NovelToon NovelToon
The World With My Soul

The World With My Soul

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Duniahiburan / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Model / Transmigrasi
Popularitas:417
Nilai: 5
Nama Author: FiaNur

<<<Sinopsis

Bagaimana jika seorang model yang di idolakan semua orang tiba tiba kehilangan jiwa nya Dan di gantikan oleh jiwa yang berbeda ?

Akan kah jiwa sang model itu kembali atau malah sebaliknya?

Yuk baca selengkapnya 💐❤️

cerita ini berdasarkan halu dan imajinasi author semata tidak menyinggung pihak mana pun dan maaf kalo ada salah kata 💋💐

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FiaNur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

part 6

...•HAPPY READING•...

...💐💐💐...

"Hello, why are you calling me? I am busy, call me later."

"Kumohon, sempatkan waktumu sebentar dan berhentilah bersikap asing pada kakak."

Ternyata yang menelfon nya adalah sang kakak, Kim Aletta Grizella.

"Aidan sibuk."

"Dengarkan kakak, hanya 5 menit," Aletta masih meminta waktu Aidan.

"Hm." Cih, sok dingin lo Aidan.

"Bianca di rumah sakit, k_"

"Aidan tau. Lagian hanya tertimpa beberapa alat, tidak mungkin membuat si manja itu harus merepotkan ku bolak-balik, kan?" Dengan cetus Aidan mengatakan itu.

"Hufft~." Aletta yang masih sabar menghadapi adik nya ini hanya bisa menghela nafas panjang.

"Bianca amnesia, kakak harap kamu bisa pulang da_"

Bianca masih mencoba menjelaskan keadaan adik bungsunya.

"Lain kali. Saat ini Aidan sibuk."

"Sampai kapan kamu sibuk? Sudah bertahun-tahun kamu mengatakan itu. Kakak lelah melihat keluarga kita terpecah belah seperti ini."

"Sudah 5 menit."

"Kau tidak ada bedanya dengan Papa. Kau tau Mama meminta mu menjaga Bianca, kan? Ta_"

Sebelum menyelesaikan perkataan, Aletta sudah di matikan duluan sama Aidan.

"Maaf, Kak. Gue udah terlanjur marah sama Bianca." Aidan nggak mungkin marah sampai tidak mau menyempatkan waktunya untuk menjenguk sang adik hanya gara-gara hal sepele seperti tidak diberitahu soal pernikahan nya, kan?

---

Flashback: 4 tahun lalu, tepat dua tahun Mama Bianca meninggal.

Di mansion yang begitu besar namun hanya dihuni 3 kakak beradik.

"Mau ke mana memakai dress merah merona seperti itu, Cil?" Aidan yang menggoda adik nya yang baru turun dari tangga memakai dress merah yang selutut.

"Pemotretan, sekalian m_"

"Kamu ingat ini hari apa, kan?"

"Hm, tapi aku ada jadwal."

"Dek, harusnya kamu cuti aja dulu. Biar hanya setengah hari, untuk menyempatkan waktu ke makam Mama," Aletta menyela perkataan Bianca.

"Iya, Cil, kamu harusnya ambil cuti aja."

"Lain kali. Bianca harus pergi, udah dijemput. Bye!" Bianca yang hendak pergi ditahan oleh Aidan.

"Pacar tua mu lagi yang menjemput mu?" Seperti kakak normal yang mengkhawatirkan pergaulan adik nya, apalagi pacar sang adik yang hampir umur 30 tahun, sedangkan Bianca baru berumur 18 tahun, tentu membuat Aidan dan Aletta takut adik nya salah jalan.

"Hm. Kenapa, Bang Ai mau ceramah lagi? Sorry, Bang, lain kali. Bianca buru-buru, ada pemotretan pagi dan acara keluarga nya pacar aku."

"Segitunya om-om itu menguasai mu? Kamu lebih memilih acara keluarga nya daripada ke makam Mama?"

"Kalian aja. Lagian biar Bianca ke sana, Mama juga nggak bakal bangun."

Mendengar itu membuat kedua hati sang kakak sakit. Kenapa tidak? Adik yang dulu mengurung diri selama beberapa bulan karena kepergian sang Mama, dan kali ini begitu acuh tak acuh?

"Tapi d_"

"Udah lah, Kak. Bianca sibuk, nggak ada waktu hanya untuk menangisi liang tanah itu!!"

Aletta yang masih berusaha membujuk malah mendapat bentakan sang adik.

"Bianca, jaga nada bicara mu!!" Aidan yang kesal juga membentak. Bianca, mendengar bentakan itu, tak membuat takut atau mengurungkan niatnya untuk pergi. Bianca malah pergi dengan acuh tak acuh.

"Ber_"

"Aidan, tenang." Aletta masih berusaha tersenyum menenangkan Aidan.

"Tapi Kak, dia udah—"

"Sst, biarkan dia pergi. Bianca masih muda, dia masih belum mengerti." Sepertinya Aletta sangat memerankan sosok ibu untuk kedua adik nya.

"Tapi nanti dia kenapa-napa sama om-om itu." Sekesal-kesalnya Aidan, dia tetap sangat mengkhawatirkan adik kesayangannya itu.

"Papa selalu mengawasi kita bertiga dengan bodyguard secara diam-diam. Jadi tenang, Bianca dilindungi."

"Tetap aja, Aidan khawatir sama Bianca."

"Udah, kita harus ke makam Mama, kan? Ayo pergi. Sebentar lagi siang kamu ada pertemuan untuk tandatangan kontrak film luar itu, kan? Ayo, nanti kamu tidak keburu." Aletta berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Hanya sebuah kontrak, tidak lebih penting daripada berziarah ke Mama." Sungguh, ucapan yang berbanding balik dengan Bianca tadi.

"Jangan seperti itu, ayo. Nanti Kakak temani, deh."

"Kakak memang paling mengerti ku."

Tak perlu banyak omong lagi, mereka berdua pergi menuju pemakaman.

---

Skip malam hari. Mereka para model dan artis memiliki acara penghargaan yang wajib dihadiri. Bukan hanya model, CEO, desainer, manajer dan beberapa pihak yang bersangkutan juga ikut.

Sekarang jam 7 malam. Tamu mulai berdatangan dan wartawan sudah menyiapkan kamera nya untuk menjemput tamu-tamu yang datang.

Tiba saatnya Grizella bersaudara datang, yakni Aidan dan Aletta. Untuk Bianca? Dia datang bersama pacarnya yang menjadi manajernya.

Aidan dan Bianca datang dengan mobil yang berbeda karena mereka menggunakan mobil perusahaan yang mengontrak mereka, dan mereka dari perusahaan yang berbeda.

Walau mereka tidak satu mobil, mereka tidak menjadikan itu penghalang untuk tidak bersama.

Aidan turun dari mobilnya dan pergi ke sisi lain mobil yang ditumpangi Aletta. Tujuannya untuk masuk bersama.

Aidan layaknya seorang pangeran yang menjemput tuan putrinya, memegang tangan Aletta keluar dari pintu mobil. Lalu mereka bergandengan masuk ke gedung itu melewati red carpet yang sepanjang jalannya dipenuhi wartawan.

Mereka berjalan masuk dengan senyum manis dan elegan ke kamera. Belum sampai masuk ke pintu gedung, semua orang di sana dihebohkan dengan kedatangan model muda yang mengenakan pakaian yang bisa terbilang tidak cocok dengan usianya.

B_Bianca... Apa yang dia pakai?

Apa dia benar-benar ini menjadi simpanan om-om dengan pakaian kurang bahan itu?

Batin kedua kakaknya itu terkejut melihat pakaian sang adik. Kenapa tidak? Dress yang dipakai adalah dress dewasa yang dibawah lutut di bagian depan, dan di belakang terhiasi kain yang terukir bunga sakura yang cukup panjang sampai menyentuh lantai. Namun kedua sisi sampingnya terbelah sampai atas lutut, bahkan sebagian pahanya kelihatan. Dan bukan hanya itu, bagian atasnya yang tidak memakai lengan dan sangat terbuka sampai memperlihatkan belahan dadanya, disertai dengan make up yang cukup tebal.

Aidan dan Aletta dibuat terkejut lagi karena pacar adiknya, atau yang dikenal orang sebagai Tuan Lee, sebagai manajer Bianca, ada di samping dan menggandeng tangan Bianca.

"Kak, aku harus memberi pelajaran ke om-om itu." Kesabaran Aidan mulai habis melihat sang adik dan pacarnya itu.

"Sst, perhatikan ekspresi mu. Jangan sampai kamera menyoroti kita. Ayo masuk, nanti di mansion kita bicarakan baik-baik." Aletta mulai berjalan masuk sambil tersenyum.

---

Di dalam ruangan itu sudah ada meja dengan nama masing-masing pemiliknya. Di sana, semua itu diatur secara acak. Mereka hanya mendapatkan nomor meja tanpa tahu siapa yang duduk bersama mereka.

"Kamu pergi lah ke meja mu, kakak juga harus ke sana."

"Kenapa kita tidak semeja aja sih, Kak?"

"Kakak tidak tahu, tapi kamu patuh lah. Kendalikan ekspresi mu, ingat malam ini malam penting buat mu."

Mereka berpencar ke meja masing-masing, diikuti dengan manajer masing-masing yang sejak tadi ikut di belakang mereka. Secara tidak sengaja atau mungkin memang takdir, Aidan semeja dengan sang adik bungsu beserta om-omnya.

Damn! Kenapa harus sama mereka?

"Bagaimana perasaan mu, Baby?"

Baby? Panggilan macam apa itu?

"Pelankan suaramu, Tuan Lee, nanti ada yang dengar."

"Tidak akan, Baby. Mereka semua jauh dari meja kita."

"Tapi di depan kita..."

"Sst, itu kakak kedua mu. Dia sudah tahu kan hubungan kita? Dia pasti tidak keberatan dengan kedekatan kita."

"Benar, kan Tuan Muda Grizella?" Dengan senyum yang manis menatap ke Aidan.

"Iya, adik. Jangan sungkan-sungkan, kalian mengobrol aja."

Senyum apa itu? Menjijikan sekali.

"Sudah dengar kan, Baby?"

"Baiklah, Tuan Lee."

"Mau dihukum, Baby?"

"Maaf, D_ady. Aku belum terbiasa ada orang lain di antara kita." Dengan senyum yang sangat indah Bianca pancarkan untuk sang kekasihnya itu.

Aidan yang tersenyum menatap pasangan itu yang sedang melanturkan kata-kata cinta, namun di dalam batinnya mengumpat sejadi-jadinya.

Apa katanya? Dady? Yang benar saja... Ini semua memuakkan.

"Dady mengerti, Baby." Tangan Tuan Lee mulai liar memegang—

---

•TBC•

Jangan lupa like, komen, vote, dan subscribe 💐💐💞❣️

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!