NovelToon NovelToon
Kodasih, Nyi Ratu Kelam

Kodasih, Nyi Ratu Kelam

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Hantu
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: Arias Binerkah

Kodasih perempuan pribumi menjadi gundik Tuan Hendrik Van Der Vliet. Dia hidup bahagia karena dengan menjadi gundik status ekonomi dan sosialnya meningkat. Apalagi dia menjadi gundik kesayangan.

Akan tetapi keadaan berubah setelah Tuan Hendrik Van Der Vliet, ditangkap dan dihukum mati.. Jiwa Tuan Hendrik tidak bisa lepas dari Kodasih yang menjeratnya.

Kodasih ketakutan masih ditambah munculnya Nyonya Wilhelmina isteri sah Tuan Hendrik yang ingin menjual seluruh harta kekayaan Tuan Hendrik


Tak ingin lagi hidup sengsara Kodasih pergi ke dukun yang menawarkan cinta, kekayaan dan hidup abadi namun dengan syarat yang berat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 24.

“Mau ke mana, kamu?”

Suara itu lagi, tak keras. Tapi cukup untuk menghentikan dunianya Tiyem.

Tiyem membeku. Nafasnya tertahan. Suara itu datang dari arah pintu utama loji. Suara yang sudah begitu dikenalnya.

Perlahan ia menoleh.

Nyi Kodasih berdiri di sana. Tubuhnya tenang, wajahnya agak pucat diterpa cahaya matahari. Tapi yang paling menakutkan adalah sorot matanya, bukan marah, tapi tahu. Sepenuhnya tahu.

“Kau menguping?” tanyanya lagi, masih dengan nada datar.

Tiyem tak langsung menjawab. Ia menggigit bibirnya, lalu menunduk. “Maaf, Nyi… saya … saya.. hanya khawatir. Tadi… yang Nyonya Wihelmina lakukan itu…”

“Bukan urusanmu,” potong Kodasih.

Tapi tak ada amarah. Hanya penegasan.

Tiyem mengangkat kepala, memberanikan diri. “Tapi ini bukan hanya loji Nyonya... Ini rumah kita juga. Mbok Piyah… para pembantu, tukang kebun, semua tinggal di sini. Kalau loji ini akan dijual dan kami tak boleh lagi kerja di sini kami harus mencari pekerjaan yang baru..”

“Lalu yang tadi itu ada sihir, dan kalau yang jaga loji ini bukan manusia… kami berhak tahu.” Ucap Tiyem pelan lalu menundukkan wajahnya. Tangannya menggenggam erat ujung baju lurik lusuhnya.

Kodasih terdiam. Matanya menelusuri wajah Tiyem, seolah menimbang.

“Kamu begitu berani, Tiyem,” katanya pelan. “Kebanyakan yang mendengar hanya lari, tapi kamu justru hendak bicara.”

Tiyem mengangguk pelan, meski tubuhnya masih bergetar. “Saya mau ke rumah Arjo dan Kang Pono . Mereka bisa bantu… ” ucap Tiyem sesaat bibirnya berhias senyuman dan sorot mata tiba tiba berbinar kala menyebut Kang Pono.

“Tidak.” Potong Kodasih.

Kodasih sedikit mengerutkan keningnya menelisik wajah manis Tiyem..

Kodasih lalu maju satu langkah. Tiyem mundur setengah langkah.

“Aku tidak melarang kalau kamu memang harus pergi. Dan kamu tak berhak tahu semua ini. Karena belum siap.”

“Siap untuk apa?” bisik Tiyem.

Kodasih menatap tajam wajah Tiyem. Angin siang menjelang sore bertiup lirih, membawa bau tanah dan daun kering.

“Siap tahu bahwa ini bukan sekadar loji. Bahwa tempat ini dibangun di atas perjanjian ikatan jiwa.. Dan loji ini telah memilih sendiri siapa pemiliknya. Kau tak perlu khawatir kehilangan pekerjaan.”

Ia menatap Tiyem kembali. “Kalau kau tetap ingin pergi, aku tak bisa menahanmu. Tapi jika kau ingin tinggal dan tahu, segera kamu kembali masuk dan melanjutkan pekerjaan mu. Dengan seiring nya waktu kamu akan tahu.”

Tiyem terdiam. Dalam dadanya, ada rasa takut, tapi juga ada rasa yang lain, penasaran yang menempel seperti embun dingin di ujung daun.

Ia menoleh ke arah jalan tanah yang menuju rumah Kang Pono dan Arjo. Tapi kakinya tak kunjung bergerak. Matanya kembali ke arah Nyi Kodasih yang masih berdiri tegak di ambang pintu loji. Tubuh perempuan itu tampak tenang, seperti batu tua yang tak gentar pada gelombang.

“Apa aku akan… jadi seperti Mbok Piyah?” gumam Tiyem lirih, setengah bertanya pada dirinya sendiri.

Nyi Kodasih mengangguk perlahan, lalu menjawab, “Jika kamu bertahan… bisa jadi iya. Tapi kamu juga bisa jadi lebih dari itu.”

Tiyem menunduk. Keringat dingin masih menyelinap di lehernya meski angin sore mulai menyejukkan. Tapi ada sesuatu yang tumbuh dalam dirinya, keberanian yang belum ia kenal.

Ia menarik napas. Lalu melangkah kembali ke arah loji.

“Aku akan lanjut kerja, Nyi,” katanya pelan.

Kodasih menoleh sedikit, tak tersenyum, tapi matanya melembut. Ia pun masuk lebih dulu, membiarkan pintu terbuka untuk Tiyem.

🎇🎇🎇

Malam harinya...

Langit di atas loji bergelimang awan kelabu. Tak hujan, tapi juga tak sepenuhnya tenang. Bulan sabit menggantung di langit, remang menyinari halaman loji yang senyap seperti makam tua.

Di dapur di dalam loji, Tiyem menanak nasi sambil sesekali melirik ke arah pintu. Mbok Piyah duduk tak jauh, menumbuk bumbu sambil terus menggumam doa. Sedang Sanah sibuk membersihkan daun pisang.

“Mbok… tadi Mbok Piyah kan di dalam loji saat Nyonya Wihelmina datang. Mbok Piyah melihat sendiri apa yang sudah terjadi. Ada sihir?” bisik Tiyem pelan.

Mbok Piyah menghentikan gerak tangannya. Sanah melebar matanya dan menoleh ke arah Tiyem

“Jangan kau teruskan pertanyaan itu, Yem,” katanya tanpa menoleh.

Tiyem menggigit bibir. “Tapi aku ingin tahu Mbok.”

Mbok Piyah menatapnya sekarang, dan untuk pertama kalinya sejak bertahun-tahun, Tiyem terlihat seperti anak kecil lagi.

“Yem, sejak Tuan Menir meninggal tempat ini bukan cuma loji biasa. Loji ini seperti punya nyawa. Nyi Kodasih dan Tuan Menir ada ikatan yang tidak putus meskipun kematian telah menjemput.”

Tiyem menelan ludah, bulu kuduk mulai meremang “Mbok Piyah tidak takut?”

Sanah menggeser tubuh nya, mendekati Mbok Piyah..

Mbok Piyah tidak menjawab, untuk mengusir rasa takutnya dia menumbuk bumbu lebih kuat dan bibir tak putus menggumam doa.

“Aku bingung Mbok, aku takut tapi aku butuh pekerjaan.. Kata Nyi Kodasih aku bisa terus bekerja di sini.“ ucap Tiyem..

“Tapi entah kalau aku sudah bersuami nanti.. aku harus manut apa mau suami..” ucap Tiyem lagi..

“Kalau kamu menikah dengan pegawai loji, kamu bisa seperti aku dan Pak Karto, mengabdi di sini sampai tua..” ucap Mbok Piyah tanpa menoleh.

“Aku mungkin tidak menikah dengan pegawai loji Mbok. Yu Sanah itu yang akan menikah dengan Kang Pardi...” ucap Tiyem sambil menoleh menatap Sanah.

“Apa kamu benar suka Kang Pono, Yem.. hati hati kamu.” Ucap Sanah tanpa menoleh, terus menunduk tangan sibuk membersihkan daun pisang.

Namun belum sempat Tiyem membalas ucapan Sanah. Angin berhembus dari arah pintu dapur, bersamaan itu aroma pekat kemenyan dan bunga empat rupa ikut masuk.

Mereka bertiga langsung terdiam, tak berani menoleh ke arah pintu apalagi berucap. Semua menunduk sibuk dengan pekerjaannya.

Di balik pintu dapur, sosok Kodasih berdiri, tangannya mengepal karena mendengar kalimat yang keluar dari mulut Sanah.

“Tiyem menyukai Kang Pono? Jadi firasat ku tadi siang benar. Kalau Kang Pono membalas perasaan Tiyem. Aku akan kesulitan jika melakukan ritual ke Mbah Ranti..” gumam Kodasih di dalam hati.

Angin malam semakin liar. Pintu dapur berderit halus seolah mengeluh pelan. Pintu itu terbuka lebar. Aroma kemenyan menebal, menusuk sampai ke pangkal hidung.

Kodasih berdiri diam di ambang pintu. Tubuhnya membaur dengan gelap, hanya sorot matanya yang menyala samar, memantul dari cahaya lampu minyak.

Sanah, yang masih memegang daun pisang, perlahan menunduk lebih dalam. Tangannya gemetar, dan napasnya tertahan. Mbok Piyah menghentikan tumbukan bumbu, lalu beringsut mundur, memberi ruang.

Tiyem mencuri pandang ke arah Nyi Kodasih. Wajahnya kaku, bukan karena marah, tapi karena sesuatu yang lebih dalam. Sesuatu yang mengganggu keseimbangan batin perempuan itu.

“Apa yang kamu katakan tadi Nah?” tanya Kodasih sambil menatap tajam Sanah yang masih menunduk..

1
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
aduh ruwet.. 😥 ini baru nayu kudasi kolab sama menil ya blom ketemu sama gusti junjungan nya yg suka pelil 🙄
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ: hhmmm... kemungkinan besar iya 😌😥
total 2 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
kasian tiyem kalau jadi korban 😥
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
wiiih... 😱😱
Arias Binerkah: 😍😍😍😍😍😍
total 3 replies
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
serem banget tapi penasaran 🤭
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
YuniSetyowati 1999
Masih ada manusia yg tinggal saja aura rumah dan kamar2nya sehoror itu apalagi jika di kosongkan.Seandainya Loji itu nyata,pasti serem banget auranya.
YuniSetyowati 1999: Iyo 😅
total 2 replies
YuniSetyowati 1999
Kodasih masih jadi manusia biasa saja sudah serem.Apalagi saat sudah jadi dukun mumpuni.Tumnal orang yang mencintai dengan tulus mungkin tumbal pertama Kodasih jadi agak berat di pikiran tp setelah itu pasti tumbal2 berikutnya akan berjatuhan dengan entengnya.
Ai Emy Ningrum: kopi nya kak 😚☕
total 3 replies
YuniSetyowati 1999
Benar mbok.Ikatan tuan menir dan nyi Kodasih tak kan terputus.Ikatan yang terikat tanpa tali pengikat takkan pernah bisa terputus.Ikatan yg telah mengikat hati tanpa ada hati.Ikatan yang telah mengikat cinta tanpa cinta.Dan ikatan yang telah mengikat jiwa dengan sesuatu yang tak bisa diterima dengan akal sehat.
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
kek nama ratu Belanda istrinya menir
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ: generasi penerus jurig 👻🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️
total 12 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
kek mana bayangan tersenyum..🤔
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 4 replies
💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒
hayoo siapa yg memamgil mu tiyem

nahh dag dig duga lah kau tiyemm
💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒: lha jelas kan dia lagi cinta sm kang pono wkwkwkk
total 2 replies
💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒
waduhh mau ngapain yaa
💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒: bajar bebek enakp tuh mbk ning
total 2 replies
💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒
lhoo aneh kenapa
ada apa ini yaaa
apa yg terjadi coba
💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒
tp 7 hari 7 malem kok udh ada ygbke situ pula apa g gagal yaa
Its just a lunch
ganti cover ya thor...😄💪
Arias Binerkah: diganti Ntoon Kak, cover yang aku buat tak menarik 🙈🙈
total 1 replies
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
serem ya udah meninggal aja masih aja gentayangan 🤭
YuniSetyowati 1999
Tuan Menir pasti tidak mengijinkan.Karena jiwanya sudah terikat di Loji tersebut.
YuniSetyowati 1999
Kidung Asmorodono kidung cinta yang membara.Penafsiran arti kidung Asmorodono tergantung dari yang melantunkan/menyanyikan & yang mendengar.Ada yg menafsirkan perasaan cinta yang membara kepada sang pencipta,ada yang menafsirkan perasaan cintanya yg menyala2 pd lawan jenis.
💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒: yoo wis ok lah kyo ne sak ono wae
total 3 replies
💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒
jangan menatap klo ditatap watu batuke yo jebol too gessss🤣🤣🤣

jangan melihat ke cermin
krn yg ada nnti lihat yg bening2 segwr rekk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!