NovelToon NovelToon
MARTA BAKRUN

MARTA BAKRUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Matabatin / Berbaikan / Menantu Pria/matrilokal / Cinta Beda Dunia / Cinta Murni
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Artisapic

Seorang pemuda berasal dari golongan menengah berharap mendapakan jodoh anak orang kaya. Dengan perjuangan yang keras akhirnya menikah juga. Menjadi menantu orang kaya, dia begitu hidup dalam kesusahan. Setelah memiliki anak, dia diusir dan akhirnya merantau. Jadilah seorang pengusaha sukses.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artisapic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB V CINTA ITU PESONA

     Melihat Bakrun terbujur di kasur, hati Neli menjadi risau dan gelisah, apalagi kejadiannya begitu mendadak di depan mata. Sambil mengambil tempat duduk di samping Ibu Sukesih Ibunya Bakrun, Neli berkata ;

    " Maaf ya Bu, mungkin semua ini gara-gara saya Bu, mungkin Kang Bakrun kelelahan Bu," kata Neli sambil mencium tangan Ibu Sukesih.

     " Nggak apa Nak, jangan jadi urusan serius, kalau karena tugas dari kamu sih nggak mungkin, soalnya itu kerjaan ringan, nggak apa," jawab Ibu Sukesih dengan sabar.

    Hingga beberapa saat waktu berlalu, menjelang waktu Isya, tubuh Bakrun mulai bergerak, dan ia minta minum kepada Ibunya.

    " Bu....Ibu....minum Bu....", kata Bakrun dengan lirih.

    Dengan telaten Ibu Sukesih memberi minum kepada Bakrun. Walau kedua matanya masih terpejam, tapi Bakrun bisa untuk memegang gelas. Setelah dikasi minum, sedikit demi sedikit Bakrun membuka matanya. Merasa iba atas diri Bakrun, Neli yang masih duduk di situ menyapanya.

    " Kakang cepat sembuh ya, maaf Kang, mungkin saya salah Kang, sekali lagi saya minta maaf," seloroh Neli yang merasa menyesal.

     " Ng...nggak apa Nel, nggak apa, jangan kawatir nggak apa....", jawab Bakrun.

    " Apa lelah atau capek si Nak," sambung Ibu Sukesih.

    " Nggak Bu, cuma sedikit pusing saja," jawab Bakrun lirih.

    " Ya sudah, berhubung sudah malam, sebaiknya Neli pulang saja dulu, kasihan orang tuamu nanti mencarinya, bukan Ibu mengusir ya Nak," kata Ibu Sukesih kepada Neli.

    " Iya Bu, maaf ya semuanya, Neli mau pulang dulu," jawab Neli sekalian berpamitan.

    Saat bersalaman dengan Neli, hati Bakrun begitu bahagia, wajahnya ceria seperti melihat sebuah kebahagiaan. Sementara itu, Neli di antar Ibu Sukesih hingga depan rumah. Kebetulan ada Pak Darma lewat, akhirnya Neli diantarkan pulang oleh Pak Darma, tetangga sebelah rumah Bakrun.

    Sementara itu di pos ronda sedang nongkrong Heru, Lukman dan Dakir. Mereka bertiga mendengar kabar bahwa Bakrun sakit mendadak. Akhirnya ketiganya beranjak ke rumah Bakrun. Butuh beberapa menit saja, mereka sudah sampai di rumah Bakrun. Setelah memberi salam dan dipersilahkan masuk, ketiganya segera mengambil tempat duduk. Kebetulan Bakrun sedang di ruang TV.

    " Wah....bos kita sakit rupanya, sakit apa Run ?" tanya Dakir.

    " Sudah lah Run, nggak usah mikirin mbok Surmi, udah tua nggak usah dipikirin," kelakar Heru.

    " Iya lah, sudah peot begitu malah dipikirin," sambung Lukman.

    Bakrun hanya diam sekali-kali melirik ketiga sahabat yang konyol itu. Ibu Sukesih membawa beberapa kue dan teh manis buat teman-teman anaknya itu. Sambil menikmati hidangan, ketiga teman Bakrun selalu memberi semangat.

" Sudah lah Run, kalau memang kamu lagi mencintai seseorang, terima dengan tabah keputusan dia, toh masih ada janda-janda lapuk di kampung kita, lumayan kan, ibarat kamu pelihara sesuatu, kapan-kapan juga panen, iya kan Kir," celoteh Luman.

" Hush, sembarangan, Bakrun itu bukan sakit karena cewek tahu, tapi karena ingin mendaki iya kan Run ?" samber Heru.

" Eh......, saya sakit karena mikirin kalian, yang suka mengambil mangga tetangga, hanya saja yang punya belum tahu saja," celoteh Bakrun sambil melempar bungkus lemper kepada Heru.

Suasana di rumah Bakrun tak terasa menjelang tengah malam, mereka masih dalam kondisi berkelakar adatnya anak muda. Mereka No Miras atau No Narkoba. Semua masih punya Iman dan takut akan dosa.

Setelah terasa sudah lama di rumah Bakrun, akhirnya mereka berpamitan, sementara Ibu Sukesih masih menata barang dagangannya buat besok. Ketiga teman Bakrun keluar dari rumah itu, mereka berjalan sambil berkelakar.

" Dasar Dakir dadakan mikir, kalau ngomong asal nyangkol, bikin perut mulas tahu," seloroh Heru.

" Lagian si Bakrun tuh, sakit dipelihara, memang aneh, sakit apa dia," celoteh Lukman.

" Memang kalau sakit itu ada jadwalnya begitu," hardik Dakir.

Ketiga teman Bakrun akhirnya menuju ke rumah masing-masing, mereka begitu peduli sesama teman.

Pagi harinya, Bakrun sedang duduk di kursi teras rumah, tubuhnya sedikit agak lumayan sehat. Dia memandang ke arah jalan dimana Neli biasanya lewat. Tapi kali ini apa yang dia tunggu ternyata tidak kunjung datang. Akhirnya Bakrun masuk ke rumah dan mengambil cangkir untuk wadah kopi hitam, dan dia membuatnya sendiri, lalu mengambil kue di dalam lemari makanan di dapur. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.

Setelah dibuka pintu itu, muncul sosok Neli bersama Ibunya, Ibu Lia. Mereka membawa bungkusan kotak dan satu kantong kresek. Bakrun mempersilahkan mereka masuk. Neli mengambil tempat duduk di sisi jendela, sementara Ibu Lia di sisi tembok.

" Bagaimana keadaanmu Kang," tanya Neli sambil membuka bungkusan kotak.

" Alhamdulillah , semakin membaik Nel, Ibu sehat Bu," jawab Bakrun sambil menyapa ibu Lia.

" Sehat Run, katanya sakit, tanya ibu Lia , " sakit apa Run ?" kata ibu Lia.

" Nggak apa Bu, cuma sedikit pusing, mungkin kurang tidur Bu," kata Bakrun.

" Bukan ya Run, semalam itu Neli cerita panjang lebar sama Ibu, sampai kamu itu jatuh pingsan, jadi ibu pengen ke sini, lihat kamu, soalnya ibu paham Run, paham banget begitu kamu dengar Neli mau dijodohkan, eh.....malah kamu pingsan, kenapa ?" kata ibu Lia sambil mengusap-usap rambut Bakrun.

" Nggak Bu, bukan begitu awalnya," kata Bakrun sambil menutupinya.

" Ibu paham Run, kamu yang tenang ya, itu cuma rencana Bapaknya Neli saja, soalnya Neli juga nggak mau tuh dijodohkan, ya Nel ", sentil Ibu Lia.

Neli hanya tersipu malu, sementara hati Bakrun menjadi berdebar-debar, pucuk di cinta ulampun tiba, pikirnya. Sambil menikmati hidangan seadanya, mereka saling bercengkrama dan membahas masalah lain. Sementara Ibu Lia memahami perasaan Bakrun kepada anaknya itu. Apalagi Bakrun itu punya skill di atas rata-rata temannya. Hingga jelang tengah hari, barulah Ibu Lia dan Neli berpamitan. Mereka keluar dari rumah itu sambil mengendarai sepeda motor .

" Habis Dhuhur nanti , ibu mau ke rumah ibu Lia ya Run, soalnya beliau titip sayuran buat besok," kata ibu Sukesih.

" Iya Bu, jangan lupa sampaikan terima kasih ya Bu," kata Bakrun.

Siang itu Bakrun sedang di belakang rumah, memberi makan ayam juga menyapu daun-daun yang jatuh akibat sudah tua, dengan kondisi lebih sehat, pekerjaan itu dirasakan sudah seperti biasa. Lalu setelah semua bersih, Bakrun duduk sambil minum kopi, tiba-tiba terdengar suara, " dugh", mata Bakrun melihat ke arah suara tadi. Ia mengira suara mangga jatuh, nggak tahunya batu , menggelinding ke arahnya. Dari balik pagar bambu muncul Heru sama Hadi sambil tertawa, yang lebih lucu si Hadi, soalnya dia bibirnya sumbing.

" Hango boh, ngangain nih," tanya Hadi sambil melihat Bakrun kaget.

" Biasa bro, melepas lelah, darimana kalian ?" tanya Bakrun.

" Nggak kemana-mana cuma mau lihat kondisimu saja Run", jawab Heru.

" Inya, atanya cait luh Lun, cait aha, maca hitu aja cait, ceat nga, hiang aing ahi ama hica, nga," kata Hadi yang sumbing itu.

" Lucu ", kata mereka.

1
ghost face
nih saya panggilin bombe
ArtisaPic: wow....makasih ya
total 1 replies
Ceyra Heelshire
bikin novel baru lagi pak?
Oksy_K
aku kira mobil elf itu peri/Facepalm/
ArtisaPic: iy....mumpung lg liburan
total 1 replies
mhmmdrzcky
Karena aku suka banget ceritanya kayaknya mau aku habisin sekarang/Drool/ Btw mampir juga kak ke cerita aku judulnya Ensiklopedia Sunyi Yang Tak Pernah Dibaca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!