Kanza Odelia terpaksa meninggalkan kekasihnya Adrian Miguel di altar sebab sehari sebelum pernikahan Kanza kehilangan kesuciannya karena jebakan dari kakak tirinya.
Bukan hanya itu, buah dari jebakan kakak tirinya itu Kanza akhirnya hamil, lalu terusir dari keluarganya sebab telah membuat malu karena hamil di luar nikah.
Kanza kira penderitaannya akan berakhir saat dia keluar dari rumah dan tak berurusan lagi dengan kakak tirinya. Namun sekali lagi Kanza harus berjuang demi bayi yang dia lahirkan yang ternyata tak sempurna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ayahnya
Kanza menatap dengan berbinar layar monitor di depannya. Meski dia tak mengerti dengan apa yang dia lihat, tapi dokter menjelaskan apa saja yang ada disana, hingga senyum haru itu muncul tiba-tiba.
"Usia kandungan 8 minggu, jenis kelamin belum terlihat karena memang belum sempurna. Kamu bisa datang lagi bulan depan untuk memastikannya kesehatannya," ucap sang dokter.
"Di usia berapa aku bisa tahu jenis kelaminnya?" tanya Kanza.
"Sekitar enam belas sampai dua puluh minggu tepatnya delapan minggu lagi. Kau mau mendengar denyut jantungnya?"
Kanza semakin berbinar. "Bisakah?"
"Bisa, tapi mungkin masih lemah karena usia kandungan juga masih muda." Dokter menekan sebuah tombol hingga Kanza bisa mendengar denyut jantung bayinya.
"Ya, Tuhan." Kanza terpesona. Rasa cintanya menjadi semakin besar. Sepertinya keputusannya untuk mempertahankan bayinya adalah keputusan yang benar.
"Kau memiliki keluhan lain? Seperti mual dan muntah?" Kanza menggeleng dengan mendudukan dirinya dan menurunkan pakaiannya kembali.
"Apa itu normal?" tanya Kanza dengan khawatir.
"Bukan masalah, hanya saja sebagian orang memang terkadang mual dan muntah di tri semester pertama." Dokter menatap lembaran pendaftaran Kanza dimana dia mencoret kolom suami atau ayah si bayi. "Mungkin karena dia merasa kasihan padamu."
Kanza mengerutkan keningnya.
Dokter tersenyum. "Aku akan memberikan resep vitamin. Minumlah setiap hari agar bayimu sehat."
"Terimakasih, dokter."
....
"Dimana Daegan?" Seorang wanita mengetuk meja kerja Tarran saat pria itu tengah bekerja.
"Selamat siang, Nyonya Deby." Tarran membungkuk hormat.
"Katakan padanya aku ingin bertemu," ucapnya lagi tanpa peduli sapaan dari Tarran.
"Tuan sedang ada rapat. Anda bisa menunggu di rumah."
Wanita itu mendengus. "Rumah yang mana? Rumahnya atau rumahku?"
Tarran menipiskan bibirnya, sepasang suami istri ini memang tidak tinggal satu rumah. Hal yang tidak lazim sebagai pasangan suami istri.
"Maafkan aku, Nyonya, rapatnya akan lama, anda mungkin akan bosan menunggu." bujuk Tarran.
"Kalau begitu suruh dia berhenti sekarang."
"Tidak bisa Nyonya, Tuan akan marah."
Wanita itu berdecak. "Aku tidak peduli. Katakan padanya untuk menemui aku. Kalau tidak aku akan datang setiap hari kesini." Dengan acuh wanita itu memasuki ruangan Daegan tanpa peduli jika Daegan tidak menyukainya.
.....
Daegan memasuki ruang kerjanya dengan wajah dingin saat tahu dari Tarran jika istrinya menunggunya di dalam. Dia bahkan menghentikan rapatnya karena tak mau wanita ini membuat ulah.
"Mau apa kau kemari?" Daegan meletakkan berkas di tangannya dengan kasar hingga bunyi 'Tak' itu membuat Deby terkejut.
"Apa lagi, tentu saja untuk bicara hal serius denganmu." Meski dalam hati takut, Deby tak bisa menunjukkannya.
"Ayah memintaku untuk memeriksakan diri lagi," ucapnya dengan kesal.
"Sejak awal ini hanya pernikahan bisnis," ucap Daegan dengan tenang. "Aku sudah mengatakan jangan mengharapkan apapun tentang ini, apalagi aku sama sekali tidak tertarik denganmu."
"Kalau begitu katakan pada Ayah, agar tak memintaku memberi laporan kesehatan terus menerus, dia pikir aku mandul?"
Daegan menatap Deby dari atas ke bawah. "Lalu, kenapa tidak katakan jika kau melakukan pencegahan kehamilan?"
"Tentu saja, lagi pula kamu juga tidak akan mau mengakui anak yang bukan milikmu, bukan?"
Daegan mendengus. "Maaf, aku tidak memiliki ketertarikan terhadapmu hingga mau melakukan apa saja untukmu."
Bukannya sakit hati Deby justru terkekeh. "Jadi, berita itu benar?"
Melihat Daegan mengerutkan keningnya Deby kembali melanjutkan. "Berita jika kau tidak tertarik dengan wanita?" tanya Deby dengan menaikan alisnya. "Jika tidak, mana mungkin kau tidak tertarik denganku? Ayolah Daegan, banyak pria yang mengejar dan mendambakan aku."
Daegan tertawa kecil. "Kau merasa kalau kau begitu istimewa?"
"Setidaknya orang normal akan merasa horny saat melihatku." Deby mengibaskan rambutnya.
"Dan itu artinya kau tidak berpengaruh untukku."
"Oh, ya? Bukan karena kau impoten?" Daegan mengepalkan tangannya, namun wajahnya masih nampak tenang.
Deby mendekat lalu mengusap dada Daegan. "Ayo buktikan kalau kau tidak lemah." Bibir Deby tersenyum saat wajahnya dia dekatkan pada Daegan. Tangannya mulai merambat untuk menyentuh pilar pria itu, namun dia berhenti saat tak mendapat reaksi apapun.
"Apa yang akan kau lakukan saat aku bahkan tidak menegang saat melihatmu?" Senyum Deby menghilang. "Bahkan meskipun aku ingin aku lebih memilih wanita lain. Meskipun kau memasukan obat perangsang di minumanku."
Mengingat itu Deby menjadi marah. Membayangkan jika Daegan justru menghabiskan malam dengan wanita lain membuat kemarahan Deby memuncak. "Sialan! Dengan siapa kau melakukannya malam itu?"
"Coba tebak, wanita seperti apa yang membuatku tertarik?" Deby memundurkan tubuhnya dengan kesal. "Terima nasibmu, Deby. Kau tidak menarik di mataku. Jadi, jangan buang waktumu dengan hal-hal yang tidak berguna. Nikmati waktumu sebagai istriku sebelum kontrak kita berakhir."
Setelah itu Deby pergi dengan menghentakkan kakinya dengan kesal.
Setelah melihat pintu tertutup keras, Daegan mendudukan dirinya dengan kesal, lalu menekan tombol interkom untuk memanggil Tarran.
"Saya datang, Tuan." Tak menunggu lama Tarran muncul setelah menerima panggilannya.
"Sudah ada kabar dari gadis dua bulan lalu?" tanya Daegan.
Tarran menunduk. "Maaf Tuan, karena rekaman CCTV telah di hapus sangat sulit untuk mencarinya, apalagi anda tidak mengatakan ciri-ciri apapun tentang gadis itu."
"Sialan! Berapa banyak obat yang dia berikan, sampai aku tidak sadar dengan siapa aku melakukannya!" Daegan berucap dengan marah mengingat apa yang Deby lakukan malam itu. Wanita itu mencampur minumannya dengan obat perangsang untuk menjebaknya.
Dan sialnya dia tak menemukan apapun saat bangun kecuali darah di sprei yang menandakan jika gadis yang dia tiduri masih perawan.
Daegan bukan pria yang mudah bergairah dengan setiap wanita, hingga dia pun terkejut saat menemukan dia menghabiskan malam panas dengan seorang gadis. Entah berapa kali dia melakukannya dengan gadis itu. Yang pasti dia menemukan cairan percintaannya bahkan tercecer dan mengering di sprei yang bercambur bercak darah. Menandakan jika gairahnya tidak padam semalaman.
Ah, satu lagi yang mampu membuatnya bergairah hanya dengan melihatnya. Kanza ... sayang gadis itu tengah hamil. Jika tidak, mungkin dia akan menjadikannya teman tidur. Tentu saja teman tidur, lalu Apa?
Menikah?
Tidak! Yang pantas menjadi istrinya hanyalah gadis itu, gadis yang dia nikmati untuk pertama kalinya. Entah bagaimana nasib gadis itu sekarang setelah kemurniannya dia renggut.
Daegan menghela nafasnya saat kepalanya berputar sekitar Kanza dan gadis malam itu.
"Bagaimana dengan Kanza?" tanya Daegan. Dan saat nama Kanza dia sebut, muncul perasaan menggebu seolah dia bisa melihatnya dan berdiri di depannya, yang sialnya pilarnya dengan perlahan menegang.
"Nona Kanza pagi ini memeriksa kehamilannya, Tuan." Rey menyerahkan ponselnya dimana terdapat foto- foto gadis itu tengah memasuki sebuah klinik.
Daegan menatapnya sesaat. "Hentikan pengawasannya. Fokus pada pencarian gadis dua bulan lalu saja."
"Bagaimana dengan Tuan Adrian, Tuan."
"Sepertinya hubungan mereka sudah benar-benar berakhir. Abaikan saja!"
....
Sebenarnya semalam udah selesai ngetik pas mau review ulang kepala sakit banget, jadinya aku tidur aja😅
Kasih tahu kalau ada typo ya, maklum lagi sehat aja suka ada aja yang salah, apalagi lagi nyut-nyutan nih kepala 😁
berantem2 yg manis..🤭
semangat💪🏻
makin seru aja bikin penasaran kelanjutanya🥰