dan Mei Yin.

Mereka memang besar, berotot, tapi pakaian mereka compang-camping, penuh tambalan kasar, dan wajah mereka kotor dengan corengan lumpur serta mata yang mengisyaratkan lebih banyak keputusasaan daripada keganasan.

Senjata yang mereka bawa pun memprihatinkan: dua pentungan kayu yang sudah lapuk, sebilah pisau berkarat, dan dua tangan kosong yang mengepal dengan kikuk. Yang paling mencolok adalah si pemimpin – tinggi menjulang, berjanggut kusut, tapi tangannya jelas-jelas gemetar saat mengacungkan pentungannya ke arah dua "pemuda" itu.

"Serahkan semua harta kalian! Jika kalian ingin selamat!" geram si pemimpin, tapi suaranya sedikit serak, kurang meyakinkan. Matanya melirik ke tas kecil yang digantung di pinggang Han Mei Yin.

Jiayu menatap Mei Yin, matanya melirik ke tas kecil yang digantung di pinggang Mei Yin.

Jiayu menghela napas panjang, matanya menyapu kelima perampok dengan pandangan yang lebih mirip kasihan daripada takut. "Kalian benar-benar memilih hari yang salah untuk—"

Tiba-tiba, suaranya terpotong. Bukan oleh teriakan si pemimpin, bukan oleh gerakan bandit lainnya. Tapi oleh Mei Yin.

Dia, yang selama ini diam tenang di samping Jiayu, tiba-tiba melangkah maju setengah langkah. Tubuhnya yang ramping terlihat semakin kecil dibandingkan para perampok yang besar. Namun, sikapnya berubah total. Ketenangan yang menghunus. Tangannya yang sebelumnya santai kini menggenggam erat pinggiran jubahnya. Dan yang paling mengejutkan... dia tersenyum

Bukan senyum ketakutan, bukan pula senyum mengejek. Tapi senyum tipis yang dingin, penuh perhitungan, dan—yang membuat jantung kelima perampok itu berdebar kencang—seolah menyambut sesuatu yang sudah lama dinantikan.

 

.

🌹Hai... hai... sayangnya mami..

JANGAN LUPA KASIH LIKE DI SETIAP BAB, KOMEN & VOTE serta hadiah juga yaaaa

TERIMA KASIH SAYANGKU😘

1
🖤⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞
wkwkwk tangannya borosss /Facepalm/
Jemiiima__
ling jun yuhuuuu
btw dia jd Sekutu atau musuh ya klo udh saling tau
Jemiiima__
sperti biasa linhao dengan celetukannya /Facepalm/
Jemiiima__
km pasti sengaja ya dufeng krn gamao kerja /Smug/
Jemiiima__
kerasa bgt vibes pesta rakyatnya 😍
Penapianoh📝
🤣🤣 lin hao sini duel klo lg gabut, bisa-bisanya hdup tenang malah nyari mslh
Penapianoh📝
ngk ngilu kah cabut anak panah yg nancap d dada itu😩
Drezzlle
Mungkin saat tadi Sia keceplosan, dan sekarang dia memainkan perannya lagi untuk berpura-pura
Drezzlle
Takut kalau ini jebakan ya, kan Jiayu
Avalee
Siaa wkk jiayunya ga enak lah, setelah semua yg terjadi. Mingkin bisa aja sih dia tendang kepala kau, tapi kan itu ga mungkin bgt 🤭😮‍💨
Avalee
Km ga salah denger, ak aja tau kok 🤭🤭
Septi Utami
kejahatan bukan karena niat kadangkala juga karena situasi yang membuatnya terjepit sehingga harus berbuat ''jahat"
bluemoon
pasti brisik tapi walaupun brisik orang seperti juga pasti seru
Mutia Kim🍑
Sini biar kepala kau saja yg ku t*bas🤬
Mutia Kim🍑
Huwwaaa semoga mereka selamat😭
Lonafx
nah kalau ngerampok pejabat korup gini, ide bagus... hasilnya buat bantu rakyat yg menderitaa😆
Annisa Chairil
dia memang bangsawan Siaaaa. ih, cubit nih!
Annisa Chairil
hohoho, di jadiin model Tah. aku udah suuzon aja
Annisa Chairil
sia ini beneran nggak ada takut²nya ya
Mouzza Abirama
Prajuritnya ditusuk lu yan kah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!