NovelToon NovelToon
Sistem Suara Hati Yang Rusak

Sistem Suara Hati Yang Rusak

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Sistem / Time Travel / Romansa / Masuk ke dalam novel / Reinkarnasi / Tamat
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: putee

elara adalah seorang "pengganggu" yang tiba-tiba terlempar ke dalam dunia novel fantasi dan dipaksa oleh sebuah entitas kejam bernama Sistem 'Eros' untuk menyelesaikan Misi Utama: Merebut hati Pangeran Rayden, Pemeran Utama Pria yang terkenal dingin dan misterius. Kegagalan berarti kehancuran total.

Berbekal panduan misi yang kaku dan serangkaian taktik romantis klise, Elara memulai penyerbuannya. Namun, sejak pertemuan pertama, System 'Eros' mengalami bug besar: Pangeran Rayden kini dapat mendengar setiap pikiran, komentar sinis, rencana kotor, dan bahkan sumpah serapah Elara yang tersembunyi jauh di dalam hatinya.

Tiba-tiba, setiap pujian yang Elara lontarkan terdengar palsu karena Rayden mendengarnya menambahkan, "Semoga dia tersedak tehnya," dalam hati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23: Kunjungan Keluarga dan Bukti Kejujuran

Kunjungan Baron dan Baroness Kaelin, orang tua Elara, ke Kastil Astrea adalah peristiwa yang sangat dinanti. Mereka tiba dengan kereta yang elegan, disiapkan oleh Istana, dan disambut dengan upacara yang sesuai untuk orang tua Permaisuri.

[Poin Cinta: 100%. Status: Stabil Permanen. Tugas: Menormalisasi interaksi mental di depan keluarga. Jaga agar mereka tidak berpikir Elara dan Rayden gila.]

Baron Kaelin, seorang pria yang serius dan logis, dan Baroness Kaelin, yang fokus pada detail sosial, tampak kewalahan oleh kemewahan kastil.

"Elara, Nak! Permaisuri!" seru Baroness Kaelin, memeluk putrinya dengan erat. "Gaunmu tidak ketat! Syukurlah! Tapi apakah korsetnya nyaman?"

Rayden, Raja yang baru dinobatkan, menyambut mereka dengan hangat. "Baron Kaelin, Baroness. Selamat datang. Kami sangat senang Anda datang."

Saat mereka duduk untuk minum teh di ruang tamu pribadi, ketegangan terasa. Baron Kaelin mengamati Rayden dengan tatapan tajam, mencoba mencari tahu bagaimana putrinya yang biasa-biasa saja tiba-tiba menjadi otak di balik pertahanan kerajaan.

"Yang Mulia Raja," kata Baron Kaelin, langsung ke intinya. "Kami sangat bangga dengan Elara. Tapi saya harus jujur—kami bingung. Bagaimana Anda tahu tentang plot Duke Veridian? Dan bagaimana 'naluri' Elara bisa begitu tepat?"

Elara langsung tegang. "Oh, Tuhan. Dia akan menginterogasiku. Nasi Hangat! Nasi Hangat! Jangan terpikirkan kata 'bug' atau 'Sistem'! Pikirkan saja kue yang enak di meja itu. Ya, kue itu terlihat sangat manis."

Rayden tersenyum misterius. Dia mengambil sepotong kue dan menyerahkannya kepada Elara. "Elara, coba kue ini. Aku tahu kau berpikir kue ini sangat manis dan kau harus mencobanya."

Elara mengambil kue itu, matanya melebar karena terkejut. "Terima kasih, Rayden. Ya, aku memang berpikir begitu."

Baron Kaelin mengerutkan kening. "Yang Mulia, apakah Anda... membaca pikiran istri Anda?"

Rayden tertawa pelan. "Hampir, Baron. Kami hanya memiliki koneksi yang sangat mendalam dan unik. Kami saling mengenal luar dalam."

Baron Kaelin bersikeras. "Tapi 'naluri' Elara... Kami tahu dia tidak pernah memiliki bakat strategi seperti itu. Itu tidak masuk akal secara logis."

Elara mengirimkan pikiran yang tulus kepada Rayden: "Rayden, tunjukkan pada mereka. Tunjukkan bahwa ini adalah kejujuran, bukan sihir atau kegilaan. Tanyakan pada Ayah tentang masalah peternakan tua yang mengganggunya."

Rayden mengalihkan fokusnya ke Baron Kaelin. "Baron, saya yakin Anda tidak datang hanya untuk bertanya tentang pertahanan kastil. Ada masalah yang lebih pribadi, yang mengganggu Anda. Ini tentang peternakan kuda Anda di Selatan. Anda khawatir tentang dana perbaikan yang hilang, bukan?"

Wajah Baron Kaelin memucat. Masalah peternakan itu adalah rahasia keluarga yang tidak pernah dia ceritakan kepada siapa pun di luar rumah.

"Bagaimana... bagaimana Anda tahu itu, Yang Mulia?" tanya Baron Kaelin, terkejut.

Rayden menatap Elara dengan tatapan penuh cinta dan pemahaman. "Saya tahu, Baron, karena Permaisuri saya khawatir tentang Anda. Dia memikirkan masalah Anda dan secara tidak sengaja membaginya dengan saya. Itulah bug kami, Baron. Kami tidak bisa berbohong satu sama lain, bahkan jika kami mencoba."

Elara kemudian menambahkan secara lisan, "Ayah, ini adalah kejujuran yang dipaksakan. Ini membuat hubungan kami aneh, tetapi juga sangat nyata. Rayden tidak hanya mendengarkan perkataanku; dia mendengarkan hatiku."

Baron Kaelin terdiam lama, memproses informasi yang tidak masuk akal itu. Dia melihat ketulusan mutlak di mata Rayden, dan kelegaan di mata putrinya.

"Jadi, Anda menikah dengan seorang pria yang mengetahui setiap rahasia Anda... bahkan yang belum Anda ketahui," kata Baron Kaelin, menggelengkan kepala.

"Dan itu menyelamatkan kerajaan, Ayah," jawab Elara dengan nada lembut.

Baroness Kaelin, yang selama ini diam, tiba-tiba tersenyum. "Jadi, Anda tahu betapa pentingnya korset yang nyaman? Itu bagus! Dan Anda tahu bahwa suami saya berpikir jubahnya perlu diperbaiki, Yang Mulia?"

Rayden tersenyum. "Saya tahu segalanya, Baroness. Dan ya, jubah Baron perlu diperbaiki. Dan korset Elara telah dilonggarkan."

Kekakuan di ruangan itu mencair, digantikan oleh penerimaan yang canggung. Keluarga Elara tidak mengerti, tetapi mereka melihat buktinya: Rayden dan Elara saling mencintai dengan cara yang paling jujur, dan itu berhasil.

Di penghujung kunjungan, Baron Kaelin menarik Elara ke samping. "Elara, jaga dirimu. Dan gunakan 'naluri' itu dengan bijak. Itu adalah hadiah yang aneh, Nak. Pastikan kau juga mendengarkan pikiran Rayden."

"Saya mendengarkannya, Ayah," jawab Elara, tertawa.

Malam itu, Rayden dan Elara berbaring di tempat tidur mereka. Padi Hangat I tidur di kaki mereka.

"Mereka percaya pada kita," kata Elara, bersandar pada Rayden.

"Mereka percaya pada kejujuran, Elara. Dan mereka tahu, kau tidak akan pernah bisa memanggilku dengan julukan konyol lagi," balas Rayden, mencium dahinya.

"Tentu saja aku masih bisa memanggilmu julukan konyol! Pangeran Bebek Emas yang Sombong! Sekarang tidur!"

Rayden tertawa, memeluk Elara lebih erat. "Tidurlah, Permaisuri Bebek Emas. Dan jangan biarkan aku mendengar rencana lain untuk membeli topi untuk Padi Hangat."

1
aku
sistem koplak, ngasih info nya lambat 🤣🤣🤣 udh malu bgt itu 🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!