Tuan Tiada Tanding

Kemudian sumarsono menatap bulan purnama sambil bergumam, "sepertinya aku harus mengundang nona laras dan ki ageng purwanto untuk makan malam bersama dengan Tuan Arjuna..."

***

Singkat cerita malam berlalu dengan sangay cepat, tiba juga di malam yang di afakan makan malam undangan dari sumarsono.

Arjuna dari kalan locari terlihat sudah menggunakan kemeja rapih. Dia mengambil tas kecil dan memngambil beberapa benda yang dia anggap penting. Kemudian Arjuna menuju ke garasinya untuk menuju ke malang kota.

Dengan cepat Arjuna tiba juga di malang kota, lebih tepatnya di jalan merbabu tempat di mana restoran itu berada.

Arjuna memandangi restoran ini dengan ekspresi sedikit kaget, pasalnya ini bukanlah restoran kecil, malahan sebaliknya justru ini adalah restoran yang sangat besar dan terkesan privat.

Ada banyak restoran di dunia ini, ada restoran yang mengutamakan ramainya pengunjung, ada pula restoran yang mengutamakan pengunjung super VVIP.

Resyoean yang mengutamakan pengunjung super VVIP, memang tidak pernah ramai mereka mendapatkan untung dari para pengunjung yang berani bayar mahal untuk mengewa tempat, pelayan, dan makanan kelas dunia yang di tawarkan restoran.

Ketika Arjuna hendak memasuki restoran super mewah ini tiba tiba dia di hentikan oleh seorang satpam, "mphon maaf pak. Sebelumnya apakah anda sudah melakukan reservasi? Sayang sekali restoran ini adalah restoran kelas mewah, apabil seseorang tidak memesan tempat dan tidak membayar di muka maka tidak bisa masuk ke dalam."

"Kalau anda belum melakukan reservasi saya harap anda segera kembali." Ucap satpam itu.

"Waduh..." Arjuna sedikit kaget ketika mendengar hal itu, sebelum Arjuna bisa menjawab ucapan dari satpam itu, tiba tiba manajer yang ada di dalam segera berlari ke arah Arjuna, dengan cepat dia langsung membungkuk dengan hormat.

"Apakah anda adalah Tuan Arjuna?" Tanya manajer itu..

"ah ya! Aku adalah Arjuna, kebetulan aku di undang makan oleh temanku, namanya sumarsono. Kira kira apakah saya boleh masuk?" Tanya Arjuna.

"Tentu saja pak, anda adalah tamu super duper VVIP malam ini, seliruh restoran sudah di pesan hanya untuk anda." Kemudia manajer itu memanggil seorang pelayan yang masih cantik dan muda, "segera antar Tuan Arjuna ke tempatnya."

"Baik Tuan..." ucap pelayan itu dengan patuh, "mari Tuan Arjuna silahkan ikiti saya." Ucap pelayan itu kepada Arjuna.

Dengan cepat Arjuna menganggukan kepalanya dan mengikuti pelayan itu.

Sementara itu manajer hotel langsung memelototi satpam yang sedsng berdirj dengan ketakutan itu, "dasar bodoh! Tuan Sumarsono telah memberikan ciri ciri rinci tentang tamu penting yang akan datang, bagaimana mungkin kamu tidak bisa menghafalnya?" Tanya manajer itu dengan marah.

"Setelah ini kamu ke ruanganku!" Imbuhnya dengan marah.

Sang satpam hanya bisa menunduk lesa mendaoatkan teguran sati manajer hotel

***

Sementara itu pelayan cantik langsung mengantar Arjuna ke tengah tengah restoran.

"Sialan!" Ucap Arjuna yang kaget ketika melihat interior restoran yang sangat mewah.

Ternyata tempat jamuan itu berada di restoran yang terdapat sebuah taman kecil di sampingnya, jadi bisa di katakan semi outdoor.

Arjuna berani bersumpah baru kali ini dia menemukan ruangan semewah ini, "kira kira pak Sumarsono menghabiskan berapa juta hanya untuk menyewa restoran ini?" Tanya Arjuna dalam hatinya.

Ketika Arjuna mendekati meja utama dia menemukan sumarsono tidak sendirian, ada dua orang lainnya yang sedang duduk di sana. Seorang wanita yang berusia sekitar tiga puluh tahunan dan seorang pria paruh baya berwajah cuek berusia sekitar lima puluh tahunan

Ketika Arjuna tiba sumarsono langsung berdiri dengan hormat, "ah Tuan Arjuna akhirnya anda tiba juga. Maaf Tuan Arjuna saya membawa dua orang lainnya, perkenalkan mereka adalah Nona Laras dan Ki Ageng Purwanto." Ucap Sumarsono.

Arjuna menganggukan kepalanya. Begitu kendengar yang makan malam di sini bukan cuma dia dan pak seumarsono, rasa tidak enak di hatinya menjadi sedikit lebih berkurang. Apabila yang di undangn hanya dia maka Arjuna semakin merasa bersalah karena ini sudah termasuk pemborosan, namun apabila ada dua lainnya maka beban tersebut sedikit mereda.

Dengan senyum ramah Arjuna menguulurkan tangannya kepada Laras dan berucap, "perkenalkan, nama saya adalah Arjuna, senang bertemu dengan a--" namun sayang sekali sebelum Atjuna menyelesaikan kalimatnya laras langsung menyela, "sumarsono sebelum ini kamu berucap bahwa akan mengundang pria hebat yang tiada tanding, namun apa? Kamu malah mengundang gembel seperti ini!"

Tidak hanya tidak membalas jabat tangan Arjuna, wanita bernama laras ini juga menatap Arjuna dengan tatapan sinis kemudian mencibir Arjuna.

"Sialan!!" Arjuna menjerit di dalam hatinya, tidak hanya tidak ingin menjabat tangannya wanita ini juga mengucapkan kata kata yang sangat menyakiti hatinya.

Pria gembel? Arjuna langsung memandangi pakaian yang di kenakannya. Ya, mungkin kemejanya bukanlah kemeja mahal dan mewah, namun masih jauh dengan kata gembel.

Arjuna terlihet menghirup nafas dalam dalam, mencoba untuk mengontrol emosinya agar tetap stabil dan tidak mengamuk di sini. Sangat konyol apabila Arjuna memulai keributan di sini sedangkan dia sedang beract-- ahh sedangkan dia adalah tamunya pak sumarsono.

Arjuna kemudian duduk begitu saja tanpa memperdulikan ucapan dari wanita bernama laras ini.

Melihat Arjuna yang duduk dengan ekspresi wajah yang tidak sedap, jelas yang dilematis saat ini adalah sumarsono.

"Nona Laras bukankah anda sendiri yang mengatakan ingin bertemu dengan pak arjuna? Namun mengapa pada ssat ini anda tidak ramah kepada pak Arjuna?" Meskipun pada saat jni sumarsono baru saja menjadi orang yang sangat sakti, namun sumarsono masih mencoba untuk tidak menggunakan kekerasan dan memilih menegur laras.

Tuan Arjuna adalah Tuan Tiada Tanding yang sedang menjalani kehidupan menjadi manusia biasa. Kalau Tuan Arjuna marah ini akan menjadi bencana kepada semua orang yang ada si malang.

"Diam!" Laras langsung membentak Sumarsono.

Mulut sumarsono langsung menutup tanpa bisa dia kontrol, ini adalah salah satu kesaktian dari Laras.

Bisa memaksakan perintah hanya dengan suara. Alhasil pada saat ini sumarsono hanya bisa terdiam.