NovelToon NovelToon
Asisten CEO Ditubuh Menantu Lemah

Asisten CEO Ditubuh Menantu Lemah

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Putri asli/palsu
Popularitas:17.7k
Nilai: 5
Nama Author: To Raja

Mantan Asisten CEO yang meninggal tiba-tiba bangun di tubuh menantu lemah dan mengetahui semua rahasia kelam keluarga besar Aruna.

Dia yang dibunuh oleh CEO Aruna group akhirnya memutuskan untuk memulai pembalasan dendamnya.

Dimulai dengan misi mengambil kembali posisi putri tunggal keluarga Jayata dan menyingkirkan putri palsu yang licik.

Apakah dia berhasil, atau justru berakhir mati untuk yang ke_2 kalinya?

Yuk,, baca...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. Telepon dari Clara

Setelah meninggalkan Rumah Sakit, Hani menghampiri sang suami yang masih begitu sibuk membahas dekorasi restoran barunya dengan seorang perempuan yang ditugaskan Hani menjadi asisten suaminya. 

Begitu melihat suaminya yang tampak serius bekerja, Hani tersenyum menikmati ketampanan Rizki yang sepenuhnya telah terpancar keluar. 

Yang membuat Hani mengerutkan keningnya saat ia melihat asisten yang ia siapkan untuk sang suami terlihat memiliki gelagat yang aneh, sesekali tersenyum mencuri pandang pada Rizki yang fokus melihat katalog furniture restoran.

"Perempuan itu...." Hani yang dulunya pernah menghadapi perempuan seperti itu kini langsung mengerti, jadi Hani melangkah mendekati dua orang yang sibuk berbicara. 

"Sayang," kata Hani memanggil Rizki.

"Lho, sayang," Rizki terkejut dengan kemunculan tiba-tiba istrinya, dia yang sedang duduk langsung berdiri "kau sudah kembali," kata Rizki penuh semangat mengelus kepala Hani. 

"Aku lapar, belum makan" ucap Hani. 

"Istriku lapar, tunggu sebentar, aku akan memasak untukmu," ucap Rizki bersemangat hendak berbalik menuju ke dapur saat perempuan yang menjadi asistennya tiba-tiba saja menghentikan langkahnya saat berbicara. 

"Kak Rizki, aku juga sedikit lapar, bolehkah aku memesan mie yang Kita makan berdua tadi siang?" Ucap Dila dengan suara yang begitu manis dan tatapan yang sangat lembut seperti anak kucing yang merayu seorang manusia untuk menjadikannya sebagai peliharaan. 

"Aku akan membuatnya," kata Rizki berbalik menatap Hani," Kalau istriku mengizinkannya," ucap Rizki. 

Hani tersenyum, "buatlah, aku juga mau makan mie yang sama dengan yang kalian nikmati berdua tadi siang," tegas Hani memberi penekanan pada kata berdua yang ia ucapkan. 

"Ok sayang," ucap Rizki yang kurang peka langsung berbalik ke dapur.

Dila kembali duduk di kursinya, ia merapikan dokumen-dokumen yang berserakan di atas meja.

Hani yang melihatnya pun ikut duduk di hadapan Dila, diam-diam mengawasi gerak-gerik perempuan di hadapannya yang tampak berada dalam suasana hati yang begitu baik, senyuman tak pernah luntur dari wajah Dila. 

"Bukankah Rizki sangat tampan?" Ucap Hani dengan mata terus memperhatikan Dila yang masih sibuk mengatur dokumen di atas meja. 

Secara tidak sadar, Dila yang sibuk pun menganggukkan kepalanya, "ya, sangat tampan." Ucap Dila dengan senyuman di wajah Dila menjadi lebih lebar. 

"Dia juga sangat baik," ucap Hani kembali dijawab anggukan Dila, namun pada saat itu Dila menyadari sesuatu sehingga dia yang sedang merapikan dokumen akhirnya menghentikan gerakannya dan menatap Hani dengan wajah yang tegang. 

Hani melebarkan senyumannya, "kau benar, semua perempuan berpikir seperti itu tentang suamiku, tapi aku tidak menyukai mereka yang terlalu berlebihan dan terang-terangan menginginkan sesuatu yang bukan milik mereka. Jadi sekarang juga bereskan barang-barangmu dan keluar dari sini!" Perintah Hani ditutup ekspresi wajah yang begitu dingin membuat Dila merasa merinding dengan pembawaan perempuan di hadapannya. 

"A.. a... Anda memecat saya?" Tanya Dila terkejut, padahal sebelum-sebelumnya Hani tidak terlihat seperti orang yang bertemperamen buruk, tapi ternyata....

"Kau menebak dengan benar!" Tegas Hani berdiri lalu meninggalkan dia sambil melirik ke asistennya agar sang asisten mengurus Dila dengan baik. 

Sang asisten menganggukkan kepalanya dan segera menghampiri Dila yang sedang terpaku menatap kepergian Hani. Air mata Dila mengalir di pipi mulusnya saat perasaannya berkecamuk penuh emosi. 

Sementara Hani yang pergi, ia ke dapur menghampiri sang suami dan duduk di kursi sambil memperhatikan Rizki yang sibuk di dapur. 

'Hani beruntung sekali memiliki dia sebagai suaminya, tapi sekarang keberuntungan itu telah menjadi milikku,' ucap Hani pada dirinya sendiri, merasa begitu senang. 

Setelah selesai makan malam bersama Rizki, Hani mengajak suaminya pulang, Tetapi Rizki masih ingin mengecek sesuatu di lantai 3 jadi Hani membiarkan rezeki pergi sendirian ke lantai 3, sedangkan Dia mendapat laporan dari asistennya. 

"Tuan presdir Jayata menghubungi dan meminta untuk bertemu, dia bahkan membiarkan Nyonya menentukan waktu dan tempatnya," kata Sang asisten. 

"Katakan padanya bahwa aku sibuk, jadwalkan pertemuan di minggu depan," kata Hani dengan tenang, ia tidak ingin terlihat seperti benar-benar ingin masuk ke keluarga Jayata sehingga harus mengulur sedikit waktu. 

"Baik, lalu perwakilan keluarga Aruna juga menghubungi, mereka meminta bertemu membahas masalah tuntutan dan video yang sedang viral. Sepertinya mereka kesulitan menutupi berita yang kita angkat," ucap sang asisten tersenyum puas, sebelumnya dia cemas tentang Hani yang memilih menuntut keluarga Aruna, tetapi sekarang sepertinya posisi mereka jauh di atas keluarga itu. 

"Mereka tidak akan bisa menanganinya dengan mudah. Katakan pada mereka bahwa kita tidak akan mencabut tuntutan atau menekan video yang beredar sampai Delita dan menantunya meminta maaf secara terbuka," kata Hani. 

"Baik," jawab sang asisten bersamaan dengan teleponnya yang berdering. 

Drring... Dring.... Drring.....

Vina langsung memeriksa ponselnya dan mendapati sebuah nomor pemanggil yang tidak dikenal, meski tidak mengenali pemanggil itu, tetapi sang asisten tetap bersikap profesional dengan mengangkat panggilan teleponnya, "Dengan Vina a..."

"Berikan ponselnya pada Hani, aku tahu dia ada di dekatmu!" Teriak perempuan dari seberang telepon memotong ucapan Vina. 

"Siapa ini?" Kata Vina masih berusaha untuk bersifat tenang meski rasa kesalnya sudah mulai tumbuh. 

"Tidak usah banyak bicara, cepat berikan ponselnya pada Hani!" Teriak perempuan dari seberang telepon membuat Vina menatap Hani dengan ekspresi memohon. 

"Berikan padaku," ucap Hani menerima telepon itu dari sang asisten. 

"Siapa kau?" Tanya Hani dengan nada suara yang ketus, Tentu saja tidak senang dengan tingkah tidak sopan perempuan itu. 

"Jangan banyak bertanya! Sekarang juga lakukan klarifikasi atas video yang beredar, katakan bahwa itu hanya kesalahpahaman dan minta maaflah secara terbuka!" Teriak perempuan dari seberang telepon dengan penuh emosi yang mana suaranya dikenali Hani sebagai suara milik Clara. 

Hal itu membuat Hani tersenyum, dia senang bahwa tempramen Clara masih sama seperti dulu, selalu meledak-ledak setiap menghadapi masalah. 

Dulunya, dia sebagai asisten Hardi bertugas untuk menenangkan Clara, tetapi sekarang sepertinya asisten baru Hardi tidak terlalu baik dalam menangani masalah sampai-sampai babi liar ini lepas kendali. 

"Ah,,, kenapa aku harus melakukannya? Bukankah sebelumnya kalian begitu sombong--"

"Sialan! Kukatakan padamu ya, kalau kau tidak merilis permintaan maaf sampai tengah malam ini, maka besok pagi jangan salahkan aku jika janda bernama Dinda yang mensponsori mu itu akan langsung bangkrut tanpa memiliki sepeserpun harta!" Teriak perempuan dari seberang telepon. 

"Ha ha.... Kalau begitu lakukan saja," kata Hani menekan tombol reject pada ponselnya dan masuk ke kontak memblokir nomor telepon milik Clara. 

"Dia mencari masalah dengan orang yang salah," kata Hani dengan nada suara mengejek. 

"Nyonya mengenal perempuan tidak sopan itu?" Tanya Vina. 

"Itu Clara, menantu keluarga Aruna," jawab Hani dengan tenang. 

"Ah,,, perempuan itu. Saya pikir citranya benar-benar sesuai dengan yang diberitakan di internet, tapi ternyata,,, aku tidak bisa membayangkan Bagaimana anak-anak yang ia sponsori itu,, jangan-jangan semuanya harus menghadapi tempramen buruk perempuan itu," ucap Vina sambil menggelengkan kepalanya. 

"Mereka semua berakhir di ruang mayat," ucap Hani dengan Vina mengejutkan Vina. 

"Bagaimana Nyonya tahu?" Tanya Vina. 

"Aku sangat tahu," jawab Hani. 

1
Pandagabut🐼
hahaha... saatnya pecundang bertemu pecundang,
Lyvia
mati dpenjara kau cucu angkat yg serakah
Arbaati
like sdh, tip sdh, vote juga sdh, lanjuuut Thor....
Lyvia
Xan tertipu tunggu giliran Xan bedua yg akan dbunuh
Tiara Bella
sherina bukannya ibunya Rizki ya ko ini kynya salah sebut nama deh Delia kali bukan sherina
Pandagabut🐼
gila nih...
Lyvia
karma kadang datangnya lebih cepat dr yg qt kira, dulu kau perlakukan keluarga hani seperti sampah, n sekarang giliranmu dhajar suamimu clara
Pandagabut🐼
keren mbak hani....
Lyvia
🔥🔥🔥🔥🔥 menyala hani 😀😀😀😀
Lyvia
lagi thor 😃
Arbaati
makin seru...lanjut thor
Lyvia
baru permulaan ni tunggu keseruan dr mereka berdua
Pandagabut🐼
shik shak Shok...
Arbaati
pantesan...gila....
lanjut Thor....
Lyvia
namanya juga orang gila ya pikirannya bgtu, suwun upnya thor, matrehat
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 di luar ekspektasi ya Mak 🤣🤣🤣🤣🤣
Lyvia
lanjut thor
Nay
👍👍👍👍
Pandagabut🐼
sepertinya dalam paragraf ini, berdasarkan pengalaman othor /Chuckle/
vj'z tri
author terbaikk 🫰🫰🫰🫰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!