Tanpa Audy tahu, ia sudah masuk dalam jebakan Bibi dan sepupunya, hingga berakhir menghabiskan malam panas bersama seorang pria asing. Padahal Bibi dan sepupunya tahu bahwa Audy telah memiliki kekasih, tapi tetap saja tak menghalangi niat mereka sengaja merencanakan hal jahat pada Audy.
Belakangan baru Audy tahu, ternyata pria asing yang menghabiskan malam panas bersamanya adalah Arion ayah dari Alex. Ternyata Alex kekasih Audy, diam menjalin hubungan dengan sahabat Audy.
Ketika Arion tahu bahwa Audy adalah wanita yang menghabiskan malam panas dengannya, pria itu tanpa ragu meminang Audy.
Dilema melanda Audy, Apakah ia akan menerima pinangan Arion? Padahal niatnya hanya demi membalaskan sakit hatinya. Ternyata tidak begitu sulit menumbuhkan cinta di hati Audy untuk Arion.
Bagaimana reaksi Arion setelah tahu niat Audy menerima pinangannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meminta hak
Setelah menginap satu malam di Hotel, akhirnya Arion memutuskan untuk membawa Audy ke Mansion miliknya, tadinya Audy sempat ragu, karena ia belum siap untuk bertemu dengan Alex.
"Kau tidak usah khawatir, Alex akan pulang ke Mansion dua minggu lagi pas acara resepsi pernikahan kita, atau kau mau tinggal di apartemen saja untuk sementara waktu? Setelah selesai acara resepsi, barulah kita pindah ke Mansion? Bagaimana menurutmu?" Arion memberikan usul terhadap Audy, ia pun tak ingin memaksa kehendaknya, biarlah Audy yang memilih untuk tinggal di tempat yang menurutnya nyaman.
Dan akhirnya Audy memberikan keputusan kepada Suaminya.
"A aku tinggal di apartemen saja dulu, sesuai dengan usulan darimu barusan!" jawabnya sedikit gugup.
Arion mengiyakan keinginan istrinya, mengingat besok lusa dirinya akan pergi ke luar kota karena ada urusan bisnis, menurutnya Audy memang tepat dan aman tinggal di Apartemen untuk sementara ini, apalagi Ibunya masih berada di rumah sakit, jika seandainya Audy tinggal di Mansion saat ini, otomatis ia pasti akan merasa kesepian, ditambah lokasi Mansion cukup jauh dari pemukiman warga dan juga kota metropolitan.
Hari ini Arion tidak bekerja selama dua hari, ia lebih memilih untuk menghabiskan masa liburnya bersama dengan Audy.
Sedangkan Audy sendiri, ia masih merasa sangat canggung ketika dirinya berada di dekat suaminya.
Audy menatap takjub saat melihat seisi ruangan Apartemen yang luas dan juga mewah, ia pun bisa melihat pemandangan gedung pencakar langit dari balik jendela yang berada di setiap penjuru ruangan, karena posisi Apartemen milik Arion berada di lantai paling atas gedung.
Saat Audy sedang memandangi gedung pencakar langit dari balik jendela kaca yang menjulang tinggi di area ruang tamu, tiba-tiba Arion memeluknya dari arah belakang.
"Bagaimana, apakah kau suka berada di sini?" tanyanya sembari menciumi rambut Audy yang tergerai bebas.
Audy hanya mengangguk dalam, ia begitu gugup berada di dekat suaminya.
"S suka!" jawabnya singkat.
Sedangkan Arion malah semakin mengeratkan pelukannya. "Kau tahu Audy, aku samasekali tidak menyangka akan menikah denganmu, rasanya ini semua sudah seperti mimpi!" kemudian Arion membalikan tubuh istrinya dengan pelan.
Audy tak berani menatapnya, ia malah membuang pandangannya. Sedangkan Arion malah terus memandanginya.
Audy merasa sangat canggung, apalagi saat suaminya mencoba untuk menciumnya, ia buru-buru menghindar.
"A aku ingin ke toilet dulu, sudah kebelet?" Audy buru-buru pergi mencari toilet dan menguncinya dengan sangat rapat, ia tak mau sampai kejadian di Hotel terulang kembali. Kali ini Audy menjadi lebih waspada.
.
.
Keesokan harinya, setelah tadi malam tidak terjadi apa-apa, Audy merasa sangat lega, kemudian ia berencana untuk pergi ke Rumah Pamannya untuk mengambil aset milik peninggalan kedua orangtuanya.
Arion malah menawarkan diri untuk ikut bersamanya, awalnya Audy menolaknya, namun Arion tetap memaksa untuk ikut.
Selama dalam perjalanan, Audy lebih memilih untuk diam, begitu pun dengan Arion, meskipun mereka sudah pernah melakukan hubungan suami dan istri, rasa canggung diantara keduanya masih tetap menguasai.
Setibanya di Rumahnya yang saat ini di tempati oleh Pamannya beserta keluarganya, Audy bergegas menghampiri Pamannya yang kebetulan ada di rumah bersama Bibi Elsa.
Paman Ben dan juga Bibi Elsa cukup terkejut saat melihat kedatangan Audy dan suaminya yang datang secara mendadak.
Kini Audy dan juga Arion duduk di kursi sofa, Paman Ben dan juga Elsa terlihat gugup, keduanya sempat bertanya pada dirinya masing-masing, mengapa Audy dan suaminya bisa datang ke rumah ini secara tiba-tiba.
Kemudian Audy mulai menjelaskan maksud dan tujuannya datang ke Rumah ini, bertepatan hari ini karena usia Audy menginjak dua puluh lima tahun, Arion sendiri sebenarnya sudah mempersiapkan pesta kejutan untuk istri tercintanya nanti malam, itu sebabnya ia akan pergi ke luar kota besok pagi, sehari setelah surprise party untuk Audy.
Ekspresi Paman Ben kurang begitu mengenakan, apalagi Bibi Elsa, ia terlihat kesal atas perkataan dari Audy.
"Maaf Paman, aku hanya ingin mengambil hakku, itu saja!" ucapnya secara tegas.
Kemudian Bibi Elsa yang dalam posisi wajahnya yang merengut, akhirnya ia angkat suara.
"Audy, kau kan sudah jadi istri seorang konglomerat, untuk apa kau meminta itu lagi? Kau sudah bergelimang harta dan tak akan habis sampai tujuh turunan, apakah kau tak ingin mengikhlaskan saja semua aset peninggalan kedua orangtuamu kepada Pamanmu ini?" usulnya secara tegas.
Entah kenapa saat Bibi Elsa mengatakan hal seperti itu padanya, ia tampak kesal, Audy sampai mengepalkan tangan.
"Maaf ya Bibi Elsa, kedua orangtuaku sudah memberikan empat puluh persen aset perusahaan kepada Paman, apakah itu semua tidak cukup? Aku hanya ingin mengambil hakku! " Audy bersikukuh dengan keputusannya, ia samasekali tak akan goyah.
Sedangkan Arion, ia tidak berani ikut campur namun ia hanya mengamati sikap Elsa, jika sampai diluar batas, maka dirinya berhak untuk ikut campur.
Kemudian Paman Ben mencoba memberi pengertian terhadap istrinya, tapi Elsa tetap bersikukuh dengan keinginannya, dan Elsa malah membahas masalalu, ia mengatai Audy anak yang tidak tahu diri dan tak tahu diuntung, karena selama ini dia dan suaminya yang telah membesarkannya.
"Oh, apakah selama ini Bibi memberikan kasih sayang penuh terhadapku? Bahkan aku tak bisa menikmati harta warisan dari mendiang kedua orangtuaku, Bibi dan Lordes lah yang telah banyak menikmatinya, apakah Bibi pernah membelikan sesuatu yang aku inginkan sedari aku kecil, hah? " Audy mulai meluapkan emosinya dan kembali mengulir tabir akan kisah pahit masalalunya.
Arion merasa terpukul ketika Audy membeberkan semuanya, Paman Ben juga merasa ikut bersalah karena ia tidak pernah percaya terhadap setiap perkataan serta aduan dari keponakannya tersebut.
Sedangkan Elsa, ia tak berani membantah dikarenakan Arion mulai menatap dingin ke arahnya.
"Apakah Bibi pernah bersikap adil selama ini padaku? Aku selama ini selalu kau tindas, kau hina, di caci, dimaki dan kau perlakukan aku secara kasar, apakah semua itu belum cukup hah?" Dada Audy sampai dibuat naik turun karena menahan amarahnya.
Pada akhirnya Arion mulai berani ikut campur, sepertinya Elsa sudah lupa siapa suaminya Audy.
"Sayang, air matamu tidak pantas kau jatuhkan hanya demi manusia hina ini, aku akan menjadi garda terdepan mu, siapapun yang telah berani menyakitimu, maka aku tidak akan segan untuk mengirimnya ke dalam neraka jahanam! " ancamnya tak main-main.
Mendengar Arion berkata seperti itu, Elsa sampai menelan ludah berkali-kali.
Paman Ben membisikan sesuatu kepada istrinya.
"kau cari mati saja Elsa, apakah kau tidak menyadari siapa suami Audy saat ini? Kau lupa atau pura-pura amnesia hah?" Paman Ben sampai membentak dan bersikap kasar
Pada akhirnya Paman Ben memilih untuk memberikan seluruh aset milik kedua orangtuanya Audy, ia sudah tak mau lagi berurusan dengan Arion, dan membiarkan Audy mengambil yang sudah menjadi miliknya.
Setelah selesai urusan dengan Paman dan juga Bibinya, Arion membawa Audy ke suatu tempat yang menurutnya pasti ia akan menyukainya.
"Kita mau kemana?" tanyanya terlihat bingung karena Arion membawanya ke tempat yang tak biasa ia lewati.
Akhirnya mereka tiba di tepi danau, dan Arion meminta Audy untuk memejamkan kedua bola matanya, dalam hitungan mundur, akhirnya petasan kembang api mulai menghiasi langit malam, dan kini berubah menjadi indah.
"Happy Birthday, my sweety girl!" ucapnya sembari tersenyum manis ke arahnya sedangkan ekspresi yang Audy tunjukan malah tak sesuai yang Arion harapkan, apa yang sebenarnya telah terjadi?
Bersambung...
🌷🌷🌷🌷🌷
apakah arion junior sdh ada di rahim audy,,jd penasaran,,,lanjut kak othor 😘
lanjut kak othor quh,,💪😍