NovelToon NovelToon
INDIGO

INDIGO

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Mata Batin / Hantu / Tumbal
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Lia Ap

Nadia ayu, seorang gadis yang bisa melihat 'mereka'

mereka yang biasa kalian sebut hantu, setan, jin, mahluk halus atau lain sebagai nya.


suara dari mereka, sentuhan bahkan hembusan nafas mereka, bisa di rasakan dengan jelas. Sejak mengalami kecelakaan itu, mengubah cara pandangannya terhadap dunia..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lia Ap, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Resi

Lorong demi lorong rak buku ku telusuri untuk mencari pencerahan tentang skripsi. Kepalaku rasanya seperti akan meledak memikirkan materi untuk skripsi

Sepotong sandwich dari kak Joan sudah raib ku makan sembari memilih buku. Ya, aku dan kak Joan berangkat bersama pagi ini karena kelas kami di pagi hari

Sekarang kak Joan masih ada kelas, jadi ku putuskan pergi ke sini untuk melihat lihat buku referensi.

Tak hanya aku, beberapa siswi juga mondar mandir memilih buku, salah satunya adalah Resi. Dia berdiri tak jauh dariku sembari menatapku, sebenarnya aku sudah sadar di perhatikan oleh nya.

Kami cukup akrab jika di kelas. Tak lama dia berjalan ke arahku

"Nad" panggilnya. Aku menoleh lalu tersenyum

"Kenapa?"

"eum.. katanya lo indigo ya" ucapnya tiba-tiba. Aku diam menatap ke arah buku buku di rak sampingku

"Eh jangan salah paham dulu, gue denger dari temen temen katanya lo itu indigo. Gue mau minta tolong sama lo" lanjutnya lagi. Kini ku tatap dia

"Minta tolong apa?" Tanyaku

"eum.. gini nad, papah gue akhir akhir ini

sakit, tapi waktu gue bawa ke dokter gak ada penyakit apapun" air muka Resi terlihat putus asa. Ia menundukkan kepalanya membuatku merasa iba

"Gue mau minta tolong, katanya anak indigo itu bisa liat hal gaib kan" aku mulai paham dengan arah pembicaraan

"Lo mau gue liat papah lo?" Ucapku to the poin

"Iya. Ya walaupun orangtua gue skeptis sama hal hal gaib. Tapi gue enggak, gue yakin ada yang gak beres sama papah gue" Resi menatapku dalam. Aku bimbang sebenarnya, sama sekali tidak punya pengalaman untuk hal seperti itu, selama ini hanya sebatas bisa melihat mereka

"eum... Nanti gue kabarin aja ya" ucapku ragu. Bukan tidak mau menolong tapi aku butuh saran dari ustad Yusuf beliau lebih tau tentang hal seperti itu kan

Resi mengangguk, ia tersenyum penuh harap

"Gue tunggu nad, lo telpon gue aja. Nanti gue Sherlock" setelah itu Resi pergi meninggalkan ku

Ting...

Handphone ku bergetar, ku ambil dari dalam tas. Kak Joan mengajak ku bertemu di kantin fakultas kedokteran katanya wita dan gilang sudah berada di sana.

~oke, aku masih di perpus kak~ balas ku

Belum juga kaki ku beranjak suara benda jatuh terdengar dari arah rak paling belakang. Tempat berkas para alumni kampus

Aku berjalan perlahan mencari sumber suara, hingga mataku menatap map berwarna biru yang lumayan berdebu jatuh di lantai. Hanya ada beberapa kertas di dalamnya, ku buka sampai lembaran terakhir

Detik itu juga mataku membulat, para foto alumni mahasiswa terpampang di kertas itu. Wajah dosen dan beberapa mahasiswa sama seperti sosok sosok mengenaskan yang ku lihat beberapa bulan lalu.

Belum sadar dari rasa syok ku. Tiba tiba badanku kaku, bau gosong tercium dari arah belakang bersama hawa dingin. Bulu kuduk ku merinding seketika

Kepalaku menoleh, mereka sudah berdiri di belakang ku raut wajah menyeramkan tapi juga menyedihkan bisa ku rasa. Hatiku rasanya sakit melihat keadaan mereka. Dosen itu menatapku dengan tatapan kosong

Sebuah memori masa lalu terlintas di penglihatan ku, bagai potongan film hitam putih jaman dulu, adegan demi adegan ku lihat. Ternyata dulu mereka adalah para mahasiswa yang hendak melakukan study tour ke salah satu perusahaan ternama.

Tapi takdir berkata lain, saat di jalan bus yang mereka naiki mengalami kendala rem blong. Menyebab kan bus itu menabrak truk tangki pertamina dan

BOMM...!!

Api melahap seluruh badan bus, teriakan pilu mereka memecah telinga, tangisan meraung bagai nyanyian terakhir. Tak terasa air mataku luruh, aku menangis tersedu-sedu melihat potongan memori itu. Dadaku rasanya sesak sekali . Sebuah judul tertera di halaman depan map

ALUMNI 2010 FAKULTAS BISNIS EKONOMI

Sudah 8 tahun yang lalu

"Hey Nad, kamu kenapa?" Nada panik ku dengar dari orang di depanku. Aku mendongak ternyata kak joan, kedua tangannya menangkup wajahku dan mengusap air mataku

"Ada apa?" Tanya nya

Sosok mereka sudah menghilang. Aku menggeleng menenangkan diri. Ku taruh kembali map itu di rak tak lupa ku baca beberapa doa untuk mereka agar tenang disana.

"Maaf kak, aku gak papa kok" lirih ku

"Kamu ada masalah? Kalau iya bisa cerita sama kakak. Siapa tau kakak bisa bantu" jawab kak Joan. Aku tersenyum menatapnya

"Gak ada kak" ucapku meyakinkan nya. Lalu tangan kak joan menggandeng ku, kami berjalan menuju kantin fakultas nya. Jujur hatiku jadi gugup kalau kontak fisik dengannya

Duh, jadi bapeurr hehe...

∆∆∆

"Wih gandengan aja kaya truk" celetuk Gilang saat kami tiba di kantin

"Bau bau official ya kan yang" wita mengompori, ku lempar tisu yang ada di meja padanya

"Berisik"

Aku duduk di depan mereka, kak joan masuk ke kantin membeli es teh lalu tak lama kembali dan memberikannya padaku. Aku mulai menceritakan tentang Resi yang memintaku datang pada mereka

.

"Boleh sih Nad, kalau lo sanggup, jangan maksain diri" saran Gilang

"Kita pergi ke sana bareng bareng aja. Gue khawatir sama lo" ujar wita di setujui gilang dan kak Joan

Segera ku telpon ustad Yusuf, beliau menyarankan ku membawa air doa. Dua botol aqua sudah ku siapkan, ku telpon Resi lalu dia mengirim Sherlock pada handphone ku. Jam menunjukkan pukul 2 siang, Kami bersiap pergi

Sekitar 40 menit kami tiba di depan rumah modern lantai dua. Resi berdiri di depan gerbang saat kami tiba, mobil kami memasuki area rumah lalu kami turun. Mataku menatap ke jendela balkon yang tertutup tirai tipis, sesosok bayangan hitam mengintip dari celah jendela

Aku menggumamkan doa doa untuk memagari diri kami. Ku usap tangan mereka satu persatu termasuk Resi juga. Dia hendak bertanya tapi wita segera memberinya isyarat untuk diam.

"Ayo masuk, papah di ruang tv" ajak Resi. Kami masuk ke dalam, Resi memperkenalkan kami sebagai teman satu kampusnya saja. Mengingat orangtua nya skeptis dengan hal hal gaib

Ku lihat papah Resi yang duduk di seberang ku. Aku memejamkan mata lalu membaca beberapa doa yang ustad Yusuf ajarkan, saat ku buka mata kembali, potongan memori muncul di penglihatan ku

Papah Resi di sebuah hutan dengan alat alat berat yang membabat habis pohon di hutan. Hingga tak sengaja beliau menebang pohon tempat sosok mahluk halus tinggal

Sosok itu menatap tajam papah Resi dan langsung menerjang tubuhnya hingga papah Resi tersungkur dan mengalami sakit sampai sekarang

"Nadia, Nad.." panggil wita. Aku tersentak lalu membuka mata, mereka semua menatapku cemas

"Nak Nadia, ada apa?" Tanya mamah Resi

"Gak papa tante" aku tersenyum sungkan

Sosok itu memiliki tinggi hampir 4 meter dengan tubuh kurus bak tengkorak. Bahkan kepalanya menembus sampai ke lantai dua hingga aku hanya bisa melihat bagian kaki nya yang kering bak ranting pohon dengan kuku tajam

Ku raih hp ku lalu mengirim pesan pada Resi. Dia melihatnya lalu menatapku

.

"Oh iya nad, katanya kamu mau pinjem buku ya. Ada di kamar, yuk kita ke kamar sebentar" Resi menggandeng tanganku, kami menuju kamarnya. Ku ceritakan semua yang ku lihat padanya

"Jadi mahluk itu ada disini, nad?" Raut wajah Resi mulai ketakutan

"eum, kalo boleh gue mau ke kamar papah lo" ucapku, Resi mengangguk lalu kami masuk ke kamar orangtua nya.

Hawa negatif terasa pekat di sekeliling ku. Kini aku bisa melihat wajah sosok itu, benar dugaannya ku wajahnya seperti tengkorak dengan mata merah dan taring bak jenglot.

Ku tatap tajam, dia menggeram tak terima.

~Tempat mu bukan disini~ lantang ku dalam hati

~DIA MERUSAK RUMAH KU~ suara serak terdengar dari sosok itu

~Pergi atau ku musnahkan!~

~AKU TIDAK AKAN PERGI~

Sosok itu berteriak pada ku, ku rapal kan ayat pemusnah lalu mencipratkan air doa yang ku bawa ke sekeliling kamar. Sosok itu menggeram kepanasan. Tangannya mencoba meraih ku, spontan ku siram dengan air doa

Perlahan sosok itu menguap menjadi kepulan asap hitam. Semilir angin sejuk menerpa wajah ku. Aku lalu memagari rumah Resi

"Udah pergi" ucapku. Helaan nafas lega bisa ku dengar dari nya

"Ini air doa masih sisa satu botol, kasih ini ke papah lo" ku berikan botol itu padanya

"Makasih ya, Nad. Kalau gak ada lo, gue gak tau lagi"

"Sama-sama, rajin rajin ngaji aja. Biar sejuk hawanya" Resi mengangguk lalu kami turun ke bawah

Aku duduk di samping kak Joan yang menatapku khawatir. Ku senyumi saja. Ternyata papah Resi seorang pekerja tambang, dia di beri tugas untuk proyek baru ke Kalimantan beberapa bulan ini

Kami larut dalam obrolan hingga adzan magrib berkumandang. Setelah berjamaah bersama di rumahnya, ku lihat wajah papah Resi yang lebih segar. Setelah itu, kami pamit pulang

Kak Joan mengantar gilang dan wita ke rumah masing masing lalu mengantar ku.

"Jangan begadang ya neng" aku tertawa mendengar logat bicaranya.

"Siap mas bule" gurau ku lalu aku masuk ke dalam

1
Afiq Danial Mohamad Azmir
Wahhh!!
Alexander
Nggak kebayang ada kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!